"Kamu mungkin bisa mematahkan hati seseorang, tetapi tidak berhak membunuh cinta yang ada di dalamnya. Setidaknya, biarkan aku mencintaimu, dalam diam.
-Oh Se Hun***
Wendy menundukkan kepala sambil berjalan. Sedari tadi siswa di sekolahnya melihatnya terus-menerus. Mungkin karena ia berteriak dan menangis waktu berhadapan dengan Sehun, kakak kelasnya.
Wendy buru-buru masuk ke kelasnya untuk mengambil tas dan barang lainnya untuk segera pulang. Berhubung kelasnya sepi, ia ternyata memilih duduk sejenak, menunggu sampai para manusia di sekolahnya mulai meninggalkan sekolah ini.
"Ahhhh! Kenapa gue selalu sial!" keluh Wendy tidak karuan.
"Kesal?" sahut Sehun tenang, tiba-tiba saja cowok itu datang dan mengejutkan Wendy.
Wendy tidak menjawab, ia segera membereskan barang-barangnya dan bergegas untuk pergi sebelum emosi dia melunjak lagi karena melihat wajah Sehun.
Saat Wendy hendak keluar dari kelasnya, Sehun menahan kepergiannya, ia mencengkram lengan Wendy agar cewek itu tidak pergi.
"Lepasin!" teriak Wendy.
"Hm," Sehun mengangguk lalu ia melepaskan cengkeramannya dari lengan Wendy.
"Nih pengganti tempat pensil lo yang udah rusak itu." Ucap Sehun sambil memberikan beberapa lembar uang berwarna merah ke arah wajah Wendy.
Wendy menatap tajam kepada Sehun, ia berpikir bila Sehun sedang merendahkan dirinya saat ini juga.
"Maksud lo apaan?"
"Ini duit buat pengganti tempat pensil lo yang rusak. Udah paham?"
Wendy menegakkan tubuhnya, mendongakkan kepalanya sedikit. "Mentang-mentang lo banyak duit, lo memperlakukan gue kayak gini?"
"Lo tau gak, lo udah kayak binatang yang gak pernah dijinakkan tau gak?!" teriak Wendy frustasi.
Sehun mengangguk kepalanya santai. Toh, ucapan seperti itu tidak akan membuatnya marah. "Lalu?" kata Sehun sesantai mungkin.
Wendy menggerakkan giginya sambil menunjuk telunjuknya di depan wajah Sehun persis. "Sekali lagi lo ganggu gue, gue bunuh lo!"
Cewek itu meninggalkan Sehun dengan amarah yang membara. Padahal Wendy sudah bersusah-payah untuk melupakan kejadian tadi. Tapi si pembuat onar itu datang dengan membawa wajah yang seperti tidak ada dosa.
"Kenapa dah dia?" tanya Sehun masih tidak merasa bersalah.
***
"Hun, tadi keterlaluan loh." Sahut Kai menggelengkan kepalanya, "kasian juga Wendy."
Sehun menoleh, mengangkat salah satu alisnya sambil tersenyum kecil. "Kalau kasian, kenapa gak lo kejar dia?"
"Bukan gitu, Hun. Bisa gak lo jangan terlalu berlebihan ke dia?"
Sehun mengernyitkan dahi, "hm?"
Sia-sia. Seharusnya Kai menutup mulutnya untuk tidak berceramah kepada Sehun si orang keras kepala.
Sehun kini memejamkan matanya dengan tangan yang terlipat di balik kepalanya, kepalanya di topang dengan tangannya.Kakinya ia luruskan, sebelum Sehun memikirkan sesuatu, ia menghela napasnya dalam-dalam.
Dalam luar, memang ia terlihat begitu kejam, tapi sebenarnya di dalam hatinya ia terlalu merasa bersalah. Tapi hanya ini caranya agar ia bisa dekat dengan cewek itu terus-menerus.
Karena Sehun tau Chanyeol begitu suka pada Wendy sejak dulu. Tidak mungkin ia terus terang berperilaku kepada Wendy kalau dia menyukainya, tidak mungkin.
Chanyeol yang selalu ada di samping Wendy ketika ia yang membuat Wendy tersakiti.
"Maaf." Ucap Sehun dengan suara kecil, teman-temannya tidak dapat mendengarkan ucapan itu.
***
Ternyata Sehun enggak jahat kok:)
Jangan lupa vomentnya 😋
KAMU SEDANG MEMBACA
My Oppa ▶️OSH
Fanfic"Sehun oppa disini untuk menemani kalian" -Oh Se Hun. "Jangan mau sama dia, dia jailnya kebangetan" -Wendy Song.