Selesai sarapan, Azzam bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Hari ini mereka bangun kesiangan. Selesai mengancingkan kemejanya, dasi yang diambilnya tadi hilang dari pandangannya."Mencari apa, Mas?" tanya Aira melihat suaminya mengedarkan pandangannya.
"Rasanya aku tadi sudah mengambil dasi, tapi di mana ya, aku letakkan" jawab Azzam sambil mengingat-ingat.
Aira tersenyum sambil melirik dasi yang tergeletak di kursi depan towalet ya. Dia kemudian mengambilnya dan menunjukkannya kepada Azzam
"Belum tua, tapi udah pikun" ledek Aira.
Azzam tersenyum lalu mendekati Aira. Dia meraih pinggang ramping istrinya itu. "Pasangkan, ya" pinta Azzam.
Aira kemudian mengalungkan dasi ke leher suaminya. Sambil fokus memasangkan dasi, Azzam tak henti-hentinya menatap wajah Aira sehingga membuat istrinya itu salah tingkah.
"Sudah selesai" ucap Aira sambil menurunkan tangannya. Namun Azzam tambah merapatkan tubuh Aira. Dia mendekatkan wajahnya kemudian menikmati sejenak bibir indah istrinya. Aira hampir tidak bisa bernapas, tangannya langsung mendorong dada Azzam.
"Ah ..." desah Aira setelah Azzam melepaskan ciumannya. "Mas, nanti kamu terlambat" ucap Aira menatap geram suaminya.
"Iya ... aku pergi dulu, ya" ucap Azzam malu sendiri. Laki-laki tampan itu mendaratkan lagi ciuman namun di kening Aira saja.
Azzam pergi bekerja. Sementara Aira melanjutkan aktivitasnya di rumah. Selesai membereskan rumah dan membuat makan siang bersama Bik Sumi, Aira meninggalkan Bik Sumi untuk beristirahat ke kamarnya.
Hari ini, Aira tampak santai karena dia sedang tidak ada jadwal mengajar. Ketika Aira ingin duduk di tempat tidur, dia melihat ponsel tergeletak di sana.
“Bukannya itu ponsel Mas Azzam?” gumam Aira lalu mengambil ponsel itu.
Setelah Aira lihat-lihat memang benar itu ponsel Azzam yang telah ketinggalan. "Kenapa dia nggak balik lagi untuk mengambilnya? Nanti kalau ada telpon penting, bagaimana?" pikir Aira heran.
Tiba-tiba Aira merasa penasaran sekali ingin membuka ponsel milik Azzam. "Boleh kan sekali-kali, nggak apa juga dilihat isinya" batin Aira tersenyum sambil menggeser layar ponsel Azzam.
“Yah, ada kata sandinya” seru Aira mendengus kesal. Ponsel itu ternyata tidak bisa dibukanya karena terkunci.
"Apa, ya, kata sandinya?" gumam Aira tampak berpikir lalu dia coba memasukkan tanggal lahir Azzam. Ternyata salah. Aira memutar otaknya. Semua harus dicobanya karena semakin penasaran.
"Hmm, sekarang coba tanggal lahirku aja. Siapa tahu benar. Ihh, kok ngarep banget" Aira tersenyum sendiri. Eh, salah juga.
Aira kemudian mencoba lagi dengan menggunakan nama orang-orang terdekat Azzam agar ponsel itu bisa terbuka.
"Nama Azzam salah, nama Mama dan Papanya juga salah. Aduh, apa, ya? Kata sandinya, kok susah banget. Oh ya, namaku aja. Kan belum dicoba" ucap Aira tersenyum. Dia baru teringat kalau namanya sendiri belum dicoba. Siapa tahu Azzam memakai namanya untuk password ponselnya. Aira kemudian mengetik namanya. Humaira. Tak lama kemudian ...
Cling!!
Ponsel Azzam pun langsung terbuka. Aira melongo dibuatnya.
"Ya, Tuhan. Ternyata Azzam menggunakan namaku sebagai kode sandi ponselnya" Aira tersenyum dan menjadi tersipu malu sendiri. Dia begitu istimewa di mata laki-laki berparas tampan itu.Dia kemudian membuka ponsel Azzam dan akan melihat isi ponsel itu sepuasnya. Setelah dilihatnya ternyata tidak ada aplikasi yang aneh seperti game atau lainnya di dalam sana. Galeri fotonya juga sepi dari foto-foto dirinya atau aktivitas Azzam sendiri. Tampaknya laki-laki itu tidak suka berfoto ria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh di Masa Lalu √{Complete}√
RomanceBagaimana rasanya bertemu lagi dengan laki-laki yang sangat kamu benci sewaktu kuliah? Meskipun laki-laki itu tampan dan terkenal di kampusnya. Humaira Salsabila harus mengalaminya. Dia bertemu kembali dengan laki-laki yang sangat dia benci sewaktu...