"Sampai jumpa, Dègel!"
"Jangan lupa besok ya!!"
"Bye Aspros, tentu saja aku tidak akan lupa besok, Kardia!"
Itu di taman, mereka baru saja selesai bermain bola di lapangan sekolah dan berpisah di taman kota. Dègel berjalan pulang, rumahnya sedikit jauh dari taman tidak seperti yang lain. Dègel ingin naik taksi seketika dia ingat bahwa uangnya habis karena Kardia lupa bwa uang untuk mmbeli minum dan tidak membawa air. Jadi terpaksa uang ongkos taksi itu dia traktir sebotol air untuk Kardia.
Hanya tinggal beberapa blok sampai di rumah. Dègel melihat anak kucing yang dikejar oleh kucing besar. Dègel melempar batu kearah kedua kucing tadi, tidak berniat melukai keduanya jadi dia melempar dan mendarat di tengah 2 kucing itu. Dègel langsung menggendong anak kucing tadi. Bulunya lembut dan lebat, sepertinya dia belum melihat kucing ini. Apa dia kesesat?.
Dègel menggendong anak kucing itu sampai kerumah. Membuka sepatu yang dia pakai.belum membuka pintu dia sudah melihat penampakan adiknya, Camus.
"Camus, kau mengejutkan ku." Dègel sedikit kaget adiknya tersenyum didepannya sampai dia melihat kucing yang di gendong Dègel.
"Kakak. Kenapa kau membawa kucing? Apa nii-san membeli kucing? "Camus bertanya mengangkat satu alisnya memandang kakaknya yang kini berjalan masuk rumah dan duduk di lantai dekat sofa.
" Kakak tidak membeli kucing. Aku melihat anak kucing ini sedang lari dari kucing lebih besar darinya. Kurasa anak kucing ini tersesat. "
Bingung Dègel menjelaskan ke Camus. Dia berharap Camus dapat memahami kata-katanya. Menurunkan kucing yang dari se tadi dia gendong agar Camus dapat mnegelusnya."Seperti itu." Camus mengelus kucing itu dan terdengar suara seorang wanita dari dapur. Memanggil namanya.
"Ya udah kak. Kakak istirahat aja dulu. Aku mau kedapur bantu Ibu. " Tersenyum Camus berlari ke arah dapur. Dan membantu ibunya dalam membuat kue.
Dègel membawa kucing itu ke kamarnya di lantai dua disebelah nya kamar adiknya sementara orang tuanya di lantai satu. Dègel menurunkan kucing itu di kasur empuk miliknya, mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Air dingin jatuh ke tubuhnya yang penuh keringat karena selesai bermain bola dengan teman-temannya.
~
"Apa anak itu sudah pulang?" Garnet, ibu Camus dan Dègel. Bertanya sambil memasukan pie kedalam oven dan membereskan perkakas yang dia pakai dalam membuat kue.
"Kak Dègel sudah pulang." Jawab Camus sambil mengelap meja sampai dia melihat sosok kakaknya di pintu dapur.
"Selamat sore Kak Dègel." Sambut Camus dan memeluk Dègel.
"Juga Camus. Selamat sore,bu."
"Cih!"
Camus memandang kakak nya dengan sedih. Dia menarik tangan kakaknya menuju ruang tamu dan duduk di sofa bersama Dègel.
"Kakak sudah minta maaf ke Ibu. Tapi kenapa ibu seperti itu?" Camus menunduk sehingga poni depan menutupi sebagian wajahnya.
"Camus..." Dègel memeluk Camus dengan erat.
Tiba tiba pintu terbuka menampilkan sosok sang Ayah-Krest- pulang dari kerja. Dan langsung masuk ke kamarnya tanpa mempedulikan anak anaknya.
"Kak.. Kakak besok masih berlatih?"
Tanya Camus tanpa melepas pelukan."Ya,kenapa?"
"Aku ingin ikut."
"Baiklah."
• • •...
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Hate me. please
RandomDisclaimer ©Masami Kurumada ®Shiori Teshirogi Warning=kekerasan.Slow update. & Typo.