Pelukan hangat itu membuat Jennie terkejut, terlihat jelas diwajahnya bahwa ia langsung kebingungan. Matanya melirik ke arah Hanbin yang saat itu sedang bersandar dipundaknya.
Lalu logikanya seakan sedang berdebat. Jennie harus membalas pelukannya atau tidak?
Dengan ragu ia melingkarkan tangannya pada pinggang Hanbin, jantungnya semakin berdebar.
Namun ketika merasakan pelukan Hanbin yang semakin erat, ia tersenyum manis. Dia tidak bisa mengekspresikan bagaimana bahagianya ia saat itu.
Perlakuan hangat dari Hanbin membuat Jennie jatuh semakin dalam. Seakan-akan Hanbin membuat bibit yang Jennie tanam semakin betumbuh dengan besar.
Jennie mengaku. Ia tak bisa kalau harus mengubur perasaannya dalam-dalam hanya karena ia dituntut untuk memetingkan perasaan orang lain.
Jennie hanya tak bisa. Ia tak bisa berbohong lama-lama. Ia masih mencintai Hanbin, bahkan sekarang lebih dari itu.
"Naik ya?" ucap Hanbin melepaskan pelukannya. Ia memegang kedua bahu Jennie lalu menatapnya dengan pandangan memohon.
Jennie tertawa. Mana bisa ia menolak kalau Hanbin sudah begini.
"Ayo" jawabnya semangat sambil memegang permen kapas dikedua tangannya.
Mereka berdua berjalan dengan semangat menuju tempat bianglala itu berada. Ketika sudah sampai, langkah mereka tertahan karena ada seorang remaja perempuan yang menghalangi jalan keduanya.
Cekrek!
"Aku pajang foto kalian ya kak. Ini event buat setiap pasangan yang dateng" jelasnya sambil menggoyang-goyangkan kameranya.
Jennie tersipu malu. "Oh iya gapa-"
"Apa-apaan si?" ucap Hanbin memotong ucapan Jennie. Jennie menunduk, ternyata Hanbin tak suka jika disebut berpasangan dengan Jennie. Padahal Jennie kira Hanbin mempunyai perasaan yang sama dengannya.
"Oh maaf ya ka, yaudah mau di hapus nih"
"Kok lo ga bilang satu dua tiga? Ulang lagi!" titahnya membuat remaja itu tertawa.
Hanbin meraih pinggang Jennie hingga tak ada cela diantara mereka.
"Manis banget kak pacarnya mana ganteng lagi, beruntung banget"
Hanbin menggeleng. "Gue yang beruntung"
"Sekali lagi ya kak, coba lebih so sweet kakanya"
Hanbin menatap Jennie sekilas, lalu dengan cepat ia mengecup pucuk kepala Jennie.
"TAHAN KAK TAHAN SATU DUA TIGA!" remaja perempuan itu terlihat excited. Ia lalu tertawa puas ketika melihat hasilnya.
"Ih lo apa-apan si Bin" kata Jennie sambil tersipu malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay -bp ikon
Fanfiction[masa revisi] Kadang ekspetasi tidak seindah realita, kadang nasi tidak seenak boled jawa. ❝Lo bukan Albert Einstein, apalagi Thomas alva edision, tapi kenapa lo bisa menemukan bagian terpenting di hidup gue?❞ "Apaan?" "Kamu" Sejenak laki laki itu t...