🐥 D E L A P A N 🐥

171K 19.3K 2.9K
                                    

Typo adalah jalan ninjaku. Mohon koreksi dan sarannya 💜
Maaf kalau gak sesuai sama harapan kalian :"

***

"PAPA KAPAN PULANG?" Arthur dapat melihat wajah Keana yang memenuhi layar ponselnya.

"In-"

Kemudian disusul oleh Ayana, "PA, COKELAT AYA UDAH DI BELI BELUM?"

"Ud-"

"PA, KEMAREN AYA NANGIS KATANYA KANGEN PAPA!"

"IH, NGGAK, YA!"

"Iya, Mama sama adek El juga lihat kok!"

"Kea 'kan juga ikut nangis!"

"Tapi Aya duluan."

"NGGAK!"

"IYA!"

"NGGAK!"

"IY-"

"Kalian masih berantem Papa matiin nih vidcall-nya." Arthur sebenarnya merasa lucu dengan pertengkaran putri kembarnya. Tetapi sangat tidak mungkin apabila Arthur terus menyemburkan minyak tanah kepada keduanya demi membuat Arthur tertawa. Yang ada perang dunia ketiga akan terjadi. Bukan antara Ayana dengan Keana. Tetapi Arthur dengan istrinya.

"Eh, Aya udah bekhenti kok! Kea nih, Pa."

"Kok Kea? Aya 'kan juga ikutan!"

"Nggak kok, tadi Aya cuma bekhcanda."

"Tapi suara Aya tadi naik!"

"Nggak, itu pekhasaan Kea aja."

"Bukan Kea, Papa." Wajah Keana sudah mulai memerah dan matanya berlinang.

"Dih, gitu aja nangis. Padahal tadi ngejekin." Si julid Ayana mulai bertingkah.

"..." Keana tidak membalas. Gadis kecil itu hanya melihat Ayana dengan raut wajah yang belum berubah.

"Kenapa lihatin Aya? Mau ngadu sama Mama?"

"Sshhtt, Kakak!" Arthur memanggil Keana pelan agar tidak semakin menabuh genderang perang.

"..." Keana masih diam.

"Yaudah, ngadu aja sana!" Ayana sama sekali tidak mengindahkan teguran Arthur.

"MAMA! HUAAA!" Keana berlalu dengan tangan yang mengusap derai air mata menjumpai Kinzy.

"Huu cepu!"

"Aya kok gitu sama adeknya?"

"Habisnya dia cengengeng."

Dalam hati Arthur, ketimbang dia, elu lebih cengeng Malih!

"Ajarin dong adeknya biar jangan cengeng. Kak Aya 'kan udah gede. Gak cengeng lagi."

"Kalo Aya ajakhin ada hadiahnya gak, Pa?"

Masih bocah pamrih bener, ngikutin siapa sih kelakuannya? Batin Arthur.

Lain di hati lain di mulut, "iya nanti Papa kasih hadiah."

"Papa mau ngasih apa?"

"Rahasia."

Ayana tersenyum senang. Gadis itu sangar menyukai hal yang berbau misteri. Padahal misteri itu hanya dibuat dari akal-akalan licik si ayah.

"Oke!"

"Yaudah, sana gih ajarin Kea biar gak cengeng. HP-nya kasih ke Mama, ya!"

"AYAY KAPTEN!" Layar berubah latar. "MAMA! PAPA MAU NGOMONG!"

Jajar Genjang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang