Cerita ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah PKN
(PGSD Semester 4)
Sebuah cerita tentang pendidikan anti korupsi untuk anak Sekolah Dasar.
.
.
Mentari pagi bersinar begitu cerahnya. Burung-burung pun berkicau dengan merdunya. Aku bersenandung sambil merapikan baju merah putihku dan menyisir rambut hitam dengan jari tanganku.
"Selesai. Wah Nevan kau memang tampan." Ujarnya sambil tersenyum dengan percaya diri karena melihat pantulan dirinya di cermin.Kemudian aku melihat jam tangan berwarna hitam yang sudah menunjukan pukul 06:40. Dengan segera aku bergegas pergi ke sekolah menaiki sepeda yang diberikan oleh ayahku sebagi hadiah ulang tahun beberapa bulan yang lalu. Tiba-tiba ada seseorang memanggilku sambil membawa kotak makan.
"Nevan, ini bekalnya ketinggalan." Kata bunda sambil berteriak.
Dengan segera aku memutar balik sepeda merahku untuk mengambil bekal yang selalu bunda siapkan setiap pagi."Eh iya bunda, Nevan lupa hehe. Makasih bundaku yang cantik, Nevan berangkat sekolah dulu ya." Kata nevan sambil mencium tangan bundanya berpamitan untuk pergi ke sekolah.
Kemudian aku mengayuh sepeda merahku menuju sekolah yang sudah aku duduki selama 6 tahun ini. Aku bersekolah di SD Tunas Bangsa. Sekarang aku kelas 6 SD semester 2.
Setelah sampai di sekolah dan memarkirkan sepeda merahku, aku berlari menuju kelas karena guru akan datang sekitar 5 menit lagi. Keadaan di kelas begitu ramai seperti di pasar. Ada yang tarik-tarikan buku, ada yang sedang menulis, bahkan ada yang sedang teriak-teriak minta contekan. Iyappp benar sekali, mereka sedang mengerjakan tugas Matematika atau lebih tepatnya mencontek jawaban teman yang sudah mengerjakan tugas. Dengan segera aku mendudukkan tubuhku di barisan nomer tiga. Tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri meja ku.
"Nevan, kamu sudah mengerjakan tugas matematika belum?" Tanya Haris teman sekelasku.
"Sudah dong, aku ini kan anak yang rajin, pandai, sholeh, dan tampan tentunya. Tugas kayak gitu mah kecil lah." Jawab Nevan dengan sombongnya.
"Wow, kalau begitu aku lihat ya jawaban punya mu. Ya ya ya Nevan. Nanti aku beliin kamu es cream deh."
"Kamu nyogok aku??" Uajar Nevan sambil menatap tajam kepada Haris.
"Bukan nyogok, tapi ini semacam hubungan timbal balik. Kamu mendapatkan es cream dan tugas ku selesai. Beres kan." Kata Haris yang masih berusaha merayu Nevan dengan segala tipu muslihatnya.
"Gak mau ah, lagian kenapa tidak ngerjain di rumah sih? Tugas itu seharusnya dikerjakan di rumah bukan di sekolahan. Sekarang kan sudah hampir jam tujuh, Pak Budi sebentar lagi masuk."
Nevan kesal sekali dengan temannya itu, hampir setiap ada tugas atau ulangan pasti dia selalu mencontek padanya.
"Aku lupa kalau ada tugas. Ayolah Nevan tolong aku kali ini saja. Aku gak mau di hukum karena tidak mengerjakan tugas. Aku janji deh kedepannya aku gak bakalan lupa lagi." Ujar Haris dengan muaka memelas.
"Tidak!! Kau ini sudah sering seperti ini. Sekali-kali kau memang harus dihukum supaya jera." Jawab Nevan dengan tegas.
Dia ingin temannya itu agar tidak selalu mencontek. Karena menurut Nevan lebih baik kita mendapatkan nilai jelek dengan usaha sendiri dari pada bagus tapi hasil dari mencontek. Walaupun nilai pas-pasan tapi kalau hasil sendiri itu rasanya puas dan bangga sekaligus.
Tak lama kemudian, Pak Budi datang ke kelas untuk mengajar pelajaran matematika. Keadaan kelas hening seketika. Tidak ada yang berani mengeluarkan suara karena Pak Budi merupakan guru yang ditakuti oleh semua siswa. Pelajaran pun dimulai setelah Pak Budi memberi salam, berdoa dan mengabsen siswanya. Setelah itu Pak Budi bertanya tentang tugas yang ia berikan, kemudian Pak Budi memerintahkan pada siswanya untuk mengumpulkan tugas yang ia berikan. Semua siswa mengumpulkan tugasnya kecuali satu orang.
"Haris, kenapa tugasnya tidak dikumpulkan?" Tanya pak Budi.
"E eh, ii iya pak. Ss sebenarnya tugasnya belum selesai pak." Jawab Haris dengan gugup. Bahkan keringat dingin mulai bercucuran di pelipisnya.
"Loh, kenapa belum selesai? Kan tugasnya bapak kasih dari 2 hari yang lalu masa belum selesai."
Haris tidak berani menjawab pertanyaan Pak Budi. Akhirnya Pak Budi memberikan hukuman untuk Haris. Haris disuruh mengerjakan soal-soal matematika sebanyak 25 soal dan dikumpulkan hari ini juga. Selain itu tugas yang belum di kerjakan Haris harus dikumpulkan juga hari ini. Haris tidak mampu mengelak lagi dan ia hanya bisa menerima dengan lapang dada.
S E L E S A I
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Ig : risapuspitaoktiana
Email : risapuspitaoktiana 26@gamil.com
FB : Risa Puspita Oktiana
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaga - gara tugas
Short StoryCerita ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah PKN Sebuah cerita tentang pendidikan anti korupsi untuk anak Sekolah Dasar. Semoga bermanfaat 🍁Pgsd - semester 4🍁