Karin berlarian menuju ruang kelasnya secepat kilat, dia tidak peduli dengan orang lain yang sudah ditabraknya. Karin harus sampai di kelas sebelum guru killer itu masuk, sayangnya keberuntungan tidak berpihak kepada Karin. Sebelum ia bisa masuk kelas, Bu Meta sudah masuk duluan ke kelas.
"Sial, aduh mampus gimana nih? Masuk atau jangan?" Cukup lama ia bolak balik depan kelasnya sendiri sambil menghitung kancing seragamnya, untuk masuk atau tidak. "Okeoke aku akan masuk, okey karin siapkan fisik da mentalmu" sambil menyemangati diri sendiri, karin masuk kedalam kelas.
"Coba buka buku kal-" ucapan bu meta terpotong dengan karin yang mengetuk pintu kelas dengan senyuman khasnya. "Karin Valesya, masuk dan jelaskan kenapa kamu bisa telat 17 menit pada saat pelajaran saya?" Karin merasa sangat terintimidasi oleh tatapan bu meta. Sambil mengatur nafas karin menjawab "ja- jadi gini bu tadi saya mau masuk tapi udah keduluan sama ibu, trus saya ragu mau masuk atau engga saya itung kancing dulu bu di luar 17 menit"
Semua teman teman sekelasnya langsung menertawai karin yang menjawab dengan jujur dan polosnya... bu meta yang mendengar penjelasan karin hanya menggelengkan kepalanya dan menyuruh karin untuk duduk, beliau menghargai karin karna berusaha jujur walaupun dengan alasan seperti itu
"Hahaha rin polos amat sih" tawa vina saat karin menduduki bangkunya. "Ya kan aku jujur vin" jawab karin enteng dengan muka cemberutnya. Karin kembali fokus kepada pelajaran kimia yang diajarkan bu meta
#TRINGGGG
Akhirnya bel yang ditunggu tunggu karin segera berbunyi, dengan semangat 45 nya ia segera mengambil uang dan handphonenya. "Vin ayok ke kantin laper nih" dengan menyesal vina menjawab bahwa ia memiliki keperluan dengan guru fisika. Karin yang mendengar hal tersebut segera keluar kelas dan segera menuju kantin.
Karin memesan mi ayam kesukaannya, namun tiba tiba saja ada yang menabraknya dari belakang. "Yaampun mi ayam antrian ke 38 akuu" karin segera melihat orang yang sudah menbraknya "kalau jalan liat liat dong dikira sekolah punya papa kamu apa?" Sewot karin masih tidak terima dengan mi ayamnya yang tumpah
Valdo yang melihat karin hanya tersenyum. Sungguh karin yang melihat itu hanya bisa menelan ludahnya sendiri melihat siapa yang ia omelin "gila cakep cakep stres ya diomelim malah nyengir nyengir ga jelas" rutuk karin dalam hati
"Nih uang ganti mi ayam kamu" karin yang melihat cowo tersebut menyodorkan dua lembar uang merah segera mengembalikan uangnya "aku ga butuh kamu kasih aku segitu, aku mau kamu ngantri mi ayam aku, dikira ga cape apa nunggunya" valdo yang kaget dengan perlakuan karin hanya mengikuti gadis tersebut yang menariknya menuju tempat mi ayam.
Mau tidak mau valdo mengikuti kemauan gadis tersebut, setelah mendapatkan mi ayam karin. Valdo segera mengantarkannya ke meja karin, "nih mi ayamnya" karin kaget dengan kedatangan valdo secara tiba tiba. "Okee makasih ya sorry tadi udah marah marah, kamu kelas berapa?"
Valdo yang mendengar pertanyaan karin sangat kaget "what? Dia gatau aku siapa? Dia gapunya tv gitu di rumah? Emang dia ga update gitu di sekolah?" Valdo bertanya tanya dalam hatinya. Namun dia tiba tiba tersenyum misterius lagi
Karin yang melihat kelakuan cowo tersebut hanya mendelik aneh, namun pada saat karin ingin menyuapkan makanannya valdo membisikan sesuatu ke telinganya "you'll be mine"
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy? BIG NO
Teen FictionAku karin ... lebih lengkapnya Karin Valesya. kehidupanku sangatlah tenang sebelum akhirnya dia datang... Valdo Vernando cakep ✔ tajir ✔ setia ❌ Anak dari pengusaha ternama di dunia, dimanjakan oleh harta, mendapatkan segala sesuatu dengan harta da...