(3) Langit dimana?

2K 122 4
                                    

Hoaam.

Sudah lebih dari tiga kali Bintang menguap, dia sangat mengantuk tapi dia harus pergi ke sekolah. Doa yang selalu Bintang ucapkan saat pergi ke sekolah hanya satu, dia ingin Sekolah hari ini berakhir lebih cepat. Mungkin bukan hanya Bintang yang berharap seperti itu, tapi anak anak lain juga.

Gadis itu sekarang sedang memakai sepatu Converse sambil duduk dikursi kecil. Atlan baru turun dari tangga dengan rambut yang acak acakan dan wajah yang terlihat masih mengantuk.

"UNTUNG GUE LIBUR." teriak Atlan.

"Sombong banget si, gue sumpahin skripsinya revisi terus." kesal Bintang dengan menggerutu pelan.

"Bang Galaksi mana?" tanya Bintang ke Atlan namun tidak mendapat jawaban membuat Bintang mendongakan kepalanya dan mencari wujud Atlan. Ternyata Atlan tertidur kembali di meja makan.

Dengan usilnya, Bintang mengambil sebuah botol berisi air kemudian dia mengguyurkan air dengan botol itu ke wajah Atlan kemudian tertawa. "Bang, cari rezeki tuh baiknya di pagi hari. Bukan malah tidur." ucap Bintang kemudian dia langsung melarikan diri.

"BINTANG!" teriak Atlan menggelegar.

Bintang terus tertawa saat menutup pintu rumahnya, dia langsung masuk ke dalam mobil. "Mang, cepetan keburu macan dateng." teriak Bintang membuat
Asep langsung masuk ke dalam mobil. "Iya non." balasnya.

Asep adalah sopir baru di rumah Bintang, menurut Bintang Asep ini orangnya lebih seru dan asik diajak ngobrol. Bintang menatap kearah rumah Angkasa disana ada Angkasa yang sedang mengeluarkan motor dari garasi membuat Bintang menyuruh Krisna untuk menghentikan mobilnya.

"Wleee."

Bintang menjulurkan lidahnya kearah Angkasa membuat Angkasa yang melihatnya langsung mengernyitkan keningnya kebingungan dengan tingkah pacarnya. "Tiati lidahnya copot." ucap Angkasa namun mobil milik Bintang sudah melaju terlebih dahulu.

"Langgeng ya non." ucap Asep.

"Aamiin mang, ntar kalo nikah Bintang undang deh." balas Bintang sambil terkekeh geli.

"Aduh non, udah mikir nikah ya."

"Jelas lah mang kan kita harus menatap masa depan." balas Bintang kemudian dia tertawa sendiri.

"Non Bintang tadi ada pesen dari tuan katanya nanti sore langsung pulang jangan keluyuran." ucap Asep.

Akhirnya mereka sampai di depan SMA Garuda, Bintang langsung turun dan menuju ke kelasnya. Seperti kelas pada umumnya, tentu saja kelas XI IPA 4 sangat ramai meskipun di pagi hari bahkan lebih ramai karena semua murid masih fresh.

"YUDHA BALIKIN NOTEBOOK GUE!!" teriak Aisyah dengan suara cemprengnya.

"Ambil nih kalo bisa." balas Yudha meledek Aisyah dengan meletakanya ke fentilasi.

"YUDHA, AMBILIN!" kesal Aisyah terus memukuli Yudha.

Melihat suasana di kelasnya membuat Bintang teringat oleh satu nama yang sudah sangat jarang dia sebut yaitu Langit. Arachaz Langit Astala Radiazka, Bintang rindu dengan cowok itu, lelucon yang Langit ciptakan, lagu lagu yang sering Langit nyanyikan bahkan kata kata penyemangat yang sering langit berikan, Bintang rindu semua itu.

"Woi jangan ngalamun ntar kerasukan loh." ucap Angkasa yang sudah berada di dekat Bintang membuat Bintang terkejut dan tersadar dari lamunannya.

"Ayo masuk." ajak Angkasa dengan menggenggam tangan Bintang dan membawanya untuk duduk dibangkunya.

Melihat Angkasa membuat Bintang kembali tersadar kalau dia masih memiliki Angkasa yang sudah mau menerimanya apa adanya dan bisa membuatnya bahagia dengan caranya sendiri, Bintang tersenyum menyadari itu.

Retain (Sekuel of Angkasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang