3 Years Ago
Jumat sore ini setelah pulang dari kampus kamu bergegas menuju ke mall dengan wajah penuh rasa bahagia karena senyum yang terus terukir di wajahmu. Dengan senyum itu kamu berkeliling dengan banyak barang ditanganmu. Tepung, telur, pewarna makanan, margarin, gula, buah-buahan, coklat, sayuran, perlengkapan mandi, perlengkapan kebersihan. Entah apa yang akan kamu lakukan dengan semua itu. Setelah selesai kamupun pergi ke toko arloji, dengan cekatan melihat sebuah jam yang sudah menjadi incaranmu sejak tahun lalu. Setelah selesai kamu bergegas pulang kerumah dengan-memesan taksi- belanjaan yang memenuhi kedua tanganmu.
Sabtu pagi, kamu telah terbangun sejak pukul 04.00 KST. Astaga, rasanya begitu bersemangat dengan banyaknya perlengkapan yang memenuhi meja dapur, dan juga celemek dan sarung tangan yang telah terpasang rapi. Kamu memutar lagu diponselmu lalu melanjutkan pekerjaan yang tertunda itu selama berjam-jam seolah tak lelah karena senyum tulus itu kembali terukir di wajahmu.
###
Dilain sisi, seorang pria yang baru saja beristirahat setelah selesai dengan pekerjaannya sebagai penyanyi solo yang membuatnya memiliki waktu yang minim untuk beristirahat bahkan memberi kabar kepada seseorang yang tersayang.
Ia memejamkan matanya sebentar lalu meraih ponsel yang berada di meja ruang istirahatnya itu, menelfon orang yang sudah 3 minggu ini tak juga bertemu. Tapi sebelum itu, ponsel yang ia genggam itu berdering.
Eomma Call
Dengan cepat ia geser layar itu lalu mengucapkan salam, tapi yang terdengar di ujung sana membuatnya segera menegapkan tubuh dan mata yang terbelalak.
"Mwo?! Ya eomma! Wae?!"
"Sireo!!! Eomma kita sudah pernah membicarakan ini, tidak aku tidak setuju! Ya eomma! Yeoboseyo, eomma, eomma aish!"
Umpatan kasar terus keluar dari mulutnya, dengan segera ia menuju mobil dan melajukannya dengan kecepatan maksimal tanpa perduli bahwa manajernya berteriak dan mengumpat padanya.
Sabtu malam,
Kamu telah siap dengan gaun dongker simple dan heels dan makeup simple tak lupa sling bag bewarna senada yang memperlengkap. Dengan segera kamu merapikan semua barang yang ada dimeja makan dan diruang tengah apartemen kekasihmu, berdecak pelan atas usahamu.
Kamu duduk di sofa dengan lagu ulang tahun yang mengalun berulang, berdoa agar saat kekasihmu datang ia akan terkejut dengan semua ini. Ya, biarkanlah seperti ini untuk merayakan ulang tahunnya yang ke 24.
Astaga, jantungmu berdegub terlalu cepat sungguh. Kamu terus menatap jam dengan perasaan takut, takut jika ini semua malah membuatnya kecewa atau ia yang telat karena mengingat kembali waktunya yang padat.
2 Hours Later
Astaga, kemana perginya dia?! ini bahwa sudah lewat pukul 10.
Dengan perasaan kacau, kaupun terus berusaha menelfonnya. Tak perduli lagi dengan makeup mu yang telah luntur karena terlalu lama menangis. Sampai akhirnya tengah malam berlalu, kamu memutuskan untuk kembali kerumahmu dengan perasaan kacau sampai akhirnya mengirim pesan singkat lagi kepadanya berisikan ruangan yang telah kau siapkan dan juga surat untuknya berharap ia mau datang melihatnya sekejap dan meminta maaf.
"Selamat ulang tahun, semoga dengan bertambahnya umurmu ini semuanya jadi lebih baik, lancarnya pekerjaanmu menjadi penyanyi yang internasional. Kuharap kau datang walau sekejap, mungkin eomma mu benar kita tak seharusnya bersama."
###
Perasaan gundah itu terus datang menemani setiap waktunya. Kim Jaehwan, mengendarai kendaraannya dengan cepat menembus kepadatan dihari kerja ini. Tangannya terus berusaha menelfon sang kekasih setelah akhirnya berhasil kabur dengan ponsel yang telah ditahan lebih dari 3 hari itu, saat ia berusaha menghubungimu malah terkejut dengan pesan yang dikirim olehmu itu. Ia tahu dengan jelas bahwa kamu menyerah atas apa yang kalian perjuangkan.
Ya, hubungan kalian yang ditentang oleh orang tua Jaehwan karena perbedaan kasta. Kamu yang dulunya orang sederhana sepertinya namun harus mengalami banyak kesulitan karena pamanmu yang meninggalkan banyak hutang atas nama orang tuamu.
Sedangkan Jaehwan orang sederhana yang menjadi kaya setelah kerja kerasnya selama ini membuatnya bisa seterkenal ini dan Eommanya berharap anaknya dapat menikahi orangkaya juga agar tidak kembali ke masa lalu yang sulit.
Dan beginilah akhirnya, setelah kalian kenal, bersahabat, lalu menjalin sebuah hubungan yang kalian pikir akan berlanjut ke jenjang yang lebih serius mengingat telah melalui waktu lebih dari 10 tahun lamanya malah harus berakhir karena orang tua Jaehwan -Eommanya- memutuskan untuk menjodohkannya dan mengatur semua atas keinginannya sendiri tak perduli apapun yang terjadi.
Jaehwan berlari sekuat tenaga begitu sampai di basemant dan menuju lift menekan lantai tujuannya dengan tidak sabaran. Astaga, matanya bahkan berkaca-kaca sekarang. Begitu sampai ia masuk ke apartemennya dan berteriak, menatap ruangan itu dengan terkejut.
"Yeobo! Aku datang! Kau dimana? Yeobo! Ya! Ini luar biasa! Apa kau melakukan semuanya sendiri? Benarkah? Kau dimana? Apa kau tidak rindu padaku?! Yeobo!!"
Lalu mencarimu keseluruh tempat yang ada disana, air matanya bahkan telah mengalir membasahi pipinya. Tak perduli dengan semua kejutanmu ia terus berteriak berharap kamu datang dan mengatakan selamat ulang tahun padanya.
Begitu ia sampai di meja makan ia terkejut menatap kue disana telah tidak enak lagi untuk dimakan bahkan dicium mengingat kamu hanya meletakkan kue itu dimeja begitu saja.
Tunggu, surat. Ya, itu surat. Dengan cepat ia mengambil duduk dikursi dan membacanya. Tidak, tidak mungkin.
SURAT KETERANGAN DOKTER
"Tidak mungkin, tidak mungkin hiks.. ya! Yeobo! Kau dimana?! Kumohon hentikan kejutan ini! Ini tidak lucu! Kumohon!"
Jaehwan menangis meraung-raung berteriak memanggil namamu, menyesal atas apa yang terjadi. Lalu ia berlari keluar menuju rumahmu, berharap kamu ada disana menungguhnya. Namun, saat ia datang ia malah melihat sahabatmu berkumpul disana dengan pakaian hitam dan juga airmata yang terus mengalir.
Jaehwan terduduk disana, lalu sahabatmu datang memeluknya, berusaha memberikan ketabahan padanya. Ia menyesal, andaikan waktu bisa diputar ia akan memilih menuju apartemennya dan menemuimu dibandingan menemui orang tuanya.
Kini tak ada lagi kamu yang selalu tersenyum meskipun sedang kesal, tak ada lagi yang menunggunya pulang dan memasakkan makanan padanya.
MENYATAKAN BAHWA NONA (NAMAKAMU) DI VONIS MENDERITA KANKER OTAK STADIUM 3 ATAS TES DARAH YANG TELAH DILAKUKAN
Dan disini Jaehwan sekarang berdiri disamping makammu dengan senyum tipis terukir bersamaan dengan airmatanya yang menetes.
Ah, ia masih berharap sampai saat ini dengan ribuan andai yang terucap setiap harinya.
Ia kembali tersenyum dan berpamitan padamu. Mengelus pelan nisan itu lalu angin berhembus kencang, membuat debu-debu itu tertebaran.
Tunggu dulu, itu kamu! Ya! Itu kamu! Jaehwan menatap dirimu dikejauhan tersenyum melambaikan tangan seolah ingin berkata bahwa ia akan pergi dan tak lagi mampir walau hanya mimpi. Jaehwan kembali menangis dan ikut melambaikan tangan kepada dirimu. Bersamaan dengan air yang bertiup kencang kamupun menghilang.
Ia tahu, ia harus ikhlas meskipun rasa itu tak akan pernah bisa hilang dari hatinya
YOU ARE READING
Idol X You
FantasyON GOING Oneshoot Random imagine with your bias. Open request juseyo.. :*