Bagian 4

199 10 0
                                    

~ DEALOVA ~

" SHE'S MINE. "

Ohh, jadi namanya Liam.

" Hai kak Liam. Aku -- ehh gue Aurora. Salam kenal. " Aurora tersenyum pada Liam.

" Yaudah. Gue pulang duluan yah. Udah malam. "

" Pulang sama siapa lo? "

" EEEEEEYAAAAAAA.. "

" Gasss, bosque "

Lah? Kan cuma ditanya pulang sama siapa. Heboh amat.

" Sendiri kak. " Liam mengangkat sebelah alisnya.

" Pulang sama gue. "

Nggak lah. Yakali Aurora pulang sama orang yang baru dikenalnya. Bagaimana jika diculik?

Tidak akan.

" Nggak usah kak. Gue pulangnya sendiri aja. " Liam diam. Apa Aurora salah?

" Soalnya gue baru kenal kak Liam. Kan banyak gitu kasus penculikan. Gue waspada aja. " cicit Aurora. Gelak tawa terdengar dari Brandon, Matthew, Ian dan Grayson.

" Kasian amat. Muka luh boss emang kayak penculik? " Matthew memegang perutnya masih dengan tertawa.

" Gue permisi dulu kak. " Aurora nyelonong pergi. Jika tidak pergi sekarang maka dia akan terjebak disini.

Aurora menuruni tangga. Dia harus pulang sekarang.

()()()()

" Lo nggak nyusul? " Brandon menarik kursi cafe dan mendudukinya.

Liam tidak bicara cowok itu hanya berdiri lalu sepersekian detik berikutnya Liam malangkah turun dari cafe. Dia harus menyusul Aurora.

Kaki panjang Liam menyusuri jalan. Liam berlari pelan mencoba menyusul Aurora yang berada jauh di depan. Dan..

Itu dia. Aurora gadis itu berjalan perlahan dengan tangan yang membuka perlahan sebuah surat. Liam tak langsung mempercepat langkah menyusul Aurora.

Cowok itu perlahan mengikuti Aurora. Dengan jarak yang tercipta. Liam memgawasi Aurora dari jauh. Berjalan di belakang Aurora tanpa ingin diketahui.

Mata tajam itu mengawasi setiap pergerakan Aurora. Aurora menyeberang jalan diikuti juga Liam yang masih berada jauh dari jangkauan Aurora. Aurora kembali berjalan, Liam pun mengikutinya dari belakang.

Mata tajam itu perlahan menyipit. Aurora berhenti dan berbincang sebentar dengan seorang cowok. Cowok itu tidak terlalu tinggi dari Aurora. Lalu Aurora kembali berjalan. Liam mengikutinya lagi.

Saat melewati cowok yang berbincang dengan Aurora tadi. Mata tajamnya bertemu dengan cowok itu. Mata tajam itu seakan memperingati untuk tidak menganggu miliknya.

Liam berhenti. Liam masih menatap tajam lawannya itu.

" She's mine. "

()()()()

Aurora sudah sampai di rumah. Gadis itu duduk nyaman di kursi ruang tamu. Saat Aurora pulang tidak ada orang di rumah. Mama, papa dan adiknya pergi ke rumah adik papanya.

Ponsel Aurora berdering. Telepon dari mamanya.

" Halo, ma. "

" Kamu, udah di rumah kak? "

" Udah ma. "

" Kamu nyusul kemari aja dulu. "

" Nggak usah ma. "

DEALOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang