Sucks

177 22 0
                                    

Orang jahat terlahir dari orang baik yang tersakiti -Eccedentesiast

Author POV

"Thanks, nanti aku pulang akan ku-chat lagi."

"Okay, belajar yang benar. Jangan kabur kekantin karena mengikuti teman temanmu itu."

"Hmm.. iya iya.. Bye, kak."

Azalea mulai memasuki gerbang sekolahnya dan berjalan dilorong menuju kelasnya. Beberapa murid yang ada disana menatap sinis pada Azalea. Terutama Si Tukang Gosip disekolahnya, Jung Seongju. Azalea sangat benci gadis itu, dia benci padanya apalagi ketika gaya bicara Seongju yang mulai terdengar meremehkan. Azalea heran kenapa didunia ini ada orang seperti Seongju.

Membully, meremehkan, menjatuhkan. Itu adalah 3 hal yang melekat dalam diri Seongju.

"Kau itu masih bayi ya?? Untuk apa kau menyuruh kakakmu untuk mengantarmu?!" Tanya Seongju dengan nada membentak. Azalea hanya diam, ia tidak berniat membalas. Membalasnya pun, akan berakhir pembullyan. Dia hanya menatap Seongju malas, Azalea tidak mengerti kenapa orang ini bisa membencinya. Padahal Azalea baru mengenalnya saat kelas 2 masuk disini. Dan parahnya, gadis ini juga pernah membully-nya tanpa alasan.

"Menyingkirlah dari sini. Aku sedang tidak ingin diganggu." Ucap Azalea lalu berjalan melewati Seongju begitu saja.

Azalea lelah hanya bisa diam saat dirinya diganggu. Dia juga ingin bisa membela dirinya, mempertahankan harga dirinya. Namun, ia tidak tau apa yang akan terjadi padanya ketika berani melawan Seongju. Gadis itu mendorong tubuh Azalea dengan keras. Mengakibatkan pelipis Azalea terbentur ujung papan mading.

"A-ahh.."
Azalea mulai menyentuh pelipisnya yang mengeluarkan cairan merah kental. Ia mencoba mengendalikan emosinya. Dirinya masih terduduk dilantai dan menatap darahnya yang mentes setiap detik, mengalir dari pelipisnya.

"Kenapa kau diam saja?! Apa kau bisu?!"

"Apa yang pernah aku lakukan padamu sehingga kau memperlakukanku seperti ini!? Apa salahku?!"

Deg..

Seongju tersentak, baru kali ini ada seseorang yang berani meninggikan suara ketika berbicara kepadanya. "Kau mau tau? Salahmu adalah kenapa kau harus hidup!" Teriak Seongju lalu menarik helaian rambut hitam lurus Azalea dengan keras. Membuat Azalea mengerang menahan sakit, kepalanya terasa berputar. Pandangannya memburam, sebisa mungkin ia melepaskan jambakan dari Seongju yang membuatnya terasa pusing. Tepat sedetik setelah ia berhasil melepaskan jambakan Seongju, Azalea tidak sadarkan diri.
Membuat murid murid yang melihat kejadian tadi langsung memekik dan meninggalkan area itu. Terutama Seongju yang langsung berlari meninggalkan Azalea dalam keadaan seperti itu. Inilah yang membuat Azalea tidak tahan dengan hidupnya. Pembullyan yang ia rasakan sangatlah kejam.

.

Azalea menerjapkan matanya perlahan, berusaha mengumpulkan kesadarannya. Hal terakhir yang ia ingat dirinya terbaring dilorong kelad dengan darah yang mengalir dipelipisnya. Sekarang ia sangat hafal bahwa dirinya ada diruang kesehatan sekolahnya. Dia hampir tidak percaya bahwa masih ada yang peduli dengannya. Semua orang memang begitu, tidak ingin disalahkan bahkan ketika menghilangkan nyawa seseorang.

Terbanding terbalik dengannya, dia malah disalahkan padahal Azalea tidak tau dipernah melakukan kesalahan apa.

Dia selalu dibicarakan yang tidak tidak. Bahasa kasarnya, dia selalu difitnah. Membuat semua orang menatapnya jijik. Apalagi baru baru ini ada yang melihatnya pergi ke-psikiater dan menganggapnya gila. Ah, dia bahkan lupa bahwa pulang sekolah nanti harus konsultasi kembali. Well, jadwal konsultasinya biasanya sebulan 2 kali, tapi kata dokternya terserah mau datang kapan saja. Asalkan Azalea memberitahu dokternya dulu agar tidak mendesak. Dan yah.. Azalea juga sudah dekat dengan psikiaternya, karena sebelumnya dokter itu pernah mengajar beberapa bulan disekolahnya. Karena tarikkan Lisa cs yang menggebu ingin dekat dengan guru baru itu, Azalea jadi pasrah mengikuti teman temannya. Dan disangka dia dan gurunya malah bisa berteman, dan sekarang malah jadi dokternya.

Cklek..

Pintu terbuka menampakkan guru dari kelas sebelahnya dan gadis itu, Seongju. Tersirat wajah tidak suka yang terlihat jelas dimimik Seongju.

"Azalea, melihat dari CCTV dilorong tadi, Seongju ingin meminta maaf atas apa yang dilakukannya padamu. Kau mau memaafkannya bukan?"

Azalea terkejut, memaafkan gadis itu? Setelah semua pembullyan yang dilakukan Seongju padanya? Hanya karena pembullyan yang dilakukan Seongju jauh dari jangkauan CCTV sebelumnya, pembully itu dinyatakan tidak bersalah? "Ayo, Azalea. Apa yang kau tunggu? Kau tidak mau memaafkannya? Bahkan Tuhan memaafkan orang yang berbuat kesalahan besar."

'Tapi aku hanya manusia..' "Uhkk.. Pergilah, aku tidak ingin berurusan denganmu. Jang ssaem juga, maaf tapi aku ingin istirahat."

Azalea tidak bisa berpikir jernih saat ini. Dia benar benar muak atas semua hal yang menimpanya. Tidak bisakah ia bahagia? Tidak bisakah teman temannya mengerti tentang dirinya? Ketiga kakaknya juga bukan pelarian yang tepat untuk setiap saat. Jika saja ada yang menjual seseorang untuk menemaninya, dia akan membelinya. Dia hanya butuh seseorang yang mau menemaninya. Tidak lebih.

Doctor Kang

You: Dokter, boleh aku konsultasi hari ini?
You: Aku butuh dokter..

Oliver: Mau hari ini ya?
Oliver: Tidak masalah, tapi sekitar pukul 2 siang ya?

You: Ya.. terimakasih, kak

*****

"Za, mau kemana siang siang begini?"

Azalea yang baru mau membuka pintu rumahnya kembali berbalik. Ternyata ada kakak keduanya tengah berada didapur. "Aku.. mau keluar sebentar. Titip bahan untuk kue tidak?" "Eum.. ya, belikan cream cheese 3 kotak." Jawab Salsa lalu kembali menata bahan bahan untuk kue yang akan dibuatnya. Azalea hanya mengangguk dan menghela nafas karena kakaknya tidak mencurigai apapun.
Ia melanjutkan langkahnya untuk kerumah sakit tempat Oliver Kang, psikiaternya. Ia diperbolehkan memanggil Oliver dengan embel embel 'Kak' jika saat konsultasi begini. Tidak perlu memanggilnya Dokter Kang, atau Dokter Oliver. Tapi Azalea sering keceplosan memanggil Oliver dengan 'Kak' saat diluar, dan malah memanggil 'dokter' ketika konsultasi. Dan oh, Oliver sendiri adalah kekasih kakak pertamanya, Chana. Makannya mereka berdua bisa dibilang kelewat dekat dan sering disangka adik-kakak oleh pengunjung rumah sakit lainnya.

"Permisi, saya mau bertemu Dokter Psikiater Oliver Kang."

"Dokter Kang ada diruangannya, sudah punya janji?"

Baru saja Azalea mau berkata 'iya', ada oranglain yang mendahuluinya. Dan pasti itu adalah Oliver karena Azalea hafal betul suara lelaki itu. "Dasar hantu, sukanya mengagetkan." Gerutu Azalea lalu tertawa kecil. "Ayo cepat cepat. Aku akan kerumahmu saat pasien setelahmu sudah kutangani." Ucap Oliver lalu merangkul Azalea untuk berjalan beriringan bersamanya. Azalea sih, tidak masalah. Toh interaksi seperti ini yang malah membuat mereka berdua semakin dekat.
Sampai diruangannya, Azalea langsung membaringkan dirinya disebuah kasur khusus disana. Mengunggu Oliver mengambil beberapa benda yang ikut terkait dalam konsultasinya. "Jadi, ayo ceritakan masalahmu seperti biasa."

"Mereka semua orang orang menyebalkan yang kejam."

____________________________
To Be Continue..

ECCEDENTESIAST

Hope you guys like it~♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hope you guys like it~♡

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang