Sebenernya sih updatenya masih lama, tapi yaudahlahhh:))
Spam komen+jangan lupa vote mantemann❤
***
Shalma duduk di pinggiran lapangan bola bersama dengan Pingkan dan juga teman satu kelasnya. Suasana lapangan ramai, sangat ramai mungkin. Karena hari ini, sepulang sekolah lapangan sepak bola digunakan kelas XI IPA 1 dan XI IPA 4 untuk sparing bola.
Shalma hanya diam mengamati mereka yang sedang bermain bola. Shalma hanya bertepuk tangan dan mengulas senyuman tipis jika kelasnya mencetak gol ke gawang lawan. Tidak seperti Pingkan yang sedari tadi sibuk menyoraki memberikan suport untuk kelasnya.
Ketika pertama kali bertemu dengan Pingkan, Shalma sudah bisa menebak jika gadis itu banyak omong atau istilahnya cerewet. Dan dugaan Shalma benar, jika Pingkan adalah gadis cerewet. Sikap cerewetnya dan tidak malu membuat Pingkan gampang berbaur dengan siapa saja termasuk dengan Shalma yang baru beberapa bulan menjadi temanya.
Peluit panjang tanda permainan sudah selesai dibunyikan oleh wasit. Seketika seluruh murid XI IPA 1 bersorak kegirangan karena kelasnya menang melawan XI IPA 4. Dalam permainan ini terbukti jika XI IPA 1 bukan hanya pandai dalam hal pelajaran saja, tapi juga pandai dalam hal-hal berbau olahraga atau lainya.
"Shal, lo pulang bareng gue 'kan?" Tanya Pingkan.
"Mmm, tapi nggak gerepotin lo 'kan?"
Pingkan terkekeh. "Ya nggak lah. Yakali ngerepotin" ucap Pingkan.
Shalma mengangguk. "Yaudah, gue pulang bareng lo"
Jeda beberapa detik sampai akhirnya...
"WOY! LO BERDUA KAGA MAU IKUT FOTO?" Seru Ghina.
"YAKALI NGGAK KUY" jawab Pingkan tak kalah seru.
"Kuy Shal, foto" ajak Pingkan lalu manarik tangan Shalma dan ikut berfoto bersama teman-temanya yang lain.
Mereka melakukan sesi berfoto kurang lebih delapan kali dengan gaya yang berbeda-beda sampai akhirnya matahari semakin menghilang dan langit berubah warna menjadi oren pekat dan saat itulah Shalma dan Pingkan memutuskan untuk pulang setelah sebelumnya mereka berdua pamit terlebih dahulu dengan teman-teman yang lain dan menyuruh Nano-sang pemilik kamera- untuk membagikan fotonya di grup kelas.
"Shal, makan dulu yuk. Gue laper" ucap Pingkan saat mereka sudah berada didalam mobil.
"Oke. Tapi jangan lama-lama ya, takut bokap sama nyokap gue nyariin" ujar Shalma yang di angguki oleh Pingkan.
Shalma dan Pingkan sekarang sudah tidak memakai seragam sekolah jadi mereka tidak perlu khawatir. Bukan pulang ke rumah terlebih dahulu, melainkan Shalma dan Pingkan sudah sepakat untuk membawa baju ganti setelah semalam Gibran-sang ketua kelas- mengumumkan jika kelasnya akan bertanding pada hari ini sepulang sekolah.
Pingkan menepikan mobilnya di sebuah cafe yang letaknya tak jauh dari sekolah. Mereka berdua turun lalu berjalan kedalalam cafe yang sekarang cukup ramai dan dipenuhi oleh anak-anak ABG seperti mereka.
Setelah menemukan tempat duduk yang pas, Shalma dan Pingkan mulai memilah milih menu yang akan mereka pesan sampai akhirnya pilihan Shalma jatuh pada matcha tea dan Pingkan jatuh pada milkshake oreo kesukaanya.
Sambil menunggu pesanan mereka, Shalma mengedarkan pandanganya kekiri dan kekanan sampai akhirnya gadis pemilik manik coklat itu terfokus pada seseorang yang duduk di sebrang sana dan terhalang oleh tembok yang terbuat dari kaca. Itu Zoro dan teman-temanya. Mereka sedang berkumpul dan asik tertawa. Terlihat Zoro juga ikut tertawa bersama mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shalma
RandomPenyesalan terbesar dalam hidupku adalah salah memilih orang. Dulu dia my euphoria. Namun lambat laun, euphoria berubah menjadi disphoria. Copyright 2019 Dheafebii.