(Season 2) 22. Quiet

347 32 1
                                    

Hari-hari berjalan seperti biasanya. Tapi kali ini ada yang berbeda, hari ini tanpa Esta. Dan itu sepi rasanya.

Tak ada lagi orang bijak di antara mereka. Dan yang menjadi penengah saat terjadi perbedaan pendapat.

Ya, Esta belum sembuh dari sakitnya. Dan dia masih saja mendekam dirumah sakit.

"Sepi ya gak ada Esta. Gue kangen sama dia," keluh Fakhri yang berhasil memecah keheningan diantara mereka.

"Iya, Esta kapan sembuh ya," ucap Arlix.

Eric menghela nafas panjang. Setelah itu keheningan kembali menghiasi mereka.

"Hai kalian," ucap seseorang.

Semua langsung menoleh dengan tatapan datar.

"Kok lesu gitu, kenapa?!" ucap Adreen.

"Kak, Esta dirumah sakit. Kita kesepian," ucap Arlix.

"Hah, beneran?! Kok lu baru bilang!!" ucap Adreen terkejut.

"Sorry, gue lupa. Sebenarnya Esta udah dirumah sakit sejak 4 hari yang lalu," ucap Seno.

"Ya ampun. Tega banget sih gak ngomong sama gue. Btw Esta sakit apa?!" ucap Adreen.

"Demam berdarah," ucap Zico sambil menghela nafas.

"Terus keadaannya gimana?!" ucap Adreen.

"Terakhir kita jenguk dia belum stabil juga. Gak tahu kalau sekarang," ucap Ariel.

Adreen menghela nafas panjang. Tega-teganya mereka tak memberi tahu saat keadaan seperti ini.

"Tenang Kak, nanti gue anterin kesana kalau lu mau jenguk," ucap Arlix.

Adreen menatap Arlix dan langsung mengangguk.

_________________

Bel pulang berbunyi. Semua murid keluar dari kelasnya.

"Kita ke rooftop dulu yuk," ucap Eric.

"Ngapain sih?! Udah sore juga," ucap Seno.

"Semenjak Esta sakit kita gak pernah kesana loh. Gue kangen kita kumpul-kumpul kaya dulu. Walau sekarang gak lengkap," ucap Eric.

Semua menunduk dan keadaan menjadi hening.

"Ayo deh," ucap Ariel memecah keheningan.

Semua langsung mendongakkan kepalanya dan tersenyum.

"Jujur gue juga kangen," ucap Zico.

Akhirnya mereka semua menuju ke rooftop sekolahnya. Dan saat sampai disana semua langsung duduk di ujung gedung.

"Mungkin gak ya kita bakal terus bareng kaya gini," ucap Seno sambil menatap langit.

"Kita mungkin gak akan selamanya begini. Karena gue tahu semua itu hanya sementara. Tapi yang gue pinginin kalau persahabatan kita ini untuk selamanya," ucap Ariel sambil tersenyum.

"Untuk sekarang ini, kita syukuri aja selagi masih bisa bersama. Karna kita gak tahu apa yang akan terjadi besok. Siapa tahu aja diantara kita bakal ada yang pergi," ucap Fakhri.

Semua langsung menatap Fakhri intens.

"Lu doain kita mati?!" ucap Eric.

"Gak gitu Ric, lu tahukan kalau jodoh, takdir sama rezeki itu Tuhan yang ngatur. Jadi gue harap kalau kita tetap nikmati waktu selagi kita masih bersama." ucap Fakhri.

"Kalaupun kita udah berpisah kalian jangan lupain masa-masa ini ya," ucap Arlix

Mereka semua mengangguk dan berpelukan seperti teletubbies.

___________________

Please comment endingnya mau gimana?!

Bantuin Authornya....

Senja ● Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang