5. KALAH CEPAT

20 5 0
                                    

KBM telah berakhir sepuluh menit yang lalu. Shalma dan anak paskibra yang lain cepat-cepat mengganti bajunya dan yang memaki sepatu tali mengganti sepatunya dengan sepatu fantofel hitam.

Sebelum latihan dimulai, Pak Dino memberi waktu lima belas menit untuk makan. Benar dugaan Shalma, ada beberapa temanya yang lupa membawa bekal. Shalma mengajak teman-temanya untuk makan bekal Shalma dan disetujui oleh mereka. Namun bagi para lelaki, mereka sudah dahulu pergi ke kantin.

Tak butuh waktu lama, bekal Shalma sudah habis karena dimakan oleh tiga orang termasuk dirinya. Shalma segera menyimpan kotak makan serta botol minumanya kedalam tas.

Peluit dibunyikan, anak-anak paskibra berkumpul dan berbaris seperti biasa. Shalma mendapat barisan depan nomor tiga disamping Kiya dan juga Vina.

"SHAL SEMANGAT!!!" seru Devan yang kini duduk dibawah pohon rindang dekat lapangan.

Shalma tak menggubris ucapan Devan, ia tetap fokus kepada latihanya.

Tujuan Devan duduk di bawah pohon sini benar-benar murni untuk melihat Shalma yang sedang berlatih paskibra. Devan tahu jika anak-anak paskibra mengadakan latihan adalah dari Fahmi yang notabenya satu kelas dengan dirinya.

Devan juga sudah siap siaga untuk membelikan Shalma minum ketika istirahat nanti. Devan juga sudah siap untuk mengantarkan Shalma pulang jika supir pribadi Shalma tidak menjemputnya.

"ANAK-ANAK, SAYA BERI WAKTU KALIAN SEPULUH MENIT UNTUK ISTIRAHAT. DIMULAI DARI..." Pak Dino melirik jam tangan hitamnya kemudian berseru. "SEKARANG!"

Bukan anak-anak paskibra saja yang berhamburan untuk membeli minum, Devan pun sama. Dengan cekatan ia lari keluar sekolah untuk membeli minum, mengingat kantin pasti sudah tutup.

Sedang disisi lain, Shalma berdecak sebal karena airnya sudah habis akibat dipakai untuk makan siang tadi. Mau tidak mau ia harus berjalan keluar sekolah untuk membeli minum. Namun sebelum pergi, tiba-tiba Devan menghampirinya dan menyodorkan sebotol minuman dingin yang mampu menghipnotis Shalma.

"Minum, nggak gue racunin kok"

Dengan ragu-ragu Shalma menerima minuman tersebut mulai membuka tutupnya dan meminumnya sampai airnya tinggal setengah botol.

"Minum jangan sambil berdiri Shal. Sini, mending duduk di samping gue. Lebih nyaman" ucap Devan sambil menyuruh Shalma untuk duduk.

"Kakinya di selonjorin Shal, jangan di tekuk gitu"

Shalma menurut lalu menselonjorkan kakinya.

"Nah, gitu kan lebih enak"

Terjadi hening beberapa saat di antara mereka berdua. Shalma yang canggung untuk memulai percakapan dan Devan yang tak tau harus memulai percakapan darimana.

"Shal" akhirnya Devan membuka suaranya.

Shalma menoleh ke arah Devan.

"Lo udah kabarin supir lo buat jemput?" Tanya Devan.

Shalma menggeleng. "Belum,"

"Bagus deh,"

Kening Shalma berkerut. "Kok bagus sih,"

ShalmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang