#9

2.1K 110 0
                                    

Bela perlahan membuka sebelah matanya, dan melihat Reyna yang keluar kamar untuk menelpon.
Iapun bangun dari tidur pura puranya, sambil duduk ia merasakan detak jantungnya.

"Dia tadi mau apa? kenapa wajahnya dekat banget."

...........

Bela dan Reyna sudah selesai bersih bersih. Bela sedang duduk di depan meja belajar sambil mengikat rambutnya, sedangkan Reyna hanya duduk di tempat tidur sambil menunggu waktu yang pas untuk mengajak Bela bicara.

"Bel...."

"Hmm...?"

"Kamu sibuk? atau ada urusan."

"Memangnya kenapa?"

Reyna mendekat ke arah Bela
"Bibiku bekerja di cafe coffee dekat kampus, dia menelpon memintaku untuk menemuinya. Tapi aku nggak tau tempatnya dimana, kamu tau nggak?"

"Tau..."

"Mau nggak temenin aku kesana?"

Bela selesai mengikat rambutnya, ia berdiri dan berbalik menatap Reyna.

"Oh tapi kalau kamu sibuk ya udah nggak papa"
Kata Reyna dengan cepat, karena mengira Bela akan memarahinya.

"Aku nggak sibuk kok santai aja. Mau pergi sekarang?"

Reyna hanya mengangguk.

"Baiklah ayo."

..........

Mereka pergi ke cafe coffee yang dimaksud Reyna. Sepanjang jalan, Reyna terus mengikuti Bela dari belakang sehingga membuat Bela sedikit kesal.

"Kenapa jalannya di belakang, memangnya aku pengawalmu...!"

"Oh maaf"
Reynapun menyusul dan berjalan berdampingan dengan Bela. Mereka mulai keluar area asrama dan memasuki area kampus.

"Masih jauh?"
Tanya Reyna.

"Nggak kok. Kita kurang lurus sampai ke perempatan itu, trus belok kanan. Lurus lagi belok kanan lagi sampai ke tempat sampah besar warna kuning. Trus belok kiri lalu kiri lagi udah sampe deh."

Mendengar penjelasan panjang Bela itu, Reyna hanya mengangguk padahal ia sama sekali tidak mengerti.

Sebelum itu mereka sempat berhenti di toilet, karena Reyna ingin masuk. Dan tiba tiba Bela mendapat telepon, karena sinyalnya kurang baik Bela pergi dari situ untuk menelpon.
Beberapa menit kemudian Reyna selesai dari toilet. Ia keluar tapi Bela tidak ada di sekitar situ.

"Bela kemana?"

Ia melihati area kampus yang terlihat lumayan sepi itu.

"Bela kemana ya. Apa dia pergi? kok dia ninggalin aku."

Reynapun melanjutkan perjalanannya, sambil berjalan ia terus mengingat arah jalan yang di katakan Bela tadi. Ia sangat bingung dengan jalan yang ia lewati, ia kurang yakin tapi ia terus saja berjalan.

Sementara itu, sehabis menelpon Bela kembali ke toilet tadi. Ia mengetuk ngetuk pintu toilet, karena mengira Reyna belum juga keluar. Karena tidak ada jawaban, Belapun masuk dan melihat toilet itu sudah kosong.

"Loh anak itu kemana? Apa dia pergi? Kok nggak nungguin aku sih! Bikin capek aku aja"
Merasa kesal, Bela langsung kembali ke asrama

.........

Hari sudah semakin sore. Bela hanya sibuk membaca di kamarnya, sedangkan Reyna masih saja terputar putar di area kampus. Ia belum juga menemukan jalan yang benar untuk sampai ke cafe coffee, ia juga tidak dapat menelpon karena ponselnya mati.

Ia beristirahat sebentar dan duduk di bangku taman kampus, ada banyak orang yang lalu lalang di sana tapi ia sama sekali tidak ingin bertanya.

Bela melihati jam tangannya yang menunjukan pukul 5 sore. Ia jadi penasaran apakah Reyna sudah sampai di tempat tujuannya.

"Udah lama, apa dia udah sampe. Kok aku khawatir, jangan jangan dia cuman berputar putar di lorong kampus. His menyebalkan aku jadi kepikiran, siapa suruh dia pergi duluan."
Gerutu Bela, kemudian ia langsung pergi menyusul Reyna.

Next---->

My GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang