Prolog

33 0 0
                                    

"Mah aku mau punya adik lagiii!!!" Teriak
Natasya dari kamarnya.

Menurutnya mempunyai adik itu menyenangkan. Karena jika nanti kesepian pasti ada temannya dan di saat kesedihan pasti ada yang menghiburnya.

"Aduh.. Tasya jangan teriak - teriak gitu" keluh mamahnya>>> Renata Dirgama yang baru saja selesai masak di dapur.

Natasya menghirup aroma nikmat dari arah dapur. Rasanya dia ingin menghabiskan semua makanan yang dibuat mamahnya itu. Tanpa menunggu lama Natasya segera turun dari kamarnya dan melempar handphone yang sedang dimainkannya tadi.

Tanpa memperdulikan handphone, Natasya berlari melewati anak tangga yang ada di rumahnya itu.

"Tasya hati - hati nanti kamu jatuh." Ucap Renata yang melihat Tasya berlari sangat kencang sekali.

Brukk

Baru saja Natasya melewati 5 anak tangga dia terpeleset. Darah segar memenuhi kepalanya. Hal itu membuat Renata menangis sejadi jadinya.

"Hiks...Hiks.. Tasya bangun" sambil menepuk kedua pipi anaknya itu.

"Bertahan nak, mamah akan menelpon ambulan" lanjutnya dengan nada serak.

Tak lama ambulance datang. Natasya langsung dilarikan ke RS terdekat. Sesampainya di sana Renata berteriak memanggil dokter tanpa memperdulikan tatapan mata orang yang ada di sana.

"Dokter cepat tangani anak saya! Lakukan apa saja asalkan anak saya selamat." Ucap Renata penuh harap.

"Baiklah Bu, tunggu saja diluar kami akan menanganinya sebaik mungkin."

Sekitar 2 jam, pintu itu terbuka menampakkan seorang dokter.

"Bagaimana keadaan anak saya dok?" Tanya Renata dengan suara sesenggukan.

"Maaf bu kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi Tuhan berkehendak lain. Anak ibu su--" sebelum Dokter itu menjelaskan secara tuntas, Renata lebih dulu memotong pembicaraan itu.

"Ga.. mungkin itu terjadi. Dokter pasti bohong!" Tegas Renata.

"Tapi Bu, itu memang kenyataanya." Ujar Dokter meyakinkan.

"Aku bilang nggak. Yah enggak! Mana anakku, aku yakin dia masih hidup" tanpa mendengarkan Dokter berbicara Renata langsung masuk.

Disana tampak sesosok gadis terbujur kaku. Renata semakin nangis sejadi jadinya.

"Sya ayo bangun. Jangan tinggalin mamah sendiri. Apa kamu udah lupa dengan janji kamu ke mamah? Kamu bakal ngejagain mamah sampai nafas terakhir mamah. Tapi apa nyatanya? Kamu ingkar Sya! Mamah benci kamu." Kedua tangan Renata terus mengguncang tubuh Natasya yang sudah terbujur kaku.

"Kamu mau adik lagi kan? Mamah akan kasih kamu adik, tapi kamu harus bangun dulu." Lanjutnya dengan suara yang sedikit melemah. "Bangun Tasya. Kamu anak kuat, apa kamu gamau ngejar cita cita kamu? Bangun tolong kali ini ajah mamah minta ke kamu. BANGUN TASYA BANGUNN!! teriak Renata histeris.

Jari Natasya kembali bergerak. Tuhan semesta alam masih baik kepadanya.

"Dokter anak saya hidup kembali!!!" Teriak Renata yang melihat ada tanda kehidupan di anaknya.

"Permisi saya akan memeriksanya kembali"ujar Dokter. "Syukur alhamdulillah, ini sungguh keajaiban Tuhan  Renata hidup kembali. Bahkan dia jauh lebih membaik daripada sebelumnya." Lanjutnya.

"Baiklah kalau begitu saya permisi dulu."

"Terimakasih dok."

🕊️🕊️🕊️

Mata Natasya perlahan membuka menetralkan cahaya yang masuk. Ruangan serba putih, bau obat obatan, kini berbaur dengan Natasya.

"Mah aa--" ucapannya terpotong ketika melihat ibunya sedang tertidur pulas di sebelah kirinya.

Merasa ada yang memanggil Renata terbangun dan melihat anak sulungnya yang sudah tersadar.

"Kamu udah bangun Sya? Maaf yah mamah tadi ketiduran." Ucap Renata dengan nada sangat lembut.

"Iya mah gapapa" Natasya mengembangkan senyumnya.

"Kamu mau minum? Ayo duduk mamah bantu." Renata memopang tubuh Natasya dengan sangat pelan.

Gelas yang berisi air pun sudah habis lepas landas di tenggorokannya Natasya.

"Mah, aku mau punya adik. Mamah bisa kan ngebuat adik buat Tasya?" Pinta Natasya yang langsung diangguki oleh ibunya.

Renata mengusap rambut Tasya dengan lembut sambil tertawa kecil. Lucu apa yang dikatakan anak sulungnya ini. "Yang bisa ngebuat itu Allah sayang, mamah cuman bisa melakukannya dengan ayah kamu."

Dahi Natasya mengernyit bingung akan penjelasan mamahnya. "Melakukan? Apa maksudnya mah?" Tanya Natasya polos.

Renata sedikit tertawa lagi "suatu saat kamu pasti tahu."

Memang Natasya belum tahu tentang hal itu, karena dia baru berumur 13 tahun yang artinya dia baru kelas 2 SMP.

Yah memang, teman Natasya sudah banyak yang tahu akan hubungan yang mencakup sunah rasul  itu. Bahkan Natasya sering mendengarnya, namun hal itu tidak pernah ia hiraukan. Toh waktunya juga belum tepat kan. Jadi, mending fokus belajar dulu. Urusan gituan biar nanti Tuhan yang mengurusnya.

Jangan lupa
Komen and vometnya😁

Arti Arum Sari

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GREAT GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang