- Thirty Four -

935 144 6
                                    

PAPA

.

McM

.

AUTHOR'S SIDE

.

.

.

Hendery baru saja bangun dari tidurnya. Merasakan lapar, putra semata wayang Johnny dan Ten itu keluar mencari makan.

"Papa!" Hendery menuruni tangga, berjalan ke arah dapur yang kosong.

"Kemana semua makhluk di rumah ini?" Hendery membuka lemari pendingin, mengambil susu kotak yang hanya miliknya di rumah ini.

"Di mana Papa? Apa menjemput Daddy?" Hendery terus melangkah, mendekati ruang kerja dua ayahnya yang berhadapan.

Pintu ruang kerja Johnny masih tertutup rapat. "Daddy belum pulang." Beralih pada ruang kerja Ten, pintu yang terbuka.

Hendery bermaksud untuk meminta makan pada sang Papa, namun tertahan saat mendengar pembicaraan ayah kandungnya tersebut.

"Ya, bu. Hendery kembali menjadi peringkat pertama. Nilainya pun semakin membaik. Aku sedang mempersiapkan portofolionya untuk masuk kedokteran SNU."

Hendery menganggukan kepala, mengerti jika Ten hanya mengabari ibunya di Thailand.

"Ibu berjanji padaku, jika Hendery dapat menjadi mahasiswa kedokteran SNU, ibu pasti akan mengakui putraku sebagai cucu ibu?"

Tubuh Hendery menegang.

"Aku menjamin semuanya, bu. Hendery akan masuk kedokteran SNU. Ibu hanya perlu menepati janji ibu untuk mengakui darah dagingku sebagai cucumu."

Hendery memilih duduk di samping pintu.

"SUDAH BERAPA KALI AKU MENGATAKAN PADA IBU. PUTRAKU BUKAN AIB KELUARGA!"

Hendery terlalu lama tak mendengar teriakan marah sang ayah. Hendery memeluk lututnya. Menunduk, mengubur kepala dengan bahu yang mulai bergetar. Remaja itu menangis.

"Ibu tak perlu beralasan lagi. Saat Hendery diterima sebagai mahasiswa kedokteran SNU, aku akan membawa Hendery bertemu ibu saat itu juga. Hanya putraku yang bisa ibu banggakan dibanding cucu lainnya!"

Hendery menutup telinganya. Menyadari, jika selama ini Hendery merasa menjadi pion persaiangan di keluarga Ten.

.

.

.

A/n :

 Nahloh. Jejen lelah, Ryry mulai stress. Ini cogan kenapa minta dipeluk semua, eh.

Oia, buat kemarin ada nama dek Yejinya. Tenang, Dek Yeji hanya pintu masuk konflik. Konflik utama cerita ini tetep Doten yang kemusuhan pake anak-anak mereka.

Aku bukan author yang hilang konflik, jangan takut ada straight. Karena gak aku palang pake taggar "Straight" kan? aku bukan author panjat dengan taggar.

PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang