"Ini sudah ketiga kalinya bukan?"
"Apa nya?"
"Sudah tiga kali aku menyatakan perasaanku padamu, dan kau belum sekalipun memberi aku jawaban" Namjoon menopang dagu dengan tangan kanannya seraya menatap lurus pria dihadapannya.
Yang ditatap berkedik, mengaduk patbingso miliknya
yang tersisa separuh, "aku tidak pernah menghitung"Kim Seokjin pria itu akhirnya mengangkat wajahnya dan mendapati Namjoon masih memandangnya intens, "lagipula kau sendiri yang bilang tidak membutuhkan jawabanku, katamu kau hanya ingin aku tahu tentang perasaanmu"Namjoon mengangguk arfimatif, "well, dulu mendapatkan jawabanmu tidak menjadi prioritasku, tapi belakangan aku mulai lelah"
"Lelah?"
Sekali lagi Namjoon mengangguk, "aku lelah menebak apa yang kau rasakan padaku. Kau memberi perhatian yang membuatku menaruh harapan berlebih padamu, tetapi setiap aku mengatakan cinta kau memilih diam atau mundur menjauh"
"Namjoonie kau tau aku tidak berniat membuatmu berharap padaku kan?"
"Hmn, tapi hati ku yang terlanjur jatuh cinta padamu tidak bisa disalahkan bukan? Kau tahu persis sejak dulu aku bukan tipe pria yang mudah mencintai seseorang"balas Namjoon tenang, "fakta nya aku jatuh cinta padamu sejak dulu"
Seokjin menggigit bibir bawahnya. Seleranya menyantap patbingso menguap entah kemana. Seokjin tahu kemana arah percakapan ini nantinya bergulir, dan jujur saja itu membuatnya semakin resah.
"Jinseok aku tidak memaksamu menerima cintaku, tapi setidaknya beri aku kepastian tentang hubungan kita" Namjoon memasang wajah seriusnya, "dua tahun sudah cukup untukku menunjukan padamu kalau aku tidak berniat menjadikanmu mainan"
"Tapi aku__"
"Dengarkan aku, Kim" Namjoon lekas memotong sebelum Seokjin menyelesaikan ucapannya, "aku mencintaimu dan kau tau itu, aku tidak akan memaksamu membalas cintaku bila ternyata kau tidak bisa, aku hanya ingin jawabanmu"
Seokjin meremas jemarinya gugup. Namjoon yang seperti ini, yang menatapnya lembut sekaligus menuntut, diiringi kalimat bernada tegas yang sejak tadi pria itu lontarkan,tidak pernah gagal membuat debaran jantungnya tak terkendali.
Kalau saja Namjoon mengatakannya beberapa tahun yang lalu, maka tanpa ragu Seokjin akan mengatakan 'ya' dengan lantang,menerima cinta pria Kim yang sudah menjadi sahabatnya sejak masa pubertas, terlebih dua tahun belakangan Namjoon semakin gencar mengejarnya, Tetapi sekarang, setelah apa yang terjadi dimasa lalunya, masih bisakah Seokjin membuka hatinya lagi untuk mencintai orang lain?
"Jinseok" bisikan lembut dengan nada sayang yang kentara mengakhiri lamunan Seokjin. Refleks Seokjin mendongak dan mendapati Namjoon kini sudah berada didepannya, bertumpu dengan kedua lutut dilantai seraya mencoba menangkap jari-jarinya.
"Tolong jangan membuatku bimbang lagi, aku sayang padamu, sangat"Namjoon menata napasnya yang sedikit tersendat akibat terlalu gugup, "jadilah milikku Kim Seokjin, Aku bukan Min Yoongi, aku berjanji untuk menjagamu dan tidak akan menyakiti mu seperti dia"
Dia. Min Yoongi. Nama yang sesungguhnya menjadi alasan terbesar Seokjin menutup rapat hatinya selama dua tahun ini. Sosok yang pernah menjadi hal terpenting dalam hidup Seokjin, namun sayangnya memilih melepaskan Seokjin sekaligus membatalkan pernikahan mereka sehari sebelumnya.
"Jinseok__"
Tarikan napas Seokjin terdengar sebelum pria bersurai cokelat karamel itu akhirnya bergumam lirih disertai gelengan pelan,
"Maafkan aku, Joon-ah"
****
Dua bulan setelah itu, secara mendadak Namjoon menjadi sulit untuk ditemui, bahkan hanya untuk sekedar makan siang bersama yang biasanya menjadi rutinitas mereka. Seokjin berulang kali mencoba mengiriminya pesan yang dibalas dengan singkat, itu pun setelah berlalu lama. Seokjin juga beberapa kali sengaja mampir ke apartemen Namjoon tapi hasilnya nihil, apartemen pria itu kosong dan berantakan, seolah Namjoon sudah lama tidak tidur disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Autre Amore
FanfictionImajinasi random yang sayang untuk diabaikan Cast BTS member BoyXBoy Yaoi cover by @fallinbunny