02

570 104 11
                                    

'Bukan hati tak ingin menerima, hanya saja belum siap terbuka untuknya'

°°°

Dengan nafas yang masih terengah-engah, Nayeon segera masuk ke sebuah Cafe melalui pintu belakang. Dengan cepat ia menuju ke ruang ganti, lalu meletakan tas ranselnya di dalam loker. Iapun segera mengganti bajunya dengan seragam berwarna cokelat muda yang dilengkapi dengan apron dan topi baret berwarna coklat tua.

Perasaan Nayeon semakin was-was saat matanya melihat seragam temannya susah digantung. Itu berarti rekan kerjanya telah menyelesaikan shift kerjanya, yang seharusnya digantikannya.

Nayeon keluar dari ruang ganti dengan sedikit mengendap-endap, berharap ia bisa menghindari si empunya Cafe supaya tak ketahuan.

Belum lima langkah melewati pintu ruang ganti, indra pendengaranannya menangkap sebuah dekheman keras dari belakang.

"Ekheeemm...."

Nayeon membalikan badannya dengan memberikan senyum lebarnya berharap jika lelaki yang kulitnya lebih putih darinya itu tak akan memarahinya.

"Oppa,, mianhe..." Nayeon memberikan puppy eyes nya, namun lelaki yang berdiri tegak dengan kedua tangannya di belakang itu masih mempertahankan tatapan dinginnya.

"Hanya ucapan maaf? Sudah berapa kali kau terlambat Im Nayeon?" ucap lelaki itu dengan datar.

"Hari ini biar aku saja yang mengepel lantai, membuang sampah, dan menutup Cafe" ucap Nayeon masih terus mempertahankan senyumnya.

"Oke, call!!!" ucap pria itu sembari melewati Nayeon.

"aahh, gumawo Suga Oppa" teriak Nayeon sembari membuntuti si empunya Cafe di belakangnya.

Nayeon sudah hafal, meski Bos nya itu selalu dingin tapi hatinya sangat baik dan hangat. Terbukti selama hampir 6 tahun ini Nayeon masih bekerja di Cafe itu meski sering sekali ia telat karena terbentur dengan jadwal kuliahnya. Nayeon merasa sangat beruntung karena, ia tak pernah benar-benar di marahi ataupun di pecat olehnya. Namun tetap saja ada rasa tak enak di hatinya.

Dengan meletakkan ujung pel pada ember yang terisi air tak penuh, Nayeon menghela nafasnya sebentar sembari mengusap keringat pada dahinya. Ia cukup kaget, saat melalui jendela kaca Cafe ia melihat di luar sana sudah gelap.

Tak lama setelah ia datang di Cafe bosnya pergi, untuk menyelesaikan rekaman lagu baru salah satu penyanyi ternama di Korea Selatan. Selain menjadi menjadi pemilik Cafe, Suga memang terkenal menjadi produser yang menciptakan banyak lagu populer.

Hal itu menjadikan Nayeon sangat sibuk. Selain ditinggal oleh bosnya, salah satu rekannya juga ternyata izin dan harus membuatnya melakukan semua pekerjaan seorang diri. Mulai dari menerima orderan, membuat orderan, mencuci perabot yang kotor, membuang sampah, hingga mengepel.

Untung saja hari ini tak terlalu ramai pengunjung.

Nayeonpun melihat ke arah bangku-bangku Cafe yang hanya terisi beberapa dan lebih banyak yang kosong. Hingga netranya menangkap sosok lelaki yang sangat ia kenal tengah fokus dengan layar dan juga keyboard laptopnya.

Nayeonpun meminggirkan ember dan alat pel pada dinding, lalu berjalan mendekati lelaki itu.

"Yak Jungkook-a, sedang apa kau disini?" Tanya Nayeon yang kini telah berdiri di depan kursi.

DANDELION [inyXjjk] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang