Bab 29

739 94 0
                                    

Tapi orang yang ditemui oleh Yoona sore itu bukanlah Park Hyungsik atau pria lainnya. Melainkan Kim Jiwon.

Jiwon merasa jengah duduk berhadap-hadapan dengan Yoona di sebuah kafe bergaya barat itu. Sebenarnya ia tak pernah lagi memiliki niat untuk berjumpa dengan Yoona, tapi tadi gadis itu memohon agar bisa menemuinya. Dan Jiwon merasa tak tega mendengarnya.

"Apa yang kau inginkan dariku, Yoona ssi?" Jiwon tak mau menatap wajah Yoona. Wanita itu adalah penyebab betapa hancur hatinya selama ini. Jiwon berharap ia tak pernah mengenal Yoona. Ia berharap Taehyung tak pernah bertemu dengan Yoona.

"Jiwon ssi, kumohon... Jangan menyerah terhadap Taehyung." Yoona mendecah menatap Jiwon dengan sorot mata memelas. "Aku berharap kau bisa membawa Taehyung pulang dan mengakhiri perseteruannya dengan kakeknya...."

Jiwon menoleh Yoona dengan tersinggung. "Apa kau sedang mengejekku karena telah kalah darimu dan kehilangan Taehyung?"

Yoona cepat-cepat menggeleng, "tidak, kau salah paham." Ia menyentuh tangan Jiwon, namun perempuan itu segera menarik tangannya.

Yoona menundukkan kepala. "Maafkan aku..., kau pasti sangat terluka...."

"Oh, kau sama sekali tak tahu bagaimana perasaanku."

"Aku memohon dengan sangat padamu, jangan kau tinggalkan Taehyung. Dia memang sangat keras kepala, namun hatinya begitu lembut. Dia pasti akan menurut padamu...."

"Permainan apa yang tengah kau mainkan, Yoona? Aku tak punya waktu untuk berurusan dengan keegoisan dan omong kosongmu ini." Jiwon menghentak berdiri untuk meninggalkan kafe itu, namun Yoona spontan memegangi tangannya.

"Aku takut tak bisa bersama-sama dengan Taehyung lebih lama lagi... Dan satu-satunya orang yang kutahu pasti akan merawat Taehyung hanyalah dirimu."

Jiwon menatap Yoona bingung. "Kenapa kau mengatakan ini semua padaku? Apa kau sudah tak mencintai Taehyung lagi? Ataukah kau sudah bosan dengannya?"

Yoona tersenyum getir, "aku tak mungkin mencintai lelaki lain selain Taehyung...."

Jiwon berdiri diam.

"Jiwon ssi, kau tak bisa mencintai seseorang jika kau tak memiliki sebuah hati, bukan?"

Jiwon sama sekali tak mengerti ocehan Yoona dan mengapa gadis itu terlihat sangat merana hari itu.

"Aku telah menyerahkan satu-satunya hati yang kumiliki kepada Taehyung. Dan hanya dialah yang menggenggam erat jantungku. Itulah sebabnya aku takkan bisa mencintai lelaki lain selain dirinya."

"Yoona ssi, apa terjadi sesuatu pada kalian? Kau bersikap sangat aneh sekali."

Yoona melepaskan pegangan tangannya pada Jiwon dan tersenyum muram, "tidak, tak ada yang terjadi. Aku hanya ingin kau menjaga dan merawat Taehyung."


......................................................................



Yoona berjalan dengan lebih cepat. Ia harus sudah berada di SNSD Coffee Shop sebelum Taehyung kembali dari supermarket. Namun sebelum ia sempat masuk ke dalam kedai, ia mendapati Gong Yoo sudah menunggunya tak jauh dari sana.

"Yoona ssi, Presiden Kim ingin bertemu denganmu."

Gong Yoo sendiri yang mengantar Yoona ke kediaman keluarga Kim. Gadis itu duduk di bangku belakang mobil tanpa bertanya mengapa kakek Taehyung ingin berjumpa dengannya. Gong Yoo melirik Yoona dari kaca spion mobil. Gadis itu memang sangat cantik rupawan dan kebaikan hatinya terpancar jelas di raut mukanya yang tenang. Namun ada sesuatu yang mengusik Gong Yoo. Ada sesuatu yang berbeda di wajah gadis itu yang tak bisa Gong Yoo raba. Untuk seseorang yang seharusnya tengah berbahagia karena dimabuk asmara, Yoona terlihat sangat menyedihkan dan muram.

Gong Yoo lantas teringat pembicaraanya dengan Yoona di restoran Jepang beberapa bulan lalu.

"Apa arti seorang Kim Taehyung untukmu?"

Yoona menatap kedua bola mata Gong Yoo dan bertanya balik. "Bagaimana Anda akan menggambarkan seluruh dunia Anda hanya dengan satu kata saja?"

Gong Yoo menyeruput teh di cawannya. "Apa yang akan kau lakukan jika kau tak boleh hidup bersama Taehyung?"

Yoona memejamkan matanya, "itu semua takkan membuatku berhenti mencintainya. Taehyung begitu berarti untukku dan mengetahui bahwa dia menjalani hidupnya dengan bahagia sudahlah cukup bagiku. Meskipun jika itu artinya aku mesti berpisah darinya...."

"Apakah kau akan meninggalkan Taehyung?"

Itu adalah satu-satunya pertanyaan yang tak bisa dijawab oleh Yoona.


......................................................................


Yoona berdiri bagaikan sebuah patung manekin sementara Kakek Kim memandanginya dari atas kursi favoritnya di ruang tamu. Akhirnya Yoona mendapatkan kesempatan untuk melihat rumah di mana kekasihnya lahir dan tumbuh besar. Rumah itu mungkin merupakan salah satu rumah terbesar dan termewah di Korea Selatan. Namun entah mengapa, Yoona merasa rumah itu tak memiliki kehangatan serta keceriaan sebuah keluarga.

"Yoona ssi, aku minta dari lubuk hatiku yang terdalam," Kakek Kim menatapnya lurus, "tinggalkan Taehyung."

Yoona tak menjawab sepatah katapun. Jawaban apa yang sebenarnya Kakek Kim ingin dengar darinya?

Pria tua itu menoleh Gong Yoo yang segera menyodorkan selembar cek kosong pada Yoona.

"Kau boleh mengisinya sendiri."

Yoona tetap tidak bergerak satu senti-pun. Kakek Kim menghela nafas. "Aku tahu kau pasti akan menolak cek ini dan bersikukuh mengatakan bahwa kau mencintai Taehyung dengan tulus, tapi cintamu itu hanya akan menyakiti dan membunuh Taehyung."

Yoona melengkungkan sebuah senyuman, "Presiden Kim, cucumu bukan anak kecil lagi. Dia sudah dewasa. Anda tak bisa memenjarakannya dalam sangkar emas. Anda harus membiarkannya memilih jalannya sendiri."

"Apa kau tahu mengapa aku memintamu untuk meninggalkan cucuku?" Kedua mata Kakek Kim yang menyorot tajam menatap Yoona lekat-lekat. "Itu karena aku sangat menyayangi cucuku. Aku tak ingin dia jatuh cinta padamu. Dan ini bukan karena kau tak pantas untuknya... Tapi seperti yang barusan kukatakan, cintamu hanya akan membunuh Taehyung."

Yoona mengerutkan dahi. Ia sama sekali tak mengerti. Apakah Kakek Kim sudah mengetahui bahwa ia tengah sekarat? Tapi itu tak masuk akal. Yoona tak pernah sekalipun mengatakan tentang penyakit mematikan yang tengah dideritanya kepada siapapun.

Kakek Kim bisa membaca air muka Yoona. Ia berjalan mendekati gadis itu dan berkata, "apa kau tahu bagaimana ayah Taehyung meninggal dunia?"

Yoona menggelengkan kepala dengan ragu-ragu. Taehyung memang pernah berkata bahwa ayahnya meninggal karena serangan jantung.... Tapi, mungkinkah ada sebab lain di balik kematian lelaki itu?

Kakek Kim mendesah. Hembusan nafasnya mengandung sebuah duka permanen yang selama ini disimpannya sendirian. "Biar kuceritakan padamu kenyataan yang sangat pahit tentang puteraku."[]
   
   
================================

Then I Met You (Vyoon ff) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang