Cake in Love

1.9K 48 8
                                    

Pemuda berambut pirang dengan poni panjang yang menutupi sebelah matanya, dia berpenampilan sangat rapi lengkap dengan dasi oranye yang menambah kesan berkelas dan elegan pada penampilannya tersebut.

Kriing..

Bel kecil itu berbunyi ketika pemuda tersebut memasuki sebuah toko kue sederhana yang dimiliki oleh seorang gadis cantik dengan senyuman manis yang terpatri diwajah berseri layaknya malaikat itu.

"Selamat datang~"

Ya, setidaknya begitulah pendapat pemuda dengan surai kuning terhadap gadis manis tersebut.

"Katakan padaku, apa ini disurga?" tanya pemuda berambut pirang yang diketahui bernama Sanji tersebut.

"Apa maksud anda, tuan?" Gadis yang ditanya malah balik bertanya karena kebingungan.

"Tapi aku masih bisa merasakan dengan jelas detak jantungku yang berdebar sangat kencang, itu berarti aku masih hidup.." Mengabaikan pertanyaan gadis tadi, Sanji nampak bermonolog.
"Kupikir diriku sudah mati, ketika melihat malaikat cantik disini~"

"Ahaha.. Terimakasih atas pujiannya~" gadis tersebut terdengar memaksakan tawa dan senyumannya.

"Perkenalkan, aku adalah pangeran Vinsmoke Sanji.. Boleh kutahu namamu, nona manis~?"

"Hm" perubahan ekspresi saat ini pada gadis tersebut seolah merubahnya dari malaikat cantik menjadi ib*is kejam.
"Kau ingin tahu siapa namaku?" tanyanya dengan tatapan menantang.

"Tentu saja.." jawab sanji tersenyum.

"Akan kuberi tahu namaku setelah semua kue di tokoku habis!" ujar gadis itu dengan mata berbentuk lambang pecahan uang.

"Kalau begitu, jumlahkan seluruh harga keseluruhannya! Aku akan membayarnya dengan uang tunai" Sanji membuka sebuah koper hitam yang dibawanya.

"Waaahh... Baiklah, tunggu sebentar ya~" Matanya berbinar ketika melihat isi koper yang ternyata uang semua.

"Tunggu nona, kau belum memberitahu siapa namamu.."

"NAMIIII...!!" Sebuah teriakan nyaring terdengar dari dalam (bagian dapur) toko.

"Apa sih, kenapa dia meneriakan namaku disaat yang tidak tepat!!" batin Nami.
Segera saja Nami melangkahkan kakinya menuju sumber suara.

Buaagh

Praaank

Duaar

Ckiiiiiitt....

"Apa yang baru saja terjadi?" tanya Sanji heran.

"Abaikan saja... Ngomong - ngomong aku sudah melihat jumlah uangmu, dan jumlahnya pas. Bisa kuminta alamat rumahmu? Biar kami yang akan mengirimkan kuenya padamu"

"Ini.. Datanglah kerumahku, Nami-san~" Sanji memberikan kartu namanya diatas meja kasir. Setelahnya ia pun pergi.

Beberapa saat setelah Sanji pergi...

"LUFFYYY!!..."

Luffy pun datang dengan benjol tingkat tiga dikepalanya.
"Nami, jangan menemui pria itu lagi!!" ujarnya tiba - tiba.

"Apa maksudmu mengatakan hal seperti itu, hah?! Dia baru saja memborong toko kita!" perempatan urat muncul didahi Nami. "Apa benjol dikepalamu itu masih belum cukup??!!!"

"Sudahlah, ikuti saja perintahnya Luffy.. Kau baru saja membakar alat pemanggang kue kan?"

"Kau juga sama saja, Vivi.. Tidak ada yang mendukungku, semuanya kejam!" Luffy mulai mengeluarkan aura kemurungannya.

Fanfic LuNa Oneshoot StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang