(2)

6.4K 449 27
                                    

"Lo gila!" Arjun itu udah gue anggap kaya adik kandung gue sendiri.

"Lo yang gila, gimana gue nggak ngomong begini? Lo itu tunangan sama siapa tapi yang lo ajak kemana-mana itu siapa? Heran tahu nggak? Aneh gitu gue ngeliatnya." Fara pakai keyakinan penuh.

"Lo tahu apa yang lebih aneh lagi? Arjun mau pula lo ajak kemana-mana, sekarang gue tanya lagi, gue yang gila atau lo berdua yang gila?" Fara nggak mau kalah banget, ya gimana mau kalah kalau kenyataan memang persis kaya omongannya.

"Arjun gila dan setelah gue pikir-pikir, gue lebih gila." Arjun gila karena mau gue ajak kemana-mana dan yang lebih gila itu gue, udah Arjun nolak tapi masih gue paksa nemenin gue kemana-kemana karena Masnya nggak bisa.

"Memangnya orang gila bisa mikir?" Ish, gue jitak juga kepalanya.

"Pinter ngelawak lo sama gue sekarang, gue serius." Karena Fara nanya serius yaudah gue jawab serius jadi harusnya gue bisa denger respon yang bener sekarang.

"Gue lebih serius, makanya gue selalu ngingetin lo, jaga jarak dari Jun, gimanapun Arjun itu laki-laki, Ran! Udah gitu Arjun sama Mas Zian mirip banget lagi." 

"Ya mereka berdua saudara kandung gimana nggak mirip? Kalau nggak mirip baru dipertanyakan." Namanya aja udah satu Ayah, satu Ibu, kalau mereka mirip ya wajar, yang ngomong nggak wajar.

"Nah itu lo paham, udah sebegitu miripnya dan sekarang makin gue perhatiin, lo malah keliatan lebih nyaman bareng Arjun, itu bisa jadi masalah Ran, kalau lo udah terlalu nyaman sama Arjun, Mas Zian gimana?" Kenapa jadi nyerempet kemana-mana coba pembahasannya? Nyaman ya nggak berarti gue suka apalagi cintakan? Perasaan gue ke Arjun sama Mas Zian itu beda.

"Gue udah ngenggep Arjun kaya adik kandung gue, lagian umur Arjun jauh lebih muda dari gue Ra, empat tahun itu bedanya cukup jauh, gue nggak mungkin berakhir sama Arjun cuma karena sering keluar sama diakan?" Kalau memang sering keluar bareng bisa bikin gue jatuh cinta, gue udah milih orang lain dari awal.

"Susah ya gue ngasih tahu lo kalau lagi bego begini, terserahlah, intinya gue udah ngingetin, kalau ada apa-apa sama hati lo, jangan protes sama gue." Fara memperingati, ya gue juga mengiakan, memangnya apa yang mau gue takutin toh gue memang nggak punya perasaan khusus apapun sama Juna.

"Kalian berdua ngomongin aku lagi?" Gue menggeleng cepat tapi sayangnya Fara mengangguk nggak sepakat sama gue, bener-bener sahabat nggak bisa diajak kerjasama ini mah.

"Jun, Kakak mau nanya satu pertanyaan sama kamu, boleh nggak?" Tanya Fara yang bikin gue langsung was-was, ni anak mau nanya apaan coba?

"Heum, apa?" 

"Kamu punya pacar nggak?" Wah pertanyaan menguji sekali, ngapain Fara nanya pertanyaan kaya gini, ini tu hal pribadinya Arjun.

"Punya!" Jawab Arjun santai.

"Hah?" Kaget gue sama Fara barengan.

"Kalian kompak banget kagetnya." Jun tertawa kecil.

"Punya? Kok gue nggak tahu?" Tanya gue nggak sadar kayanya, gue beneran kaget, soalnya selama ini setiap kali gue tanya Arjun selalu ngomong kalau dia nggak punya pacar makanya dia minta gue tanggungjawab kalau sampai berakhir jomblo seumur hidup, ini apaan?

"Lo juga kenapa kaget sampai sebegitunya? Kan bagus kalau Arjun punya pacar." Fara yang balik memperhatikan gue karena sadar kalau reaksi gue sedikit berlebihan.

"Ya bagus memang, bagus tapi kenapa gue nggak tahu? Ni anak setiap kali gue tanya jawabannya selalu nggak punya, giliran lo yang nanya kenapa bisa langsung punya?" Gue ngasih jawaban untuk pertanyaan Fara barusan tapi tatapan gue nggak bisa lepas dari Arjun sekarang, gue butuh penjelasan.

"Kak, kita kemari karena kalian punya acarakan? Mau berdiri diluar berapa lama lagi?" Apa Jun mengelak sekarang? Kenapa? Gue butuh jawaban kenapa malah ganti topik?

"Yaudah ayo masuk dulu, tar dilanjutin lagi obrolannya." Fara nepuk lengan gue sembari narik lengan Arjun untuk masuk, masih dengan tatapan bingung, gue mengikuti langkah Arjun sama Fara dari belakang.

'Ada yang nggak beres.' Gue membatin.

Sampai di dalam, gue sama sekali nggak bisa fokus sama acaranya, obrolan temen-temen gue yang lain berasa ngambang dan nggak ada yang nyangkut di kepala gue, fokus gue lebih ke Arjun, bisa-bisanya dia punya pacar tapi nggak ngasih tahu gue, udah gue tanya malah bohong dengan bilang nggak punya, maksudnya apa coba?

"Ran, lo kenapa coba bengong terus dari tadi? Lo sakit?" Tanya Fara nyikut lengan gue, gue sendiri nggak mau ngasih jawaban apapun, gue memang gagal fokus sama acaranya tapi gue nggak sakit juga.

"Kalau sakit gue nggak bakalan datang dari awal, gue nggak perlu repot-repot narik paksa Arjun kaya tadi." Jawab gue yakin, ya gue memang nggak sakit, gue cuma masih nggak nyangka aja kalau ternyata Arjun punya pacar, pacarnya siapa? Tinggal dimana? Masih sekolah atau kuliah? Namanya siapa? Orangnya gimana? Gue mau tahu semua itu.

"Ya terus lo kenapa? Mikirin kenyataan kalau Arjun udah punya pacar? Memang kalaupun dia punya kenapa? Nggak ada masalah apapunkan? Malah bagus menurut gue." Lanjut Fara mengeluarkan pendapatnya.

Jujur ya memang bagus, gue juga ikut seneng kalau ternyata Arjun punya pasangannya sendiri, gue bahagia, harusnya gue bahagiakan? Harusnya begitu tapi anehnya gue malah kesal, gue kesal kenapa? Karena Arjun nggak jujur ngomong semuanya dari awal sama gue padahal gue selalu cerita setiap kali punya masalah sama Mas Zian.

"Kenapa dia nggak jujur aja sama gue dari awal? Gue malah ngerasa nggak nyaman sekarang tahu nggak?" Gue pikir selama ini gue itu penting untuk Arjun tapi ternyata gue nggak sepenting itu, dia punya pacar aja nggak ngasih tahu gue, kalau seandainya Fara nggak nanya tadi mungkin sampai sekarang gue nggak akan tahu.

"Lo nggak nyaman kenapa? Lo nggak nyaman karena jalan sama pacar orang lain? Yaelah Ran, gue yakin Arjun udah ngasih penjelasan terbaik sama pacarnya, lo nggak usah khawatir sampai ngerasa nggak nyaman kaya gitu." Tebak Fara tentang alasan gue ngerasa nggak nyaman sekarang.

"Apa memang karena itu?" Tanya gue balik, apa gue beneran ngerasa nggak nyaman karena gue ngajak jalan pacar orang? Tapi selama ini secara nggak langsung Arjun malah jalan sama tunangan orang lain, walaupun tunangan Masnya sendiri tapi harusnya dia juga ngerasa nggak nyamankan? Tapi ini enggak, biasa aja.

"Hah? Lo nggak nyaman bukan karena itu? Terus lo ngerasa nggak nyaman kenapa lagi? Karena Arjun nggak jujur sama lo kalau selama ini dia punya pacar?" Apa karena ini, harusnya memang karena ini kan?

"Mungkinkah?" Jawab gue sendiri nggak yakin, gue ngerasa nggak nyaman kenapa sebenernya? Apa yang salah sama gue sekarang? Mendadak perasaan gue kacau dan udah nggak minat ngelakuin apapun.

"Wah lo kacau." Kali ini malah Fara yang geleng-geleng kepala natap gue.

"Ra, gue pulang aja, bilangin sama Arjun juga kalau gue pulang pakai taksi." Pamit gue ke Fara, kayanya nggak papa gue ninggalin Arjun disini toh dia udah kenal banyak temen-temen gue jadi nggak akan ngerasa asing lagi, lebih-lebih Fara juga ada.

"Lo mau ninggalin Arjun disini? Lo yang bener? Lo yang ngajak paksa terus lo tinggal gitu aja, nggak bertanggungjawab banget lo." Gue tahu tapi perasaan gue sekarang juga nggak bisa gue jelasin sama sekali.

"Gue duluan, tolong bilangin sama Arjun." Meninggalkan Fara dengan perasaan yang semakin nggak karuan, gue langsung jalan ke depan dan nungguin taksi, perasaan gue beneran nggak bisa gue jelasin, gue marah, kesal sama kecewa disaat yang bersamaan.

"Kakak mau kemana? Udah ngajak terus mau ninggalin aku disini sendirian? Jangan ngelawak sekarang, nggak lucu, Kakak kenapa?" Tanya seseorang dengan suara yang udah gue hafal, Arjuna.

"Kamu kenapa punya pacar tapi nggak ngomong sama Kakak?" Tanya gue mengeluarkan apa yang ada dalam kepala gue sekarang.

"Memang harus?" Hah? Jawaban Arjun malah kaya gini.

"Heum nggak harus, sorry kalau banyak tanya." Gue masih mencoba memaksakan senyuman, gue kecewa, ini yang jelas gue rasain sekarang.

"Kak, aku bisa jelasin semuanya." Raut wajah Arjun juga berubah seiring berubahnya raut wajah gue sekarang, gue lagi nggak becanda.

"Jelasin? Kenapa harus?" Gue kenapa bersikap kaya gini sama Jun? Gue kenapa sebenernya?

My Little HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang