🐼-can we call its our start?

849 155 151
                                    

"yang aku tanya kan kenapa kamu ajakin aku kalo taunya kamu malah jalan sama somi?" tanya oyon engga enak, tapi dia bersikukuh pokoknya harus to the point tentang apa yang dia rasain ketika haechan berkunjung ke rumahnya.

sekarang mereka sedang duduk sambil berbincang di teras rumah oyon. mendengar pertanyaan yang dilontarkan oyon membuat haechan hanya menggaruk-garuk kepalanya yang kemungkinan besar engga gatal sama sekali.

"engga gitu, yon. kemaren tuh sominya minta anter beli kado buat bang daniel, katanya nyari sama cowok lebih enak," jelas haechan tapi engga bisa memuaskan oyon dengan jawabannya.

"engga bisa kabarin aku dulu gitu ya?" tanya oyon singkat, tapi tetap dengan nada yang terdengar kalau oyon tuh engga enak banget bertanya seperti itu, tapi apa boleh buat oyon pun butuh kejelasan.

oyon tipikal orang yang mudah merasa engga enak pada sesama dan haechan adalah orang yang selalu seenaknya pada oyon.

"kamu tuh kenapa sih? yaallah yon, apa aku pernah permasalahin kalau kamu deket-deket sama chenle, felix sama renjun atau siapa lah temen laki kamu?"

"hey, mereka itu temenku. sementara somi? mantan chan mantan," jawabnya dengan suara tawa dibuat-buat, akhinya emosi oyon mulai tersulut. matanya mulai memerah dan sudah mulai berkaca-kaca.

jika dengan melihat kejadian ini kalian akan berasumsi bahwa oyon adalah perempuan cengeng, maka asumsi kalian benar. oyon adalah tipikal perempuan yang akan dengan mudah menangis.

"lho, aku sama kamu dulu apaan? temen kan?" tanya haechan sinis, nadanya perlahan naik. padahal yang dia tau haechan adalah tipikal lelaki yang yang sangat chill.

"iya dulu kita emang temen, tapi bentar lagi juga kita jadi kaya kamu sama somi, chan." kata oyon sambil gigitin sedotan air mineralnya, tanpa menoleh pada haechan sedikitpun.

"nah kan, kamu ajak aku ngobrol gini supaya bisa udahan kan?" balasnya, intonasinya kali ini terdengar dingin, kesannya terdengar lebih galak. oyon mencoba menahan nafasnya, menstabilkan lagi emosinya, diam tanpa suara karena kalau dia bicara sekarang kemungkinan besarnya air mata oyon akan segera luruh.

"orang nanya itu jawab, atuh."

"engga. sekarang giliran aku, aku yang mau tanya dan kamu yang harus jawab." jawab oyon, mencoba seditik demi sedikit mempertemukan matanya pada mata haechan.

oyon menarik nafasnya kasar, "kenapa kamu diemin aku? kenapa ke orang lain kamu biasa aja sementara ke aku kamu kaya gini. kalau kamu risih sama aku atau apapun itu ya bisa dijelasin kan ke aku?" selesai bertanya oyon kembali menundukan kepala kepalanya, sambil terus mengatur nafasnya.

"iya, tapi aku engga tau kenapa. bingung juga jelasinnya," jawabnya singkat tapi bisa bikin air mata oyon mengalir dengan deras.

hei, hubungan mereka hanya baru berjalan 1 bulan lebih. approch zone pun hanya 3 minggu. jadi jika ditotalkan durasi hubungan oyon dan haechan hanya kurang lebih 2 bulan menuju 3 bulan. namun haechan dengan mudahnya menyampaikan tentang rasa risihnya pada oyon? maksudnya apa? tanpa ada penjelasan tentang apa yang jadi alasannya pula.

"yaudah, udah sore aku mau mandi dulu. makasi, chan. hati-hati dijalan," ucap oyon sembari berdiri, suaranya sudah bergetar khas orang yang sedang menahan tangis. bukan ingin mengusir haechan, hanya saja sekarang oyon sudah kehilangan tenaga untuk menahan tangisnya.















🐼🐼🐼















beberapa saat setelah haechan pulang tadi, sebenarnya oyon ingin langsung cerita pada nakyung dan yeji. unlucky, yeji sedang sakit karena alergi stoberinya kambuh dan badannya menjadi bengkak, oyon merasa engga enak untuk cerita. sementara nakyung sedang kehabisan kuotan, tadinya oyon mau telpon seluler tapi kalau diingat-ingat lagi oyon engga punya pulsa.

[1] dadah! - sunwoo ✔️ [under revision]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang