Jungkook terdiam cukup lama, membuat Taehyung semakin merasa khawatir pada pemuda disampingnya. Ia menggenggam bahu Jungkook begitu erat hingga Jungkook berpaling dan menatapnya.
Jungkook tersentak ketika dirinya kembali tersadar dari lamunan itu, melirik Taehyung yang menatapnya penuh dengan rasa khawatir dan deru nafas yang tidak stabil.
Taehyung yang kini mendapati manik itu telah muncul kepermukaan mulai bernafas lega, lalu ia melangkahkan kakinya keluar dan sedikit berlari, menuju pintu pengemudi dan membuka pintu itu dengan detak jantungnya yang masih ia coba kendalikan.
"Aku akan menyetir—" gumam Taehyung yang masih mencoba untuk tersenyum, tak ingin membuat Jungkook semakin ketakutan ataupun merasa bersalah, ditengah jalanan yang begitu sepi dengan deru angin yang cukup kencang, Taehyung mengecup kening Jungkook hingga pemuda itu benar tersadar dari lamunanya.
Tanpa mengatakan apapun Jungkook meloncat pada jok samping dengan wajahnya yang terlihat begitu pucat dan tatapannya yang masih tak beraturan, memperlihatkan pemuda itu masih belum sepenuhnya sadar.
Taheyung menepikan mobil itu dan kembali menatap Jungkook yang sepertinya dalam keadaan tidak baik. Taehyung menarik lengan itu begitu lembut dan merengkuh tubuhnya begitu hangat.
Jungkook tersentak, dan memperlihatkan bahwa dirinya siap untuk meneteskan air matanya hingga ia menenggelamkan wajahnya pada bahu lebar Taehyung dan memelukya begitu erat.
"Maafkan aku—"Lirih Jungkook dengan suaranya yang begitu gemetar, membuat Taehyung kembali mengusap surai itu begitu lembut.
"Apa yang terjadi eoh? Kau terlihat begitu ketakutan—" ucap Taehyung tanpa melepaskan pelukannya itu, membuat Jungkook semakin mengeratkan pelukannya.
"Mereka hampir menemukanmu, hyung—Aku tak ingin kehilangmu—" ucap Jungkook yang kemudian terisak hingga Taehyung semakin merengkuh tubuh itu, mencoba menenangkan Jungkook dengan tubuhnya yang begitu gemetar.
"Kau tidak akan kehilanganku—tenanglah—" ucap Taehyung.
.
.
Lagi- lagi pemuda itu tertidur setelah cukup membuat Taehyung berkeringat karena merasa khawatir. Ia menggendong tubuh itu dan menidurkannya pada kasur hangat dan juga nyaman.
Taehyung mengusap surai itu dengan tatapan yang begitu hangat, lalu kembali melangkahkan kakinya dan menutupi pintu kamar itu begitu rapat. Ia bersandar pada pintu itu dengan tatapan kosong hingga ia menjatuhkan tubuhnya pada lantai.
Mengingat bayangannya yang muncul 2 hari lalu—dimana Kim Taehyung dan juga Jeon Jungkook bermandikan darah didepan toko roti Min hingga dirinya melarang Jungkook untuk pergi kemanapun.
Taehyung mengacak surainya ketika waktu yang berubah dan terjadi tanpa adanya pemberitahuan pada bayangan itu. Seolah bayangan itu kembali mempermainkan hidupnya akan waktu yang tidak terduga.
"Sial—" gumam Taehyung.
.
.
Taehyung memejamkan matanya didekat perapian yang kini menyala dengan aroma kayu yang begitu khas. Ia terdiam dalam keheningan dan juga gelap hingga ia kembali menghela nafasnya yang begitu panjang, ketika bayangan itu tak ada yang berubah.
Bayangan dimana dirinya terjatuh diruangan yang begitu bercahaya dan hangat, jatuh bersamaan dengan darahnya yang membasahi lantai. Ia membuka mata itu dengan tatapan yang begitu kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Horizon In Tromso [TAEKOOK]
Romance[SELESAI] [ TAEKOOK X MINYOON ] "Ketika horizon itu kelabu tanpa cahaya, ketika kristal itu terus membasahi jalanan dan toko roti persimpangan dengan aroma manisnya, dan juga ketika angin musim dingin itu berhembus layaknya deru peringatan begitu di...