Perth POV
Akhirnya aku kembali ke Thailand, tanah kelahiranku, setelah 2 tahun pergi ke Amerika untuk mendapatkan gelar sarjanaku. Rumah besar dihadapanku saat ini adalah rumah kakak laki-lakiku yang baru beberapa bulan lalu menikah. Dan saat ini hiasan-hiasan cantik terlihat hampir di seluruh sudut rumah dan halaman. P'Zee sedang melangsungkan resepsi pernikahannya hari ini.
Aku sendiri sudah berpakaian cukup rapi untuk ikut merayakan kebahagiaan ini. Mae dan Phao sudah berkali-kali memperingatkanku untuk bersikap baik jadi sebagai anak dan adik yang baik aku menurut.
Dengan perlahan aku melangkahkan kakiku memasuki rumah dan langsung menuju ke halaman belakang yang sudah disulap menjadi tempat pesta kebun dengan berbagai hiasan cantik dan bunga-bunga warna-warni yang cantik bermekaran.
Sebuah meja panjang yang diatasnya dipenuhi oleh berbagai macam penganan terlihat di sisi kiri teras. Disebelahnya terdapat satu meja bundar dengan kue tart besar berhiaskan bunga-bunga cantik sebagai kue pernikahan mereka.
Aku berjalan terus dan menghampiri kedua orangtuaku yang tengah berbaur di tengah para tamu undangan.
"Sawaddee krub, Mae, Phao! Sawaddee krub, Lung, Par!" sapaku sambil memberi wai pada mereka semua.
"Waddee, Luk. Oih, kau sudah sampai na." Mae membalas sapaku kemudian memelukku erat, aku sangat merindukan wanita ini.
"Waddee, Perth. Jaa, ini Khun Suppapong dan istrinya, mertua dari Phi-mu." Phao bicara padaku dan memperkenalkan kedua orang yang bersama mereka.
Suppapong.
Nama itu tidak akan pernah bisa aku lupakan.
"Ah, ini putramu yang baru kembali dari Amerika na krub? Tampan dan gagah sepertimu na, Khun Tanapon." ujar Lung Suppapong.
Aku hanya tersenyum dan mengangguk kecil pada pria itu. Dan membiarkan Phao yang menjawab setiap pertanyaan dari mereka sementara aku mengedarkan pandanganku ke segala arah. Mencari'nya'.
Dia, berdiri di samping Phi-ku sambil tersenyum manis pada orang-orang disekitarnya. Terlihat sangat menawan dengan kemeja pink dipadukan jas berwarna putih gading membalut tubuhnya yang ramping. Riasan sederhana terlihat diwajah manisnya yang sebenarnya sama sekali tidak diperlukan. Dia sudah cantik alami tanpa semua riasan itu.
Mungkin dia menyadari tatapanku padanya karena kini ia mulai menolehkan kepalanya ke segala arah dan kemudian dia menemukanku. Wajahnya terlihat sangat terkejut, mata coklatnya yang selalu kukagumi menatap tajam padaku membuatku tanpa sadar menyeringai padanya.
Dengan sengaja aku menghampiri kerumunan itu membuatnya semakin membelalakkan matanya yang cantik.
"P'Zee, congratulation untuk pernikahanmu na. Semoga kau bahagia dan pernikahan kalian langgeng." kataku pada kakakku sambil kemudian menatap'nya' lagi.
"Khob khun krub, Little Tiger . Akhirnya kau pulang juga ke Thailand, Perth. Bagaimana di LA?" P'Zee menyambutku dengan senang hati dan memelukku juga.
Berbeda dengannya yang berdiri kaku dan membalas tatapanku dengan tajam, tapi jelas tidak membuatku takut sama sekali. Dia terlalu manis untuk bisa mengintimidasiku.
"Aku baik-baik saja, Phi. Khod tud na, aku tidak bisa pulang saat upacara pernikahanmu di gereja." jawabku masih sambil meliriknya sesekali.
Aku tahu ia terus menatapku dengan garang, mungkin karena kebenciannya padaku begitu besar.
"Mai bpen rai, Nong. Yang penting sekarang kau sudah kembali na krub. Jaa, kuperkenalkan kau dengan kakak iparmu. Baby, ini Perth. Dia adikku yang kuliah di LA yang pernah kuceritakan padamu. Perth, ini Saint Suppapong. Kakak iparmu cantik na?" P'Zee memperkenalkannya padaku dengan bangga dan wajah yang penuh kebahagiaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Affair
RomanceWarning : cerita mengandung adegan dewasa 25+, kata-kata kasar dan vulgar, percintaan sesama gender, dan BDSM action. Bagi yang homophobic dan tidak menyukai kekerasan sebaiknya menyingkir. Tetep ngeyel, tanggung sendiri akibatnya Relakah Perth mele...