Bab 1 (prolog)

9 2 0
                                    


Cip-cip

Bogor, 07 :13 WIB.

Tepat di sebuah perumahan indah puncak Bogor. Terdengar jelas suara kicauan burung bersahutan di pagi hari, yah, kicauan nya memberikan semangat pagi untuk seorang wanita yang masih tertidur bergelut dengan selimut tebalnya.

Hari yang cerah, bukan? Hari yang cerah adalah hari yang ceria untuk memulai sebuah cerita.

Di ranjang yang empuk, dengan guling serta selimut yang tebal, tubuh mungil itu masih enggan keluar dari zona kenyamanan nya. Ia perlahan membuka sedikit selimut dari wajahnya. Mata itu berkedip dengan jelas kilau cahaya saat mentari telah menyinari wajahnya.

'Pip-pip'

Terdengar suara dering ponsel yang cukup nyaring yang membangunkan nya dari sebuah mimpi indahn bersama sang Idol yakni, Seok Jin.

Ahh, menyebalkan!

Gadis itu mendesis kesal menatap layar ponsel yang kini menggangu tidurnya.

''Iya ...," ujarnya dengan sedikit decak kesal keluar dari bibir mungilnya.

"Selamat pagi, kami dari pihak Bighit Entertaiment, apa benar anda yang bernama Rachel Shoo, dari Indonesia?"

Mata Rachel terbuka dan menatap layar ponselnya lekat. "Iya, saya Rachel Shoo," sahutnya sedikit gugup.

"Selamat, anda sudah memenangkan undian yang berhadiahkan liburan bersama Bangtan Sonyeondan selama libur musim panas di Korea Selatan. Dari tanggal 14 Juli 2015 hingga 29 Agustus 2015.''

"Ey! Aku tidak akan tertipu kali ini, Ester jangan bercanda memang aku percaya dengan lelucon bodohmu itu, oh!" jawabnya menyentak. Tangan nya kembali mengucek matanya yang masih tertutup rapat. Sesekali menguap dengan tangan yang masih mengangtung memegang ponselnya.

"Maaf ini bukan penipuan! Jika anda mengira kami menipu, silahkan anda bisa cek di twitter resmi Bighit atau media sosial lain nya. Pada tanggal 14 Juli travel kami akan menjemput ketempat anda. Jangan lupa membawa kupon anda sebagai tanda bukti."

"Benarkah?" mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Iya."

Oh, apa aku mimpi, bisakah kamu cubit aku! Oahh sakit!

"Benarkah, ahh, iya terimakasih." Rachel bersorak gembira saat ia mendapatkan hadiah yang tidak terduga.

Setalah menutup telephon, kesadaran Rachel mulai stabil, dia segera melihat sosial media resmi Bighit tentang kebenaran berita yang ia dengar beberapa detik lalu.

Apa benar iya aku menang undian?

Setelah ia baca lebih detail, suara teriakan mengelegar hingga menguncang laut samudra. Kyaa! teriak Rachel dengan keras. Ketukan pintu kamar begitu keras membuat Rachel tersadar dari kesenangan nya.

"Rachel? Kamu nggak papah?"

"Iya mah ada apa?" Dia berlari membuka pintu kamar, "hehe, ada apa mah?" tanya Rachel menyembunyikan kebahagiaan dengan baik.

"Kamu kenapa tadi teriak-teriak gitu?"

"Hehe, mamah ...." Dia tersenyum dan bergelayut di pundak ibunya seperti koala pada batang pohon. Rachel memantapkan antensinya menyentuh serta mengayunkan tangan ibunya dengan manja.

Wanita paruh baya ini tersenyum dan melirik curiga, "Apa, ahh mama tau mau minta duit, kan?"

''Bukan." elaknya menggeleng cepat. Senyum Rachel terus di lerlihatkan menimbulkan kecurigaan dari ibunya.

"Terus ada apa? Mamah tau, kalau kamu udah kaya gini pasti ada maunya, iya kan?" tebaknya menyelidik.

"Hehe, Mah, inget nggak sepatu yang aku beli, itu loh." memainkan kedua alisnya sembari menuding sepatu di kamarnya.

"Iya terus, Kenapa emangnya?"

"Kan aku beli itu supaya aku dapet kertas undian, iyakan?"

"Ohh, terus?"

"Terus ... aku menang deh! yeah," teriaknya penuh semangat. Peluk, cium hingga semua tubuh wanita di depan nya sempoyongan karena kebahagiaan Rachel yang mebeludak.

"Udah, udah, udah. Nah, karena kamu menang hadiah apa yang kamu dapat?" tanya Ibu Rachel dengan menduil ujung hidung anaknya.

"Aku, dapet tiket liburan di Korea." Rachel lagi-lagi berteriak girang memeluk ibunya. Kebahagiaan itu terlihat begitu terpancar dari raut wajah cantik Rachel.

"Seneng banget keliatannya?"

"Jelas dong mah, nih aku itu bakal liburan sama BTS!" cuitnya penuh api membara.

"Oh, berapa orang yang akan berlibur kesana?"

"Satu orang lah Mamah. Mamah tau karena apa?"

"Karena? Mereka nggak ada duit lagi!"

"Ye, enak ajah. Bukan itu!"

"Terus? Padahal tiket serta hotel di sana menurut Mamah nggak terlalu mahal, bisalah buat bayar 3 atau 4 orang pemenang," katanya merendahkan.

"Lah, yah gak bisa dong mah. Alasan kenapa pemenangnya cuma satu, karena mereka Idol. Nggak bisa kalau banyak orang, apa lagi merema itu keche, ganteng, kiyowo ahh... apa lagi si tampan Seok Jin," jabarnya dengan suara Alay plus cepreng, "nah selama libur musim panas, aku akan di temani sama mereka," lanjutnya tersenyum dengan mata yang penuh binar kebahagiaan.

"Kalau begitu, kamu nggak boleh pergi!"

"Hah, kenapa?" tanya Rachel mengerutkan dahinya. Raut wajah yang tadinya berbinar, kini sinarnya telah meredup tertelan awan hitam.

Larangan itu terucap begitu tegas keluar dati mulutnya, tentu saja itu meruntuhkan harapan serta kebahagiaan yang sudah terbangun megah dan kokoh dalam hati Rachel.

"Kenapa? Cuma dua bulan kok, Mah. Pleas, ini kesempatan terlangka. Bahkan mungkin, hadiah ini nggak bakal ada lagi. Pleas, Mah." rengeknya memohon dengan airmata yang hendak jatuh dari pelupuk matanya.

"Ah, Mamah lebih nggak setuju, apa lagi ini dua bulan sayang. Kamu itu anak gadis loh! Satu-satunya lagi," katanya sewot.

"Aku udah gede, Mah. Umurku udah 16 tahun, masa masih di kurung ajah sih?" tampisnya merengut.

"Mamah bilang gak yah egak!" amuknya. Terlihat jelas piket face dengan mata tajam membuat siapa saja takut untuk melihatnya.

"Mah!" ujarnya terhenti saat ibunya berpaling meninggalkannya begitu saja.

Kenapa begini?

Rachel menagis saat ibunya pergi tanpa mendengar tangisnya dan rengekan memohon darinya.

"Kenapa gak boleh?" isaknya memeluk boneka kesayangan nya. Rachel mendumal meratapi sikap ibunya yang terlalu overprotek terhadap kehidupan pribadinya.

Menyebalkan!

First Wediing BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang