Merajut Bahagia

5. Penggemar Rahasia?

"Cinta kok pake coklat. Langsung akad dong."

-Anzil Alaina Rahma-

*****

Ina POV

"Assalamualaikum...."

"Waalaikumussalam....."

Usai mengucap salam aku dan Lia segera menuju bangku kami.

"Eh.... apa ini?" Ucapku heran. Karena menemukan kotak dibungkus kertas warna pink di laci mejaku.

"Lia, ini punya kamu... kamu kan pink lover... "

"Coba liat"

Kuserahkan kotak itu pada Lia.

"Mbak Ina anaknya pak Luqman Hakim....."

Aku mengangkat kedua alisku....

Kalau udah nyebut nama ayah biasanya Lia dalam Gemesh mode on.

"Noh baca.... teruntuk Anzil Alaina Rahma kelas XI ips 3." Kata Lia sambil menunjukkan tulisan yang ada di bagian samping kotak.

Tuh kan.

"Yaaa..... aku kan ga tau. Salah sendiri nulis disamping. Biasanya kan di bagian atas." Kataku membela diri.

"Buka gih. Jadi penasaran, isinya apaan yak?"

Belum sempat ku buka, bel tanda pelajaran di mulai berdering dengan keras.

Kotak warna pink itu kumasukkan ke dalam ransel warna biru navy milikku.

----

Kantin MA At-Thullab.

"Na..."

"Hmmmm...."

"Aku kok penasaran sama kotak tadi ya... kira-kira dari siapa ya?" Tanya Lia lalu kembali memasukkan potongan pentol ke dalam mulutnya.

"Kotak apaan?" Tanyaku.

"Diiih.... kotak warna pink di laci meja markonaaaaàh......"

"Oh iya.. kok aku lupa ya?" Ucapku sambil nyengir ke arah Lia.

"Dasar... belum nyampe 17 tahun aja udah mulai nyicil pikun kamu?

"Siapa yang pikun?" Tanya seseorang tiba-tiba. Sambil duduk di sampingku.

"Eh pak Fattan.... Assalamualaikum pak.... lagi makan siang?" Kataku pada pria yang duduk di sampingku, yang ternyata Pak Fattan.

Inget pak Fattan kan? Itu lo.... guru baru yang tempo hari kenalan sama Ina dan Lia di kantin pas lagi makan siomay.

"Waalaikumussalam warohmatullohi wabarokatuh.... iya nih. Mmmm kalo ga salah Ina sama Lia kan?"

"Iya pak." Aku dan Lia mengangguk. Kompak.

"Kenapa ga suruh antar ke kantor aja pak, makanannya?" Tanya Lia, kepo.