tujuh

2.4K 503 117
                                    

segalanya dapat berubah
setiap orang dapat berubah
jadi kumohon jangan pernah berubah
dan tetaplah di sini.

[fruits basket. ost — lucky ending]

Dua belas hari ia hitung jika Hangyul tak mendatangi kediamannya lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua belas hari ia hitung jika Hangyul tak mendatangi kediamannya lagi. Pria tampan itu hanya mengutus suruhannya untuk memantau Sihoon di sana tanpa niat memunculkan batang hidungnya. Lagi pula, Sihoon sadar jika Hangyul memiliki keluarga di Seoul sana untuk apa ia bersikap seolah tak dipedulikan pria tersebut? Ia di sini hanya untuk kesejahteraan hidupnya beberapa tahun yang akan datang. Setidaknya Sihoon mengingat niat awalnya.

Jemarinya ia bawa menuju dinding perutnya yang rata. Setitik hangat menyeruak kedalam hati Sihoon begitu saja tanpa bisa ia cegah. Senyuman tipis mengembang dibibir yang membuat Hangyul kecanduan bak narkotika. Disusul dengan pipi bundarnya yang merona manis.

"Kata apa yang cocok kau ucapkan padaku nanti?"

Seungyoun bilang, usianya janinnya hampir tiga minggu dan Sihoon baru menyadarinya tiga hari belakangan berkat pemeriksaan Seungyoun-- dokter pribadi keluarga taipan tersebut.

"Dada? Mommy? Papa? Err-- kurasa sebutan ayah pun tak masalah meski aku yang melahirkanmu nanti."

Sihoon terpekur sesaat, tersenyum masam kemudian. "Benar juga, setelah kau lahir nanti kau akan menjadi milik Hangyul seutuhnya. Tetapi-- tak apa kan jika aku menyebut diriku ini ibumu? Meski secara diam-diam dan hanya aku yang mengetahuinya."

Moodnya berubah memburuk. Semenjak Sihoon tahu jika ia tengah mengandung, maka sejak itu juga moodnya mulai tak karuan.

"Jadilah anak baik dan menuruti ayahmu. Ia pria yang sedikit pemarah dan tak sabaran." Bisik Sihoon pada perut ratanya.


"Berbicara pada siapa Sihoon?"




"Kkamjagiya!" Tubuhnya berjingkat kaget. Kebiasaan sekali Hangyul itu!



"Aku langsung terbang kesini begitu Seungyoun mengabarkan jika kau hamil. Apa itu benar?" Yang lebih besar mendekatinya perlahan masih dalam balutan pakaian resmi sedikit banyak berantakan, pun dengan tatanan rambut madu si konglomerat Lee.

Sihoon sudah berdebar tak karuan begitu telapak tangan besar ayah dari bayinya menyentuh permukaan perutnya. Hangyul mengulas senyum tipis. "Ah benar, di sini terasa keras."

"Beberapa hari ini aku mengurus pertemuan dengan klien di Rusia. Seharusnya waktu kepulanganku masih lusa, berkat Seungyoun aku dapat pulang lebih cepat dari seharusnya."

Smiling Flower ; Lee Hangyul + Kim Sihoon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang