~ Tak usah mencari kesalahan seseorang. Jika masih terdapat banyak kesalahan dari dalam diri kita~
BRAAKKKKKKKKKKK. Tiba-tiba pintu asrama tujuh terbuka dengan bunyinya yang cukup keras, sehingga mengagetkan penghuninya yang sedang bercanda gurau.
"Allahumma barik lanaa fii ma rozak tanaa wa kinaa 'adzaa bannar -." Ucap Rian spontan yang terbangun dari tidurnya.
Seluruh penghuni asrama pun seketika melirik dan menertawai Rian akibat kelatahannya.
"Ck tuh bocah kenapa? Ngimpi makan atau gimana?" Celetuk Riko sambil menunjuk ke arah Rian.
"Eh Rian Lo kenapa? Lo pada ngetawain apaan sih? orang lagi kaget juga." Ucap Alfath sambil menghampiri Rian.
"Latahnya kambuh tuh." Celetuk Toni salah seorang santri yang sedari tadi paling keras mentertawai Rian.
Rian pun seketika menundukkan kepalanya menyembunyikan pipi tembemnya yang sedikit memerah.
"Udah-udah! kasian tau. Lo pada ga mikir apa kalo jadi dia gimana?" Ucap Alfath membela Rian.
Suasana asrama pun seketika hening seperti pulau yang tak berpenghuni.
"Ckck sorry Rian kalo gue bikin Lo kaget." Ucap Ahmad salah satu penghuni asrama tujuh di ambang pintu dengan nafasnya yang tak beraturan sembari mengangkat jari tengah dan jari telunjuknya sehingga membuat bentuk peace.
"Lagian Lo kenapa sih Mad? ngucap salam kek kalo mau masuk." Omel Jodi.
"Itu, a-anu RAZIAAN ASRAMA." Ucap Ahmad sembari menekankan kata diakhirnya.
"WHAT?!" Ucap seluruh penghuni asrama tujuh.
Rian dan Toni pun seketika langsung panik sembari menyembunyikan barang yang sekiranya akan dirazia seperti handphone dan alat elektronik lainnya.
Tak seperti kedua teman asramanya yang tengah sibuk menyembunyikan barang-barangnya. Alfath, Riko, dan Jodi hanya mematung di tempat melihat Rian dan Toni yang hebohnya minta ampun, mereka bertiga tak tau harus berbuat apa.
"Aduhh Lo bertiga ga denger apa SEKARANG RAZIAAANNN! TAPI BOHONG. Wlee, hahahahahahaha-." Ucap Ahmad diriingi dengan tawa jailnya yang menggema hingga sampai ke sudut ruang asramanya.
Rian dan Toni yang sedari tadi sibuk menyembunyikan handphone dan alat elektronik lainnya pun, seketika melirik ke arah Ahmad yang telah berhasil mengerjai mereka.
"AHMADDDDD!" Teriak Rian, Toni, Alfath, Riko, dan Jodi kesal kepadanya.
"Hadehhh sorry-sorry okey, ck damai, selow, afwan bro." Pinta Ahmad kepada teman-temannya.
"Awas ya Lo." Ancam Toni yang berjalan menghampiri Ahmad, diikuti dengan teman-temannya yang tertipu.
Ahmad pun langsung berbalik arah dan berlari keluar asrama untuk menghindari amarah teman-temannya.
Tapi, baru saja Ahmad melangkahkan kaki di ambang pintu, tiba-tiba saja datang dua orang di hadapannya. Sehingga Ahmad pun mengerem tubuhnya agar tidak menubruk dua orang yang ada dihadapannya.
Ahmad pun menelan ludahnya sendiri ketika melihat siapa dua orang yang ada dihadapannya.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakaatuh." Ucap Ustadz Fajar dan Ustadz Imran di ambang pintu dengan nada yang berat.
"Wa'alaikum salam warahmatullahi wa barakaatuh." Ucap semua santri kompak.
"Maaf jika kami mengganggu istirahat kalian. Kali ini ustadz dan Ustadz Fajar akan menjalankan pemeriksaan di asrama kalian." Ucap Ustadz Imran dengan tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERIHAL SECERCAH RINDU
Fiksi Remaja"Kita bagai bumi dan langit yang hanya terpisah oleh jarak. Layaknya senja dan fajar yang selalu setia menghadirkan segurat kesan yang tak dapat diartikan untuk dikenang. Ibarat bulan dan bintang di malam hari yang selalu setia menerangi bumi ." •...