Hitori Kakurenbo

24 3 2
                                    

Di suatu gang yang sempit, lewatlah seorang gadis berambut putih yang dengan santainya bermain handphone. Dia berjalan menuju ke sekolah.

'hm.... Ini malam Jumat enak nih main yang seram-seram. Tapi apa yah? Hm.. yang seram, bisa dimainkan bersama, greget dan beda dari yang lain. Tau ah tanya info aja deh' pikirnya dalam hati

Rin: info! Apa kau tau permainan yang menyeramkan yang bisa dimainkan oleh banyak orang?
Info: banyak, yaitu: kokkuri-san, Tsuji ura, Hyaku Monogatari, papan Ouija, dan histori kakurenbo
Rin: histori kakurenbo terdengar bagus. Bisa kirim cara memainkannya?
Info: apa kau benar ingin bermain permainan ini? Orang yang memainkannya bisa saja mati.
Rin: tenanglah kami tidak akan mati semudah itu.
Info: terserah. Tapi jangan menyeret ku jika terjadi sesuatu.

Tak lama kemudian, info mengirimnya kepada Rin. Rin membacanya sambil tersenyum. Hari ini cukup aneh baginya karena sudah ada 3 kucing hitam yang melewatinya dan seorang anak perempuan yang sedang memegang bola mengikutinya dari tadi. Namun, saat Rin sudah sampai di depan gerbang, anak itu tiba-tiba hilang. Karena takut dia langsung lari sampai ke depan pintu kelas. Lalu matanya menangkap Juli yang sedang berbicara dengan teman-temannya. Tanpa basa-basi dia langsung melompat kearah Juli dan memeluknya dari belakang, Juli yang kaget reflek membantingnya.

"Lesbian lu kampret?!" Tanya Juli agak ngegas
"Gak kok. Aku cuma mau ngajak kalian semua ke rumah kosong kok" kata Rin datar
"What?! Mau ngapain?" Tanya Ikki tiba-tiba
"Main permainan hitori kakurenbo" kata Rin dengan tampang polos minta ditabok. Juli Ikki dan varsh saling bertatapan kemudian menghela nafas berat.
"Baiklah, kapan?" Tanya varsh
"Entar malam jam 12, tapi mainnya jam 3"
"Itu pagi Rin, tapi aku gak bakal ikut. Kalian tau kan ayahku bagaimana" kata Luna sedih
"Iya gak papa kok, na"
"Hm baik kami setuju!" Teriak Ikki dan Juli secara tiba-tiba dan diikuti anggukan oleh Varsh.
'cepat banget setujunya' pikir Rin
"Tenang kami nyediakan bahan. Lu tinggal duduk manis sambil nyari alamat rumah yang mau dipake aja, gampang kan?" Kata varsh meyakinkan.
"Iyain deh"

=Skip Time=
Selama perjalanan pulang, mereka menyusun rencana untuk permainan mereka. Ikki, Varsh, dan Juli menyiapkan barang-barang yang dibutuhkan. Rin mencari lokasi rumah kosong (dibantu info). Hasil kesepakatan pun didapat. Mereka akan bertemu di sebuah rumah kosong jam 12 tepat.

"Apa kalian membawanya?" Tanya Ikki
"Tentu saja" jawab Juli dan Varsh berbarengan. Dari kejauhan, terlihat Rin melambaikan tangannya; dia memegang senter di tangan satunya. Kemudian mereka memasuki rumah tersebut dan memulai persiapan mereka. Sebelum itu mereka sudah memakai earphone agar saling mendengar satu sama lain walaupun terpisah dengan jarak.

Ikki menyiapkan sebuah boneka berbentuk anak kecil, dia mengeluarkan isi boneka itu dan menggantinya dengan beras dan potongan kuku. Lalu ia menjahitnya dengan menggunakan benang berwarna merah. Lalu ia memberi nama boneka itu Alice.
Rin dan teman-temannya sudah bersembunyi di tempat-tempat yang mereka anggap aman. Mereka mulai menghidupkan earphone mereka. Jam sudah menunjukkan jam 3, Ikki memulai ritualnya.

"Sekarang Ikki yang jaga, sekarang Ikki yang jaga, sekarang Ikki yang jaga."
Kemudian ia memasukkannya ke bak mandi. Tanpa sadar ia menghela nafas berat.
'apakah ini akan baik-baik saja?' pikirnya. Ia berjalan ke kamar sebelah dan bertingkah seolah-olah mencari boneka tersebut. Setelah beberapa lama, ia kembali ke kamar mandi dan bertingkah seolah dia telah menemukan boneka itu.

"Aku menemukanmu, Alice" lagi-lagi Ikki menarik nafas berat kemudian ia berkata "selanjutnya kau yang jaga, Alice" katanya dengan suara yang berat dan penuh penekanan.

Ikki naik ke lantai 2 rumah tersebut dan bersembunyi di gudang.
"Sepertinya akan sangat mudah ditemukan jika bersembunyi disini"
Ia pun mendapat ide ketika melihat langit-langit yang terdapat celah cukup besar. Dia memanjat ka langit-langit dan diapun menjadikannya sebagai tempat bersembunyi.

Tubuh Rin bergetar hebat, perasaannya campur aduk antara takut, khawatir, dll. Dia berusaha menenangkan dirinya dengan cara memeluk tubuhnya sendiri.

Suara-suara aneh mulai terdengar, seperti siaran tv yang kerap berganti siaran, gesekan lantai yang terdengar sangat kuat, ketukan-ketukan pintu, dan benda-benda yang bergeser, bahkan suara kaki yang menaiki dan menuruni tangga. Suara-suara itu membuat tubuh mereka semua bergetar hebat. Kecuali Varsh, apa yang dia lakukan?

Varsh menganggap remeh permainan ini, dia malah memainkan game lain dari handphonenya.
"Bang itu apa?"
"Ih masa gak tau ini... S-siapa kau?" Varsh terkejut bukan main. Anak disampingnya tersenyum lebar ia kemudian mengayunkan pisau yang dipegangnya dan menusuknya ke Varsh.
"Aahhhk!"

'Varsh!' teriak mereka dalam hati. Mereka sangat terkejut atas teriakan Varsh. Mereka mulai berpikir kalau Varsh sudah tiada. Permainan ini tidak boleh dianggap remeh, karena kau bisa mati jika memainkannya.

Tak lama, suara-suara mengerikan berhenti. Juli memberanikan diri keluar dari persembunyiannya dengan air garam di mulutnya dan ditangannya. Dia mencari boneka itu kemana-mana dan akhirnya menemukan boneka itu berada dikamar. Boneka itu duduk diujung ruangan sambil tersenyum dengan amat menyeramkan dan menatap dengan Juli tajam. Juli mendekati boneka tersebut dan menyemburnya dengan air garam yang ada di mulutnya dan tak lupa dengan yang ada di genggamannya.

"Aku yang menang, aku yang menang, aku yang menang"

Dan permainan pun berakhir. Saat Juli mengambil boneka itu, dia menyadari sebuah kejanggalan; pisau yang seharusnya dipegang boneka itu, malah tertancap di perutnya dan saat dilihat baik-baik, hanya ada sedikit darah di pisau tersebut.

"Teman-teman..... sepertinya Varsh masih hidup"

Semua orang langsung terkejut dengan apa yang dikatakan Juli. Rin yang tempat bersembunyinya dekat dengan ruangan Varsh pun pergi keriangannya. Dia melihat darah menetes. Terlihat Varsh sedang berdiri menatapnya sambil berusaha menutupi luka yang ada di tangannya.

"Ah Rin. Aku baik-baik saja kok" Rin reflek mengoyakkan roknya dan mengikatkannya ke tangan Varsh guna menghentikan pendarahan.

"Permainan sudah selesai. Mari kita keluar dan sembuhkan lukamu" Varsh tersenyum hangat. Saat berada di pintu ruangan, sudah ada Juli dan Ikki menunggu kami.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Ikki khawatir. Varsh mengangguk tanpa menghilangkan senyum hangatnya. Merekapun mengantarkan Varsh ke klinik.

Varsh tidak berhenti tersenyum. Itu membuatku merasa aneh. Biasanya dia benar-benar berisik dan sok keren.

-Skip Time-

Besok paginya kami pergi ke sekolah seperti biasa. Namun saat kami sampai di gerbang, kami melihat hal yang berbeda dari biasanya; jendela kelas kami tertutup tirai. Perasaan kami tidak enak, kami merasa sesuatu telah terjadi. Kami pun berlari secepatnya ke kelas. Ikki langsung menendang pintu, alangkah terkejutnya kami melihat kelas yang dipenuhi darah dan banyak mayat yang wujudnya sudah tidak utuh lagi. Dan yang paling mengejutkan adalah Varsh berdiri ditengah kelas dengan memegang sebilah pisau, tubuhnya dipenuhi darah dan dia tersenyum dengan amat menyeramkan.

"Varsh a-apa yang kau lakukan?" Tanya Ikki. Rin dan Ikki membeku dan berusaha mencerna apa yang sedang terjadi. Varsh berbalik. Warna matanya berubah; seluruhnya menghitam. Seketika kami tergidik ngeri.

"Varsh? Siapa Varsh? Aku adalah teman bermain kalian semalam. Namaku.... Alice"

-Fin-

Hitori Kakurenbo oneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang