D U A

43 26 3
                                    

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Semua murid berhamburan keluar kelas. Ada yang langsung pulang dengan kendaraan masing-masing, ada yang masih menunggu jemputan di gerbang, ada yang nungguin pacar keluarin motor dari parkiran, ada yang ke kantin dulu, ada yang lanjut ekstra kurikuler, dan ada juga yang melamun sambil memasukkan alat tulis kedalam tasnya, siapa lagi kalau bukan si Angel.

"Ngel, buruan elah!" Ucap Nayla yang tak digubris oleh gadis berambut dark brown itu.

Plakkkk

"Njirrr, sakit woy!!" gerutu Angel sambil mengusap dahinya yang di geplak oleh sahabatnya, Nayla.

Nayla terkekeh pelan lalu berkata "Yee, salah sendiri malah ngelamun. Gue mah baik menyadarkan elo."

"Gak usah pake digeplak juga pala gue nya bambank!" ucap Angel sambil menoyor kepala Nayla.

Nayla meringis kesakitan.

"Ehh lo tadi mikirin apaan sih? Jangan-jangan lo mikir yang iya-iya!. Sama siapa Ngel?! Hayooo ngaku lo!" Sarah tiba-tiba nimbrung, yang kemudian dianggukki oleh Nayla.

"Heh enyahkan pikiran gesrek lo pada ya! Gue tuh cuma lagi mikirin, gimana caranya gue minta damai sama si Nanta kampret itu. Gitu loh gaess."

"Ooooohh gituuuu." Ujar mereka kompak, terkecuali Sonia yang masih sibuk dengan novel terbaru ditangannya.

Setelah 10 detik kemudian, "Ntar pulangnya jangan langsung kerumah, kita mangkal dulu di cafe baru deket sekolah yuk." ajak Sarah, ntah pada siapa.

"Mangkal apanya?, lo kira kita jablay cafe?" Ujar Sonia yang sedari tadi tak bersuara.

"Denger tuh lonte!" Decak Nayla.

Angel yang sedari tadi menyimak perkataan unfaedah dari ketiga sahabatnya langsung beranjak meninggalkan kelas yang langsung diikuti oleh mereka, tiga orang kurang kasih sayang.

Sementara itu dikelas 11-5, Nanta dkk baru saja menyelesaikan kegiatan belajarnya dikarenakan Pak Asep, yang tak lain adalah guru Sejarah itu, selalu datang ke kelas sebelum bel pergantian pelajaran dimulai, dan meninggalkan kelas setelah 10 menit bel pulang berbunyi. Nggak paham? Gpp :v

"Njirr, kebiasaan si botak kalo ngajar gak kira-kira. Lama benerrrr, kek lagi nungguin jodoh yang mirip sama Raisa," ucap salah satu sahabat Nanta, yang bernama Alfi.

"Cielahh kayak Raisa mau aja sama lo kampret!" ledek Alfa, pada kembarannya yang tak lain adalah Alfi.

"Rasain lo!" Ucap Arsen sambil menoyor kepala Alfi.

"Huh dasar kawan jahanam. Untung yayang Nanta gak ikutan ngebully aku," kata Alfi sambil bergelayut manja pada tangan nanta.

Nanta yang merasa jijik pun menghempaskan tangannya lalu berkata, "Apaan si bangsat! Gue normal kagak maho, mending sama Angel daripada sama elo!"

Ketiganya langsung cengo setelah mendengar perkataan Nanta yang tak sengaja ia lontarkan pada kawan-kawannya.

Nanta yang merasa disudutkan oleh pandangan ketiganya langsung tergagap, "Ehh maksud gue, gue masih suka gangguin si Angel daripada Alfi. Git..gitu heheh iya gitu,"

"Elahhh si Nanta ngeles ae kek bajaj," ledek Arsen.

"Hmmm,... Sudah ku duga Bambank! Ternyata lo gangguin Angel itu karna lo suka sama dia," ujar Alfa menimpali.

"Apaan sih, gue tuh gak suka sama si Mak lampir*read Angel:v. Bodynya aja udah kayak triplek, bukan type gue banget elah," Nanta mengelak.

Alfa tersenyum smirk. "Elahh sok-sokan ngatain kayak triplek, padahal siapa yang suka melototin si Angel pas olahraga."

Alfi dan Arsen mengangguk-ngangguk tanda setuju atas perkataan Alfa.

"Padahal kalo gue jadi si Nanta, udah gue jadiin cewek gue tuh si Angel dari jaman Smp," kata Alfi sambil melirik Arsen.

"Menurut gue si Angel juga cakep, cakep banget malah. Kalo lagi senyum, manisnya ngalahin gula jawa. Apalagi kalo lagi marah-marah sama si Nanta, errrrr sexy bat anjirrr!" ujar Arsen menimpali.

Perkataan Arsen membuat Nanta mendidih. Secara, sahabat - sahabatnya emang doyan yang modelan si Angel. Nanta gak bisa ngelak kalo gini.

"Si Angel emang body goals banget," Ujar Nanta dalam hati.

"Ahh bodoamat! Mau lo pada jadiin si Angel pacar juga gue gak peduli!" ucap Nanta pada ketiganya.

Nanta pun melengos meninggalkan sahabatnya karna kesal pada mereka yang membuat Arsen, Alfa dan Alfi cengo ditempat. Niat hati ingin ngompor-ngomporin si Nanta, ternyata berhasil. Malah melebihi ekspektasi.

"Gue gak salah ngomong kan kalo si Angel itu sexy?" Tanya Arsen pada Alfa dan Alfi yang langsung di angguki oleh keduanya.

"Gak salah kok bro! Lo udah ngomong jujur, walaupun sampe buat si Nanta misuh-misuh gak jelas." Jawab Alfi.

"Cabut yok!" ajak Alfa yang langsung diikuti oleh Alfi dan Arsen disampingnya.

Disampingnya? Ya jelas! Posisi sahabat itu disamping. Setara. Gak ada yang didepan atau dibelakang. Kalo didepan, yang dibelakang disangka pengikut Dimas Kanjeng itu tuh. Nah kalo di belakang keliatan kayak babu:v ok skipppp

Sesampainya dirumah, Nanta langsung membaringkan tubuhnya dikasur kesayangannya.

"Apa iya gue suka sama si mak lampir? Tapi kalo nggak, kenapa gue kesel pas si Arsen bilang si Angel sexy? Aaarrrgghhhh gue mesti gimana ini?!" ujarnya sambil menatap langit-langit kamar yang didominasi warna putih itu.

"Tapi emang bener juga sih kata si Arsen, si mak lampir emang senyumnya manis, bodynya juga gak tepos-tepos amat. Pas lah ya," Nanta bermonolog.

One hours later.

Nanta yang sedang melangkahkan kaki menuruni tangga terkejut mendapati sang Mama tengah duduk di sofa ruang keluarga.

"Mau kemana An?" Tanya sang Mama.

"Biasa, mau kerumah temen Ma, boleh kan?" ujarnya sambil mencium punggung tangan Lisa, mamanya.

"Ohh kerumah teman toh. Yaudah hati-hati, pulangnya jangan kemaleman ya An,"

Nanta mengangguk "Iya ma, Nanta berangkat dulu. Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam," jawab sang Mama.

Baru saja berpamitan pada Mamanya, kini Nanta bertemu Kevin, sang papa, yang baru saja memasukkan mobilnya kedalam garasi.

"Lohh An, kamu mau kemana udah rapih gini? Pasti mau ngapel ke rumah Angel ya?" Tanya sang papa.

"Hahh?"

Bersambung...
Setelah lama hiatus wkwkw. Jangan lupa klik bintang disudut kiri bawah okk👌 See u there:v

|Dipublikasikan tanggal 20 Desember 2019|




Angel vs AnantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang