V

248 44 16
                                    


Borghese Gallery and Museum

Taeyong kembali menatap takjub gedung megah di depannya. Perasaan gembira serta gugup menyergapnya hingga membuatnya sedikit merasa mual dan pening. Taeyong hampir memilih untuk kembali ke Hotel dan mengambil resiko dengan kemarahan Ten karena rasa gugup yang hampir merobohkan kepercayaan dirinya. Siapapun yang menyentuh jemari Taeyong akan dapat merasakan betapa dingin dan gugupnya pemuda itu.

Pada detik selanjutnya, Taeyong mulai melangkah ragu, karpet merah membentang di pintu masuk yang sangat lebar dan puluhan anak tangga menanti Taeyong. Gedung tinggi dengan nuansa kental akan abad pertengahan itu membuat Taeyong hampir menangis.

Puluhan patung dewa Yunani yang memenuhi koridor menyambut Taeyong di ruangan utama yang ia masuki. Ia menghabiskan beberapa detik menatap patung Apollo and Daphne yang berada di tengah, menyentuh kaki patung itu dengan sentuhan terlembut hanya untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini bukanlah mimpi.

Langit-langit nya sangat tinggi dengan lukisan-lukisan yang membentang diatas kepala, menantang mata Taeyong untuk tunduk pada keindahan yang Museum ini tawarkan padanya.

Semakin dalam memasuki Museum itu, membuat sesuatu di dalam perut Taeyong bergerak tak nyaman, terlalu indah. Bahkan lukisan yang telah berumuran ratusan tahun telah ia lihat dengan matanya sendiri. Menakjubkan.

Taeyong akhirnya berjalan cepat menuju ruang pameran yang berada di lantai tiga setelah teringat tentang tujuan utamanya ke bangunan ini dan kenyataan pasti bahwa Ten telah menunggunya. Dan ia telah siap dengan omelan Ten untuknya jika ia terlambat.

Taeyong memantapkan diri dan berjanji akan kembali ke Museum ini beberapa hari kedepan dan akan menghabiskan sehari penuh hanya untuk memuja satu per satu karya seni seorang diri. Hanya dirinya sendiri.

"Kenapa baru datang?!" Ten menyergap Taeyong ketika pemuda itu sampai tengah pemeran. Taeyong tersenyum mendapati pemuda itu dengan raut bahagia yang terpatri di wajahnya. Ten menggunakan jas semi formal berwarna biru laut dengan kaos hitam didalamnya. sebuah kalung melekat di lehernya dan jam tangan mewah membuat Taeyong sadar bahwa Ten memang tidak pernah gagal dalam urusan fashion.

Mengalihkan pandangan, Taeyong dapat melihat puluhan bahkan ratusan orang memenuhi ruangan besar di depan mereka. Puluhan lukisan di panjang di sepanjang dinding-dinding putih, beberapa gucci ditempatkan di dalam etalase kaca di tengah ruangan dan karya seni lainnya berupa sketsa ataupun photo hasil dari photografer terkenal lainnya berbaur bersama para pengunjung.

Gucci Taehyun terlihat memiliki daya tariknya sendiri. Mendapat perhatian lebih dari beberapa kolektor seni yang hadir hanya untuk menanyakan berapa harga yang harus mereka keluarkan untuk mendapat barang berharga itu. Sayangnya, sebagian besar karya yang dipamerkan tidak untuk dijual. Termasuk milik Taehyun dan Taeyong.

"Orang itu mencari Teeyz sejak tadi," Ten berbisik dan menunjuk seorang pria dengan dagunya. "Menyebalkan, tapi dia tampan."

Mata Taeyong mengikuti arah pandang Ten kemudian memusatkan atensinya pada pria tinggi di ujung matanya. Pria itu menggunakan kemeja polos berwarna navy lengan panjang yang ia gulung hingga ke siku. Memasukkan salah satu bagian bawah kemeja ke dalam celana kain longgar dan bagian lainnya ia biarkan menjuntai. Sepatu hitamnya mengkilat dengan mata kaki yang jelas terlihat karena celana yang ia gunakan di atas itu. Taeyong tak dapat melihat fokus yang dilihat orang itu karena kacamata hitam yang ia gunakan.

"Dia kemari, dia kemari, dia kemari!" Ten berbisik agak panik ketika mendapati orang yang tadinya Taeyong perhatikan berjalan dengan gagah kearah mereka.

Taeyong mengulum kedua bibirnya kemudian menunduk, lalu melihat dengan jelas sepatu hitam itu berada tak lebih dari jarak dua meter darinya.

"Benarkah Teeyz tidak datang lagi kali ini?" Taeyong tanpa sadar menengadah untuk melihat pria itu. Sangat tinggi dan putih. Hidung mancung dan mata tajamnya yang terbebas dari kacamata seolah menarik Taeyong secara utuh. Suara beratnya berdengung di telinga Taeyong hingga ke dasar kepalanya. Namun dari semua itu, yang membuat Taeyong sangat terkejut adalah pemuda ini menggunakan bahasa Korea. Taeyong pikir ia adalah kolektor-kolektor dari luar negri yang tertarik dengan gucci Taehyun.

ETHEREAL (JAEYONG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang