21

2.7K 467 45
                                    

Aku datang lagi. Jangan lupa vote dan comment.

Apa yang membuat kalian tertarik baca Untuk Senja sampai sejauh ini?

Happy reading

•••

Senja tidak enak dengan kejadian semalam karena dia perempuan bisa merasakan sakitnya jika sang pacar ingin jalan dengan sang mantan. Akhirnya dengan mengumpulkan keberanian yang banyak, Senja menemui Flora di kamarnya.

"Flora, gue mau ngomong," ujar Senja di depan pintu kamar Flora.

"Masuk aja, nggak dikunci."

Senja langsung membuka pintu tersebut dan terlihat Flora yang sedang rebahan di kasur, dia langsung mengubah posisinya menjadi duduk.

"Lo abis nangis?" tanya Senja yang paham akan mata sembab milik Flora.

Flora menggeleng. "Ayo duduk," ujar Flora sambil menepuk tempat kosong di sebelahnya.

Senja langsung duduk di samping Flora dan memperhatikan penampilannya, dari rambut acak-acakan, mata sembab, serta hidung merah. Apa yang Flora rasakan sekarang, pernah Senja rasakan pada saat itu.

"Are you okay?"

Flora menjawab sambil tersenyum. "Yes, of course."

"Gue semalam nggak jalan sama cowok lo kok, gue nolak. Btw, gue mau minta maaf kalau kejadian semalam bikin lo sakit hati."

"Dalam menjalani hubungan pasti ada yang namanya kecewa, sakit hati, dan luka. Karena berani cinta, itu artinya harus siap jatuh."

Senja pikir, Flora akan memaki dirinya, atau bahkan membencinya sangking kesal dengan kejadian semalam, tapi realitanya sangat berbanding terbalik dengan ekspektasi Senja.

Lo benar-benar baik atau pura-pura baik, sih?

"Jadi gini Senja, bohong kalau gue bilang nggak sakit hati atas kejadian semalam, justru gue sakit banget, tapi apa dengan gue marah-marah ke lo bakal bikin semuanya jadi baik? Gue nggak bakal lakuin hal itu, karena lo itu teman gue."

Bahkan lo tetap anggap gue teman, padahal gue selalu bersikap acuh ke lo.

"Gue sayang sama Bintang dan gue akan mempertahankan hubungan ini semampu gue, tapi satu hal yang selalu gue tekankan dalam hidup gue, segala sesuatu telah diatur oleh Tuhan dan gue nggak boleh menyalahi ketetapan itu. Lo paham kan maksud gue?"

Senja lebih tidak menyangka kalau Flora memiliki hati setegar dan pikiran sebijak ini.

"Tapi, kalau lo balikan sama Bintang, gue nggak bisa temanan lagi sama lo, karena gue nggak mungkin berteman dengan orang yang udah bikin gue sakit hati. Gue nggak benci sama lo, cuma kita nggak bisa berteman."

Sejauh ini gue belum anggap lo teman gue, Flo.

"Iya, gue tahu, Flo. Gue juga nggak bakal balikan sama Bintang kok," balas Senja.

Flora mengangguk. "Semoga saja."

Senja beranjak dari tempatnya. "Udah ya, Flo. Gue balik ke kamar dulu."

•••

Bintang saat ini sedang di kamar Bian, dia baru saja selesai bercerita kepada Bian perihal semalam. Bian rasanya ingin menonjok wajah tampan sahabatnya, bagaimana bisa dia tidak memikirkan perasaan Flora.

"Bintang kecil yang anunya kecil!" hardiknya.

Kalau sudah berbicara seperti itu tandanya Bian sudah amat kesal dengan sahabatnya ini. "Ntang, lo udah punya Flora, konsisten dengan apa yang lo pilih, lo jangan kayak bokap lo!"

Untuk Senja ✔ (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang