- Fifty One -

1.1K 137 16
                                    

PAPA

.

McM

.

AUTHOR'S SIDE

.

.

.

Doyoung tahu dia akan mendapatkan sambutan seperti ini dari kakak kandungnya, sebuah tamparan pada wajahnya. Sama sekali tak ingin membalas, karena dia lebih dari pantas mendapatkan hukuman seperti ini.

Doyoung masih menundukkan kepala. Rasa pening tak dapat dihindarinya karena masih berada dalam pengaruh alkohol. Doyoung tiba dengan selamat di rumah Gongmyung menggunakan jasa supir pengganti.

"Kau ingin menjadikan putramu sama sepertimu?"

Doyoung tak menyahuti.

"Kau memukulinya dengan rotan karena kau mendapatkan hal seperti itu dari orang tua kita? Kau berani memainkan tanganmu pada Jeno karena kau terbiasa dipukuli ayah karena nilaimu yang turun?"

Doyoung ingin menutup telinganya, tak sanggup lagi mendengar segala masa lalunya.

"Kau yang berjanji padaku untuk tak ada lagi Kim Doyoung lain yang sepertimu. Tapi kau melakukannya pada putramu sendiri!"

Kepalan tangan Doyoung semakit kuat, buku jarinya bahkan memutih.

"Atau karena dia bukan putra kandungmu?"

Doyoung mengangkat kepalannya tanpa ragu. Bibirnya bergetar, giginya bergemelatuk beradu. "Jeno putraku!"

"Maka kau sama seperti ayah! Pria yang tak pantas dipanggil ayah!"

"Jangan memancingku Kim Gongmyung."

"Aku yang melindungimu dari pukulan ayah. Apa harus aku juga yang melindungi putramu dari pukulanmu?!"

Doyoung dengan matanya yang memerah menatap nyalang tepat pada mata sang kakak.

"Kau beruntung mendapatkan putra seperti Jeno." Gongmyung berbalik.

"LALU MENURUTMU AYAH TIDAK BERUNTUNG MENDAPATKAN PUTRA SEPERTIKU?! ITU SEBABNYA AKU DIPUKULI?!" Doyoung terjatuh, tak dapat menahan beban tubuhnya.

Gongmyung kali ini yang menahan diri.

"Hanya kau anak yang dibanggakan ayah dan ibu. Bahkan aku yang membunuh orang tua kita karena mengatakan aku seorang gay. Sekarang aku memukuli putraku sendiri." Doyoung memukuli kepalanya "Kau monster Kim Doyoung! Kau pembunuh! Kau-"

Gerakkan tangan Doyoung berhenti ketika Gongmyung bersuara. "Jeno?" remaja lelaki itu sudah berada di ambang pintu kamarnya.

"Papa datang?"

Bibir pucat itu tersenyum menatap Doyoung.

.

.

.

A/n :

Ah, ternyata. Seperti ini. Ya seperti itu.

Oia, empat chapter berikutnya, mungkin bakalan lebih panjang dari chapter biasa. semoga kalian gak gumoh.

#190709

PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang