Chapter 1

155 12 12
                                    

Menyukai seseorang itu tidak harus melihat apa profesinya dan seperti apa masa lalunya kan? Jika mereka bilang menyukai seseorang dari rupanya, memang benar. Aku menyukainya karena dia cantik, tentu saja, dia seorang perempuan. Namun perempuan yang telah menarik perhatian itu sangat terlihat biasa di mata orang lain. Dia tidak berdandan yang terlalu mencolok untuk menarik perhatianku, dia cukup sederhana dengan seragam kerjanya. Dia tidak punya postur tubuh yang tinggi semampai bak model, dia terlihat indah dengan tingginya yang hanya sekitar 160-an. Pipinya yang gemuk membuatku selalu gemas ingin mencubit dan mengecupnya.

Aku sangat berterimakasih pada rekan kerjaku yang telah mengajak makan siang ke café yang jaraknya tak jauh dari tempatku bekerja. Aku dapat menemukan cinta yang telah lama tidak kurasakan di café itu.  Aku selalu memperhatikannya ketika aku berkunjung ke café. Dengan senyum ramahnya ia melayani pelanggan di balik meja kasir. Suaranya yang lembut membuat jantungku berdesir setiap mendengarnya. Rasanya aku ingin segera mengutarakannya dan menjadikannya milikku.

Heol, kenapa aku terlalu percaya diri? Aku terlalu yakin dia perempuan yang kusukai itu sedang tidak memiliki kekasih. Dari yang kulihat sih seperti itu. karena yang selalu kulihat dia bekerja sebagai seorang kasir di sebuah café kecil di tengah-tengah pemukiman warga. Aku bahkan tidak tau kehidupannya yang lain selain di café itu. tapi hatiku sangat yakin padanya. Aku telah jatuh cinta.

"kalau kuajak kau makan siang ke café Bingbing pasti kau mau." Ujar seorang pria tinggi bernama Kim Taehyung pada rekan kerjanya. Pria yang diajak Taehyung bicara itu tersenyum kecil.

"memang kau mau makan siang disana?" tanyanya dan Taehyung hanya menjawab dengan mengangkat bahunya.

"hm, sudah lama aku tidak makan-makanan yang sehat. Ayo kita makan siang disana." Ajak Taehyung dan di setujui oleh rekan kerjanya itu, Park Jimin. Tentu Taehyung tau jika Jimin akan bersemangat untuk makan di café yang tidak terlalu jauh dari kantornya itu. meski Jimin tidak secara langsung mengatakan, Taehyung tau, temannya itu menyukai wanita yang bekerja di café Bingbing.

Taehyung dan Jimin hanya perlu berjalan kaki menuju café yang mereka tuju. Hanya sekitar lima menit mereka habiskan untuk berjalan kaki hingga sampai di sebuah café kecil yang sebenarnya hanya sebuah rumah sederhana bergaya eropa klasik dengan halaman yang asri pepohonan hijau. namun café tersebut selalu ramai pengunjung apalagi di waktu makan siang seperti ini.

Baru saja memasuki pintu café, Taehyung di sambut dengan aroma menggoda dari makanan yang di sajikan di café tersebut. Tak lupa sambutan para pegawai café—yang sudah jadi tradisi café tersebut. Seketika Jantung Jimin berdesir hangat.

Taehyung memilih meja di dekat jendela besar yang tak jauh dari etalase kue. Mereka pun segera memilih makanan yang akan di pesan sebelum sang pramusaji mendatangi mereka untuk mencatat pesanan.

"kau sudah mengajaknya bicara?" Tanya Taehyung pada Jimin yang sesekali mencuri pandang pada seorang wanita di balik meja kasir.

Jimin menoleh dan melebarkan matanya. Seolah Ia telah tertangkap basah telah memperhatikan seorang wanita. "bicara dengan siapa?"

"tentu saja dengan perempuan yang selalu kau perhatikan setiap kali kau kemari. Kupikir aku tidak menyadarinya?"

Yeah selama ini Jimin tidak pernah bilang pada siapapun tentang ia suka pada Kang Seulgi, si pegawai café yang bekerja di bagian kasir.  Mungkin karena hampir setiap Jimin ke café bersama Taehyung, Taehyung menyadarinya. jika Jimin punya maksud lain selain makan siang di café Bingbing itu.
Jimin terkekeh kecil berusaha mengabaikan gugupnya. "kau ini bicara apa." Elaknya.

Crush On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang