Keduanya saling tatap dalam diam, Jiyong masih mengelus rambut dara sambil berbaring di sebelah Dara "kamu tidak kembali ke kamarmu?" tanya Dara.
"Tidak, aku akan tidur disini, jika aku pergi nanti ada laki-laki lain yang kembali membuatmu tertawa" Dara tersenyum kecil.
"Posesive"
"Jika kamu tahu, maka jaga jarak dengan mereka"
"Akan aku usahakan" Jiyong menaikkan alis dan itu membuat Dara tertawa "baiklah, akan ku jauhi mereka" ucap Dara.
"Terutama lelaki yang kamu bawa saat pameran berlian waktu itu"
"Ill Woo oppa?" tanya Dara sambil menatap Jiyong serius.
"Apa?, Oppa? Kamu memanggil lelaki itu oppa?" Jiyong langsung bangkit dan menatap Dara, Dara mengangguk.
"Tentu, usianya lebih tua dari ku"
"Lalu kenapa kamu tidak memanggilku oppa"
"Eiiiii akan aneh jika aku memanggilmu oppa"
"Waeee!!" tanya Jiyong.
"Aku tidak ingin"
"Kenapa?" Dara hampir tertawa saat melihat Jiyong merajuk dengan wajah menggemaskannya, hilang sudah aura bad boy yang selalu Jiyong pasang.
"Karena aku akan memanggilmu sayang" Jiyong tersenyum begitu lebar membuat dara tertawa "kamu begitu senang?"
"Tentu" Jiyong menatap Dara penuh sayang "aku ingin membawamu ketempat paforitku"
"Dimana?"
"Jepang, aku punya vila yang aku buat saat memikirkanmu" Dara menaikkan alisnya "aku selalu memikirkanmu sejak dulu, sampai sekarang" Jiyong tersenyum lebar dan terlihat begitu bahagia saat menatapnya, membuat Dara terpaku dan senyum itu menular padanya.
Cup
Jiyong mendaratkan bibirnya dengan cepat di bibir Dara dan menatap wanita yang berhasil membuat dunianya jungkir balik "kenapa kamu begitu cantik?" Dara mengalungkan lengannya di leher Jiyong.
"Sudah takdir" kata Dara.
"Dan takdir ku untuk mencintaimu" Dara tersenyum lebar dan Jiyong memagut bibir merah muda itu dengan lembut, keduanya larut Dalam ciuman memabukkan yang mereka ciptakan, keduanya tidak sadar dengan apa yang sedang mereka lakukan, bahkan Jiyong sudah menindih tubuh Dara yang terlihat pasrah, seakan teringat sesuatu, Dara segera menjauhkan diri dari Jiyong dan membuat Jiyong berdecak "kenapa?" tanya Jiyong Serak.
"Maaf menghentikan mu" Dara lalu tertawa kecil dan mengusap bibir Jiyong "kamu selalu hilang kendali dan selalu mencumbuku saat aku sedang sakit" ucap Dara sambil memperlihatkan tangannya dengan selang infus yang tertancap sempurna. Jiyong tertawa lalu bangkit dari atas tubuh dara dan berbaring di samping Dara.
"Yang pasien disini aku" kata Jiyong.
"Mmmm aku tahu" dan Dara yang tersenyum tadi langsung bangkit dan membaringkan Jiyong.
"Wae?" Dara menyingkap pakaian Jiyong.
"Lukamu berdarah"
"Benarkah?" Jiyong hendak bangun tapi Dara kembali membaringkannya, Dara segera menekan bel diatas ranjangnya, tapi yang membuka pintu bukan dokter, melainkan Dong Hae.
"Ada apa?" Donghae cukup terkejut melihat Jiyong yang berbaring di ranjang.
"Lukanya berdarah" Dara membuka perban luka jiyong dan melihat luka panjang bekas operasi. Dong Hae ikut mendekat dan melihat apa yang terjadi "bagaimana bisa kamu tidak merasakannya?"