Eeehhh...

22 13 8
                                    

😴
😴
😴


Tok..tok...

"Hhhoooaammm... Masuk"

"Ini untukmu" Sugi, teman kos sebelah Hoki memberikan mie instan lengkap dengan telor ceplok tepat di atasnya.

"Makasih Gi" sambil menggosok mata.

"Aku mau pulkam nih Ki. Bisa minta tolong nggak bantuin angkat barang-barang ku keluar"


"Ehhhmmm... Aku sibuk sih tapi..." sejenak terdiam.

"Hari ini kan aku sibuk sekali. Apa sempat yah? Aku harus tidur selama 22 jam, 2 kali makan 1 jam, ke WC 30 menit, duduk diam di teras 15 menit, dan nonton berita 8 menit. Ditambah lagi hari ini jadwal mandi sekali 3 hariku selama 5 menit. Jadi, hanya tersisa 2 menit ya.." gumam pikiran Hoki.

"Okelah.. 1 menit 30 detik ya" lanjutnya.

"Aku rasa hari ini aku akan lebih lama 30 detik di WC" gumam pikirnya lagi.

"Oke, Ki. Barangnya ada di kos ku ya"

Tak lama setelah itu, Sugi pun pergi pulang kampung. Hoki lanjut tidur setelah menghabiskan mie instannya.

Senja pun tak terasa telah menghampiri. Hoki duduk termenung di teras kosnya. Dia mulai bergumam di dalam hatinya. Bukan karena tidak ada teman bicara, tapi ia hanya malas mengeluarkan suara.

"Sudah seminggu aku seperti ini sejak liburan kuliah dimulai. Jangankan pulang kampung, uang untuk makan saja sudah habis tiga hari yang lalu. Akan lebih sulit untuk makan kalo Sugi tidak ada"

Ddukk... Sesuatu mengenai kepala Hoki.

"Heiii...muka b*nci. Diam aja kerjaannya setiap hari. Buat apa kuliah kalo loe hidupnya kaya gitu amat. Hiduppp surrraaammm" hujat Minke mahasiswi penghuni kos di seberang Hoki.

Hoki hanya diam sambil membuka gumpalan sampah plastik yang dilemparkan Minke. Terlihat di bungkus mie instan Indofit itu ada bekas gosokan undian tertulis 1000.

"Apakah kau tidak mau menukarkannya?"

"Tidak perlu, uang gue banyak. Ambil aja sono" sembari Minke masuk ke dalam kosnya.

"Syukurlah...aku rasa ini keberuntungan dari hasil latihan kerasku" dengan berbinar menatap undian itu.

Hoki pun bersegera pergi ke warung dekat kosnya untuk menukarkan undian itu.

"Sekarang hanya perlu 1,200 rupiah lagi agar aku bisa membeli mie instan kesukaanku" pikir Hoki di depan warung seraya memberikan kupon undian itu kepada pemilik warung.

Dengan teliti pemilik warung memperhatikan undian itu sambil menggosok bersih hologram yang melapisi nominal undiannya.

"Wwwooooaaahhhhh!!!"

"Ada apa bu?" tanya Hoki

"Sebentar yahh...."

Tittiitt...tittittt...tittiitt...tuuuuutttttt. Bu warung menelepon seseorang.

"Halo, Pak. Jadi....blabla...blabla...bla..." Bu warung berbisik ditelponnya.

"Oke Pak" Bu warung menutup teleponnya dan masuk ke dalam rumahnya.

"Eeeeehhhh...sepertinya kupon ini hasil curian, aku menjadi penadah" pikir Hoki sekali lagi.

Tak berapa lama datang mobil box warna putih merah bertuliskan Indofit. Dan seorang laki-laki tinggi besar keluar dari mobil itu menghampiri warung.

"Tuu kan bener aku akan ditangkap" pikir Hoki setelah berkali-kali berpikir.

Bu warung pun keluar dan menghampiri laki-laki itu seraya menunjukkan kupon undian Hoki.

"Ohh ya Bu, ini benar-benar asli" ucap laki-laki Indofit.

"Phuhhh...untung asli" kali ini Hoki berucap bukan berpikir.

"Selamat ya dek. Kamu mendapatkan kupon undian Indofit limited edition senilai $1000 (seribu dolar) atau 14.083.000 rupiah"

"Ohh jadi ini bukan masalah pemalsuan kupon ya Pak?"

"Ya dekk"

"Ini untukmu" Pak Indofit mengambil koper hitam dari mobilnya. Ia membukanya dan menunjukkan kepada Hoki dan Bu warung uang jutaan di dalamnya.

"Wahh selamat ya nak, kamu beruntung banget" kata Bu warung.

"Sial, uangnya kebanyakan. Kalo aku beli satu mie instan, kira-kira berapa yah kembaliannya?" pikir Hoki untuk yang terakhir kalinya.

😪😪😪
Mohon bantuannya ya kak vote & comment 🙏
Hoyya, maaf kalo nggak seru 😅

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pemalas HokiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang