Natalia membawa Emilia kehalaman belakang rumah. Di sana, Tilea terlihat sedang mengayunkan pedang. Saat Tilea melihat ibu dan adiknya datang, dia menaruh pedang miliknya ke sarung pedang.
"Ibu?? kenapa ibu membawa Emilia ke sini" Kata Tilea.
"Fufufu... hari ini Emilia akan ikut berlatih pedang bersama kita" Kata Natalia.
"Ah.. tapi ibu, bukannya masih terlalu dini untuk Emilia ikut berlatih pedang? dan lagi, sepertinya Emilia sangat menentang ide tersebut" Kata Tilea.
Emilia dari awal memukul mukul ibunya sambil berkata " Turunkan aku!! aku ingin membaca di perpustakaan!! turunkan aku!!"
"Emilia apa kamu membenci ibu??" Kata Natalia.
Emilia kemudian berhenti memukul lalu berkata " Tidak, aku tidak membenci ibu, aku sangat sayang ibu. Tapi sekarang aku mau kembali ke perpustakaan!!"
"Kenapa ibu memaksa Emilia kesini??" Kata Tilea.
"Ah soal itu..." Natalia menurunkan Emilia dari gendongannya lalu berkata kepada Emilia sambil memengang pundak Emilia.
"Perpustakaan sekarang lagi di bersihkan oleh Viani, jadi sekarang kamu tidak bisa membaca di sana"Emilia hanya diam dengan matanya yang berair dan mengagup mendengar perkataan ibunya.
"Aaah... jadi begitu..." Kata Tilea.
"Apa maksudmu jadi begitu??" Kata Natalia.
"Kutebak Viani mengaktif sihir dan sihir itu membuat perpustakaan jadi berantakan atau semacamnya. Kuharap semua bukunya masih bisa di baca" Kata Tilea..
"Kamu berharap seperti itu padahal sangat membenci untuk menyentu buku buku perpustakaan. Tapi aku kaget bagaimana kau bisa tahu kalau penyebabnya adalah Viani yang mengaktifkan sihir" Kata Natalia.
"Ayah mungkin sama sekali tidak memberitahukannya pada ibu. Aku agak lupa kapan, mungkin dua atau tiga tahun lalu kejadian yang sama juga terjadi. Itu ibu sedang menjalankan misi sebagai Valkyrie kalau tidak salah. Sejak saat itu Ayah melarang Viani menggunakan sihir" Kata Tilea.
"Begitu yah?? kukira itu hanyalah kecelakaan saja saat dia mengaktifkan sihir seperti itu di perpustakaan, tak ku sangka orang pendiam seperti Viani merupakan orang yang cukup ceroboh" Kata Natalia.
"Jadi bagaimana dengan Emilia??, sepertinya dia ingin menangis" Kata Tilea sambil melihat Emilia.
"Ah iya... Emilia... amm... kamu mau berlatih pedang bersama kakakmu??"
"Aku cuma mau baca buku!!" Kata Emilia.
"Emilia, bagaimana kalau kamu duduk di sana dan melihat aku dan ibu bertarung" Kata Tilea sambil tersenyum.
Emilia hanya mengangguk dan langsung duduk di tempat yang Tilea tunjuk.
"Kurasa langsung membuatnya berlatih seni pedang masih terlalu dini" Kata Natalia.
"Tentu saja ibuku sayang.... Emilia masih berumur lima tahun" Kata Tilea.
"Itu keluar dari mulut gadis yang sudah mengayunkan pedang kayu di umur empat tahun...fufufu" Kata Natalia.
"Am.. hehehe... kurasa kita mulai...SEKARANG!!!
Tilea menluncurkan serangan kejutan ,namun tentu Natalia sudah melihat akan kedatangan serangan kejutan itu. Dengan kecepatan yang tak bisa di ikuti oleh mata, Natalia mengeluarkan pedangnya dan menahan serangan Tilea dengan mudahnya.
" Walau dengan serangan kejutan seperti ini, seranganku masih saja tidak bisa memdarat di tubuh ibu" Kata Tilea.
" Berteriak saat melakukan serangan dadakan merupakan tindakan yang bodoh sayang, harusnya kau sudah tahu itu "
KAMU SEDANG MEMBACA
Emilia The Witch
Viễn tưởngDi suatu malam gelap yang di terangi bulan purnama, seorang bayi perempuan terlahir di dunia ini. Bayi tersebut menggenggam sebuah takdir di tangannya, takdir yang akan mengakhiri dunia ini dan melahirkan dunia yang baru. Namanya adalah Emilia, di m...