Prolog

268 25 4
                                    

Bukan hanya mata yang selalu terpaku, Chuuya mengakui hatinya telah direbut tanpa kata-kata oleh pemuda itu. Surai coklat, seperti kopi yang permukaannya beputar pada tiap malam Chuuya lembur. Kadangkala melihat ia tersenyum dari kejauhan, Chuuya penasaran apa sebab bibirnya juga menarik garis yang sama.

Namanya Dazai osamu, berada di kelas yang berbeda dengan Chuuya. Namun mereka berada  dalam klub musik yang sama.  Dazai adalah pianis, sedangkan Chuuya adalah violinisnya tapi mereka tidak pernah bermain bersama.

Entah sejak kapan perasaan ini menjadi cinta diam. Sebuah pandangan yang tertunduk tiap papasan, atau sebuah hening sebab keduanya canggung untuk percakapan.

Chuuya benar-benar tidak menyangka, satu hari di musim panas, pria itu mengajaknya ke festival kembang api. Dengan sebuah ajakan kaku, "Chuuya, apa kau ada janji lain saat malam  festival? "

Chuuya menaikkan satu alisnya, "tidak, ada apa?"

Dazai bergumam panjang, menggaruk kepalanya sebagai refleks rasa canggung, "sebenarnya, aku ingin mengajakmu ke festival. Kalo tidak keberatan , maukah kau pergi bersamaku? "

Chuuya merasakan tabuhan gendang  berpacu di dada. Entah semerah apa pipinya karena sangat bahagia saat itu, ia sampai tidak sadar telah memberi respon konyol dengan semangat, "oh tidak! Aku sengang !!! Aku sangat sengang!!! Aku tidak keberatan! Sama sekali!"

Dazai terdiam meliatnya, chuuya berkedip menutup harga dirinya yang tercemar kebodohan. Tapi setelah pemuda brunette itu tersenyum, chuuya kembali merona kagum "aku tunggu di dekat jembatan jam 7 ya?"

Tentu saja chuuya kegirangan. Ia pulang dengan kacau dan memminta kakaknya agar memberi saran pakaiannya. Memaang chuuya adalah pria, dan menurutnya, dia tidak cocok dengan kimono namun sayang, sang kakak malah mendandaninya dengan sebuah kimono biru. Diukir dengan benang-benang yang membentuk bunga bakung. Rambutnya dikucir dengan simpul rumit, lalu dipasang jepit semangi kecil yang mencolok diantara latar jingga.

"Kenapa aku pakai ini ?!!"

Chuuya berteriak horor karena kakaknya ingin menorehkan pelembab di bibirnya.

"Kau mau bertemu dengan seorang pria kan?"

"Y-yaa.... Tapi masa harus pakai ini?!! Aku kan tidak jadi keren!"

Wanita pemilik rambut merah jambu tersenyum "tapi kaujadi cantik. Percaya padaku, dia akan tergila-gila sampai tidak bisa melupakan sosok mu".

"Anee-san...." chuuya hanya pasrah ketika bibirnya dijamah pelembab. Memang, terkadang kakaknya ini suka jahil dan memakaikannnya pakaian wanita. Bahkan kostum anime atau semacamnya, hanya kimono dan gaun lolita lah yang selalu dipakainya, Bila mereka ada pesta. Chuuya hanya mengenakan jas dan pakaian maskulin ketika pertemuan resmi keluarga. Selain itu, adalah rahasia dia dan kakaknya seorang.

Tapi sekarang, rahasia itu akan dibagi ke orang yang mati- matian chuuya taksir mulai masuk SMA.
Chuuya percaya  penampilan sebagai seorang feminin sempurna,  tapi lain hal jika ditunjukkan pada seorang seperti dazai. Yah, chuuya tidak tau pasti bagaimana pendapat pria itu tentang istilah bishonen.

Chuuya dipaksa memakai geta, lagi- lagi oleh kakaknya.

Bunyi kayu yang berdentang tiap tapaknya memancing orang-orang, ada yang bersiul, ada yang mengabaikan. Chuuya berterimakasih pada yang abai.

Jembatan berada sepuluh menit dari rumah chuuya. Ia berdiri disana dan menanti. Pukul tujuh kurang 15 menit, netranya menangkap sosok jangkung bersurai coklat. Meliat kesana kemari seperti mencari sesuatu. Jangan katakan  kalau dia tidak sadar kalau yang ia cari, yaitu Nakahara chuuya yang berseberangan dengannya.

When I Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang