1. Oh Sehun

9.6K 747 38
                                    

Kyungsoo's POV

Aku benar-benar tidak suka keramaian. Sebisa mungkin aku menghindari tempat yang ramai dan sebisa mungkin aku menjauhi sumber sumber keramaian tersebut. Pagi ini aku diminta mempresentasikan karya ilmiahku di depan beberapa dosen dan mahasiswa.

Kebetulan aku sedang mengikuti program beasiswa dan karya ilmiah ini adalah salah satu syaratnya. Berbicara tentang keramaian, mendadak ruangan presentasiku menjadi penuh sesak.

Seingatku aku bukan anak populer di kampus. Aku hanya terkenal di kalangan dosen dan mahasiswa yang satu klub denganku. Namun pagi ini ruangan ini benar-benar penuh dan ini membuatku gugup.

Aku memandangi seisi ruangan dan hanya dua baris depan yang memang dikosongkan untuk dosen yang masih tersisa. Kursi lainnya sudah penuh oleh mahasiswa lain.

"Ini diluar dugaan Kyungsoo, pesertamu banyak sekali! Kau pasti lulus kalau begini!" bisik Jongdae dengan semangat.

"Aku hanya butuh dua puluh orang, tapi ini ada empat puluh orang lebih," sahutku.

"Lima puluh orang tepatnya, kau sendiri yang meminta ruangan ini kan?"

"Aku hanya tidak ingin terlihat mengharap pesertaku sedikit Jongdae!"

"Oh My God! Ruangannya penuh!"

Satu lagi temanku yang datang. Aku tidak suka berteman dengan banyak orang yang tidak nyaman untukku, aku lebih mementingkan kualitas dibanding kuantitas dalam berteman. Lalu satu orang temanku ini bahkan bisa membuat kami yang hanya bertiga serasa sedang bersepuluh.

"Rencanaku berhasil! Kau jadi kebanjiran peserta!" Baekhyun benar-benar girang.

Aku dan Jongdae otomatis memandangi Baekhyun. Sepertinya anak ini merencanakan sesuatu tanpa sepengetahuan kami.

"Karena aku khawatir kau kekurangan peserta, aku meminta mahasiswa populer kita datang, dan dia janji akan datang," jelas Baekhyun pada kami.

"Lalu siapakah itu?" Jongdae sepertinya sama-sama tidak tahu sepertiku.

"Dia datang!"

Kami bertiga menoleh pada manusia yang menurutku sangat normal. Walau bagi banyak orang penilaianku ini bias. Namun bagiku lelaki dengan wajah dan postur tubuh seperti Oh Sehun itu banyak di dunia ini.

"Selamat Do Kyungsoo, kau akan mendapatkan beasiswamu!" seru Baekhyun lalu segera menuju kursinya yang sudah disiapkan oleh Jongdae.

"Semangat!" Jongdae ikut menyemangatiku.

Setelah semua dosen hadir aku pun memulai presentasiku. Karya ilmiah yang aku ambil berbicara tentang kekerasan di kalangan remaja. Seperti penyebabnya, lalu solusinya, serta perlukah adanya pemberian hukuman untul menimbulkan efek jera.

Sepertinya aku tidak bisa banyak berharap pada pesertaku kali ini. Hanya ada sekitar dua puluh persen yang mendengarkan dengan seksama. Sisanya sibuk memfoto manusia bernama Oh Sehun itu.

"Baiklah terima kasih atas perhatiannya dan sampai jumpa dilain kesempatan."

Aku menutup presentasiku dan mereka bertepuk tangan malas-malas. Setelah presentasi tentu saja semua dosen yang hadir menjabat tanganku dan memujiku, ini hal biasa sebenarnya. Namun kali ini ada perbedaan, Oh Sehun ikut mendatangiku dan berniat berjabat tangan denganku.

"Presentasi yang luar biasa Kyungsoo," ucapnya sambil tersenyum.

"Terima kasih sunbaenim."

Sungguh aku tidak suka memanggilnya begitu. Andai aku tidak perlu bersikap sopan santun, aku akan langsung memanggil namanya dan tidak mau menjabat tangannya.

"Ah lalu apa kebetulan siang ini kau ada janji makan siang? Kalau tidak kita bisa makan siang bersama."

Satu hal lagi mengenai Oh Sehun. Pria ini sangat percaya diri. Dia selalu mengira jika ajakannya akan selalu diterima. Mungkin orang lain akan mengiyakan, tetapi aku tidak akan.

"Maaf sunbaenim, aku masih harus mengurus sesuatu, terima kasih sudah mau hadir, sampai jumpa."

Dengan sebuah senyum palsu aku melarikan diri. Entah mengapa rasanya puas saat berhasil menolaknya di depan semua penggemarnya. Cih! Dia harus tahu bahwa tidak semua orang jatuh di bawah kakinya itu.

Sebenarnya Oh Sehun tidak pernah membuat masalah denganku. Aku hanya tidak menyukainya, dia itu terlalu semena-mena. Dia sering menggoda wanita maupun pria, dia akan berlagak seolah jatuh hati pada mereka, tetapi ternyata itu semua hanyalah bualan. Oh Sehun itu nomor satu jika berhubungan dengan memberi harapan palsu pada orang lain.

Lalu yang lebih aku herankan lagi. Dengan semua kabar tentangnya itu masih saja ada yang pernah jatuh oleh perangkap bualannya, termasuk Baekhyun.

Sepertinya aku adalah orang pertama yang menolaknya. Dia pikir karena aku lelaki yang diam, tidak suka olahraga, tidak suka tampil di depan umum ini akan senang didekatinya? Silahkan bermimpi Oh Sehun.

•••

Lepas dari kisruh Oh Sehun kini aku terjebak dengan ocehan Byun Baekhyun. Dia semangat sekali mencercaku karena aku menolak ajakan Sehun.

"Jika itu aku, aku tidak akan menolaknya Kyungsoo!" serunya semangat sekali.

"Itu kan kau, ini Kyungsoo, berbeda lagi, lagipula kenapa Sehun sunbae mengincar Kyungsoo?" Jongdae memang orang paling realistis di dunia ini.

"Kyungsoo itu imut dan pendiam, Sehun pasti mengira jika Kyungsoo bisa_"

"Dimainkan? Dibohongi? Dijadikan bahan percobaan formula ke playboyannya?" Aku langsung memotong ucapan Baekhyun.

"Sehun sunbae tidak seburuk itu, dia hanya tidak mau memulai suatu hubungan itu saja." Baekhyun masih saja membela manusia sok tampan itu.

"Sudahlah tidak usah dibahas lagi, Kyungsoo lebih baik kau fokus pada beasiswamu dan Baekhyun, berhentilah mengejar Sehun! Kau itu pria yang juga tak kalah tenar dari Sehun sunbae kau bisa mendapatkan priamu sendiri, atau mungkin wanita," Andai semua manusia seperti Jongdae, aku pasti memiliki banyak teman.

"Baiklah, setelah ini aku kosong, jadi aku akan berangkat ke coffe shop," ucapku.

"Padahalkan itu harusnya tugas Baekhyun, kau itu diberikan coffe shop bukannya kau urusi dengan baik malah membebankannya pada Kyungsoo!"

"Jondae sayang, aku itu membantu Kyungsoo, daripada dia bekerja paruh waktu dengan upah tidak jelas, lebih baik pegang saja coffe shop milikku, aku juga hanya mengambil seperlunya saja dari penjualan."

"Sudah, sudah, coffe shop Baekhyun sangat membantuku, aku berterima kasih sekali untuk itu."

Kehidupanku memang tidak terlalu bagus. Aku hidup dengan kakakku dan seorang adik. Orang tuaku bercerai saat aku SMP. Ibu yang merawat kami bertiga saat itu, tetapi saat aku masuk kuliah, ibuku menikah lagi dan pergi dengan suami kayanya meninggalkan kami bertiga, dengan alasan kami sudah cukup besar untuk hidup sendiri.

Akhirnya aku dan kakakku harus mencari uang agar adik kami yang masih SMA bisa terus bersekolah. Lalu beruntunglah aku karena Baekhyun mau menyerahkan coffe shop miliknya untuk kuurus dengan keuntungan yang cukup besar.

Yah beginilah kehidupanku. Seorang mahasiswa yang harus mengejar beasiswa dan juga bekerja untuk kebutuhan hidup. Mungkin karena inilah aku tidak tertarik dengan hubungan percintaan, karena bagiku itu hanya membuang waktu.

Aku bukannya menutup diri soal percintaan. Hanya saja aku tidak berusaha mencarinya, jika memang sudah waktunya, aku percaya kehidupan percintaanku akan datang dengan sendirinya nanti.

Aku tidak terlalu memikirkan apakah itu pria atau wanita. Karena bagiku cinta itu bisa kepada siapa saja. Jadi mari kita lihat saja nanti.

Mom! I'm In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang