Allerd keluar dari kamar Agatha dan segera masuk ke kamarnya. Ia masuk dan melihat ada marcel di balkon, allerd pun menyusul marcel.
“udah pacaranya?” Tanya marcel pada allerd yg baru saja berdiri di sampingnya.
“denger semuanya?” Tanya allerd, marcel mengangguk. Allerd menghela nafasnya kasar.
“bang al” marcel menatap allerd, begitupun allerd. Ia juga menatap kearah marcel karena marcel akan berbicara serius padanya.
“apa sih yg abang pikirkan saat itu? Katanya abang gk mau ngelukain Agatha trus kenapa mau pacaran sama Agatha?” Tanya marcel dengan tak suka.
“aku kasihan sama dia, aku gk mau cinta dia sia sia dan gk ke bales”
“cinta karena kasihan itu gk baik bang, abang bohongin 2 hati tau. Hati abang sama hati Agatha.”
“tapi aku juga pengen bahagia, aku pengen kayak cowok lain dek. Bisa kesana sini sama pacarnya, diperhatiin sama pacarnya, aku pengen semua itu dek.”
Marcel bungkam, ucapan abangnya benar. Abangnya perlu bahagia, tidak harus berlama lama dalam kubangan hitam ini.
“aku pengen keluar dari kubangan hitam ini, aku juga ingin melihat sinar mentari. Aku ingin melihat hujan dan pelangi. Aku ingin melihat semua yg ada di dunia ini. Aku harus membuka mataku agar aku tidak bosan” ujar allerd dengan senyum kecil.
“tapi, apa Agatha sanggup menerima keadaan abang?” Tanya marcel ragu
“nanti kutanyakan”
“biar aku yg Tanya” marcel akan menghampiri Agatha namun di tahan oleh allerd.
“biar aku yg bicara, aku gk mau kamu ikut campur dulu”
“tapi..”
“ini soal perasaan, bisa kamu lihat dari jauh saja tapi jangan mendekat? Aku ingin menyelesaikanya sendiri” ujar allerd, karena ia ingin marcel berhenti mengurusi tentang percintaanya. Jika hal lain apalagi yg menyangkut penyakitnya itu tidak apa apa. Malah itu lebih baik
“baiklah, aku tidak akan ikut campur. Ini hidup abang dan juga abang sudah dewasa, jadi aku yakin dengan setiap keputusan abang” marcel tersenyum, allerd pun ikut tersenyum.
“baiklah, aku akan bicara dengan Agatha sekarang. Kamu istirahat dulu”
“hmm” marcel mengangguk, allerd mengecup kening marcel sebentar lalu keluar untuk berbicara dengan Agatha.
Tok tok tok...
Allerd mengetuk pintu kamar Agatha dan segera di buka oleh Agatha.
“kak al, mau ngapain?” Tanya Agatha
“mau bicara sesuatu, bisa?”
“bisa, belum ngantuk juga”
Allerd mengangguk, ia masuk ke kamar Agatha dan berjalan kearah balkon diikuti Agatha. Allerd bersandar pada pegangan balkon sedangkan Agatha bersandar di pintu balkon.
“mau ngomong apa?” Tanya agatha
“suatu saat nanti pasti kamu akan tahu sifat asli aku dan penyakit yg aku derita, apa yg akan kamu lakukan setelah itu?”
“emang sakit apa?”
“suatu saat nanti kamu akan tau”
“ehm.. mungkin… mungkin…” Agatha berfikir, karena ia juga belum tau apa penyakit allerd.
“kamu akan pergi?” Tanya allerd sedih
Agatha tersenyum ke arah allerd, “mungkin tidak”
“kenapa?”
KAMU SEDANG MEMBACA
senior high school 3 (TAMAT)
Подростковая литератураAku ingin memilikinya, tapi aku sadar adalah aku seorang pengecut. Karena aku sendiri tidak bisa melawan penyakitku bagaimana aku bisa melindunginya. Yg ada aku hanya akan melukai nya karena penyakit ini. Dasar penyakit sialan! -allerd- Akhirnya aku...