Bagian 16

4.6K 979 153
                                    

Nunggu vote sampe 1k gak bakalan lanjut bagian ini hehe...
Semoga bagian ini mendapatkan 1k vote dan 1k komen. Masa viewer'snya seribuan tapi komen sama votenya dikit

Hiks...
Nangis nih.

💩💩💩

Hukuman
Jeraan
Buat menyesal

Siapa yang tidak ingin memberikan pelajaran ke Rahma tapi inilah kehidupan. Zein membiarkan Rahma mengambil miliknya karena itu adalah hukuman. Hukuman karena ia memilih kekayaan dibandingkan berumah tangga dengan dirinya dengan jujur.

Zeinpun menyesal meninggalkan Zaeline, tetapi merasa malu untuk meminta balikan padahal ia sudah memintanya berulang kali. Apa dirinya masih pantas mendapatkan Zee atau tidak. Zein menghembuskan nafasnya sambil menatap tv ia tidak tinggal satu apartemen dengan Zaeline ataupun serumah dengan Rahma. Lelaki itu sedang berada di dalam kantornya tidak untuk bekerja melainkan untuk mengemasi barang sisanya untuk dibawa pulang ke Indonesia.

Ia akan membangun perusahaan baru karena perusahaan yang sudah besar ini di berikan ke Rahma.

Enak sekali Rahma di berikan harta tanpa dihukum.  sedangkan Zee tidak mendapatkan apa- apa.

Kotak demi kotak yang berisikan barang- barang pribadi telah diangkat oleh karyawan ke dalam mobilnya. Zein mematikan tv dan berdiri sambil meletakan remot tv sejenak ia melihat seisi ruangan yang ia naungi selama 5 tahun.

"Yang kubangun tidak akan hancur tapi berpindah." Zein menyunggingkan seyumnya dengan maksud tersembunyi.

****

Zaelinepun hari ini akan pulang ke Indonesia. Nampak ia mengemasi barangnya dan juga milik Hiqab. Kepulangannya ia percepat karena Zein menyuruh Zaeline untuk balik ke Indonesia hari ini, dan sudah di belikan tiket.

"Yey yey yey pulang." Kata Hiqab sambil melompat- lompat bahagia.

"Iya sayang kita pulang." Kata Zaeline setelah berkemas dan sudah berpakaian untuk pulang dengan Hiqab.

Siapa yang tidak merindukan negaranya sendiri kalau bukan Hiqab. Dimana lelaki itu lahir dan besar disana sebelum akhirnya Zein membawanya ke negeri singa. Seperti biasa Zein datang dengan lesu ia mendatangi Zaeline lalu langsung memeluknya dari belakang menyembunyikan wajahnya di lekukan leher Zee.

"Sebentar saja tidak akan lama." Kata Zein saat Zee ingin melepasnya. Zein menegakan kepalanya dan melihat pemandangan kota.

"Selamat tinggal Zee titip Hiqab." Kata Zein. Zee mengangguk tanpa menoleh iapun melakuka  hal yang sama dengan Zein menatap jendela.

"Pasti Zein, jadi apa setelah ini kau akan bersama Rahma?" Tanya Zee. Zee dapat melihat bayangan Zein yang menggeleng dari pantulan jendela.

"Tidak tau. Ayo aku antar kalian kebandara." Zein melepas pelukannya dan beralih ke Hiqab ia menggengong anak semata wayangnya.

"Jagain mamah ya, buat papah." Bisik Zein. Hiqab mengangguk sambil tersenyum dan memeluk leher Zein.

"Sure papah." Jawab Hiqab penuh keyakinan. Zaeline mengambil tasnya di sofa setelah itu menarik satu koper besar dan mengikuti langkah Zein keluar.

Mantan suamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang