"Ryan."
"What?" jawab Ryan tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.
Keenan berdecak. "Pulang sono lo! Ngerem mulu di rumah orang!"
"Bosen gue ngerem di rumah sendiri mulu." jawab Ryan asal.
"Lo disini dari pulang basket anjir! Liat udah jam berapa noh!" sebal Keenan. Ya gimana ga sebal, Ryan di rumahnya dari jam 5 sore dan sekarang udah jam 8 malam.
"Gitu amat lo ama temen sendiri."
Keenan hanya memutar bola matanya malas. Ia memainkan ponselnya, bodoamat sama Ryan, kalau udah bosan juga ngacir sendiri.
Mereka berdua asik dengan kegiatannya masing-masing. Hingga terdengar pintu di ketok dan di susul suara seorang gadis.
"Masuk aja, An!" teriak Keenan dari dalam.
Ryan yang mendengar Keenan teriak langsung menoleh ke arah pintu. Di sana berdiri seorang gadis yang akhir-akhir ini mencuri perhatiannya. Asik.
"Eh, Anna." sapa Ryan. Anna hanya tersenyum sekilas.
"Disuruh makan sama mama." kata Anna, lalu ia menatap Ryan. "Lo juga, kak." sambungnya.
Keenan dan Ryan mengangguk, mereka mengikuti Anna menuju ruang makan.
"Asik makan sama camer." ucap Ryan.
Keenan yang mendengarnya mendelik. "Camer, camer, pala lo peyang! Ga akan gue restuin lo sama Anna!" sewot Keenan.
"Dih calon kakak ipar jangan gitu dong." Ryan mengerucutkan bibirnya. Keenan yang melihatnya mengernyit jijik.
"Najis muka lo!"
Anna yang ada di depan Keenan dan Ryan, tampak tidak peduli dengan apa yang dibicarakan mereka. Ia asik saja memainkan ponselnya, tanpa tahu kalau yang tengah dibicarakan adalah dirinya sendiri.
"Anjir, Nan, dag dig dug jantung gue makan bareng camer." kata Ryan saat mereka sudah di lantai bawah.
"Idih apaansih lo! Biasanya juga b aja ketemu emak, bapak gue!" sebal Keenan mendengar suara menjijikkan Ryan.
"Kan, sekarang gue lagi masa pendekatan sama adek lo."
"Emang Anna nganggep?" sindir Keenan.
Ryan menatap Keenan dengan tatapan memelasnya, membuat Keenan kembali mengernyit jijik.
"Jahat kamu calon kakak ipar!" Ryan mempercepat langkahnya agar segera sampai di meja makan.
"Jangan sampe gue beneran jadi kakak iparnya dia." gumam Keenan.
🌈🌈🌈
Seorang laki-laki memerhatikan gadis yang tidur di sebelahnya. Ia mengusap pelan pipi tembam dan halus itu secara perlahan, takut membuat gadis itu terbangun.
"Ga seharusnya gue punya perasaan sama lo, ya?" gumamnya. "Tapi perasaan ini juga datengnya tiba-tiba tanpa gue sadari."
Alex tersenyum tipis. "Gue takut lo menjauh saat tau perasaan ini. Jadi, gue akan mencoba bersikap biasa aja." Alex mendekatkan kepalanya dan mencium kening Luna. "I love you."
Setelah bergumam mengeluarkan isi hatinya, Alex menuju dapur untuk mengambil minum. Ia melewati kamar orang tuanya dan sayup-sayup mendengar obrolan orang tuanya.
Ia mendekatkan diri di pintu kamar orang tuanya dan mulai mendengarkan obrolan yang sepertinya rahasia.
Alex tau ia tidak sopan karena menguping obrolan Xaverick dan Fiona. Namun ia terlalu penasaran, jadi sekali-kali tidak apa kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Complex
Jugendliteratur[ Completed ] Xavier Alexander Skye memiliki seorang adik sejak tiga tahun yang lalu. Adik yang berbeda jenis dengannya itu, ditemukan oleh ayahnya di sebuah toko permen dan berakhir dirumah Alex, menjadi adik angkat Alex. Sungguh gadis itu sangat c...