01. Selamat Tinggal 🦋

373 29 0
                                    

Ready
.
.
.
.
.
.
.
.
.

3
.
.
.
.
.
.
.
.
.

2
.
.
.
.
.
.
.
.
.

1
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tidak seperti biasa, ruangan rumah Jinhyuk sudah ditata sedemikian rupa dengan rapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak seperti biasa, ruangan rumah Jinhyuk sudah ditata sedemikian rupa dengan rapi.

Karpet yang tersimpan didalam gudang keluar dari tempat yang lembab tersebut.

Sengaja digelar agar tamu yang datang bisa duduk dengan nyaman.

Tetangga, kerabat dan teman-temannya sudah banyak yang berdatangan.

Wooseok sibuk mempersilahkan para tamu tersebut untuk masuk kedalam.

Jinhyuk sibuk menyapa para tamu yang telah meluangkan waktunya untuk mendoakan.

"Pak Jinhyuk maaf sebelumnya. Bisa diceritakan bagaimana kondisi istri sebelumnya?."

Hatinya mencoba tetap tegar menceritakan kronologi meninggalnya sang istri.

"Sebenarnya keadaan istriku sudah mulai pulih. Bahkan saat itu aku melihat nafsu makannya tinggi."

"Pikirku dia sudah jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Sehingga, aku memutuskan pulang ke rumah jam sembilan malam karena Jinwoo sedang dirumah sendirian."

"Jadi aku minta dia, adik dari istriku untuk menggantikan aku." sambil menunjuk Wooseok.

"Pada pukul jam tiga pagi, kondisinya tiba-tiba kritis."

"Tekanan darahnya langsung menurun, dan tanda alat vital pun menunjukkan hal yang cukup mengkhawatirkan ."

"Wooseok yang menemaninya semalam memberitahu perawat yang bertugas disana untuk memanggil dokter yang sedang berjaga."

"Tak lama, dokter datang dan memeriksa keadaan istriku bahkan sempat memberikan penanganan darurat."

"Namun alat telah menunjukkan garis lurus dilayarnya."

"Akhirnya, dokter mengumumkan jam dan tanggal kematiannya." mata Jinhyuk sudah mulai berkaca-kaca.

"Saat itu juga aku ditelpon Wooseok dan aku serasa tidak percaya akan hal ini."

"Apakah ini benar nyata adanya pikirku."

"Aku menyesal karena tidak bisa disisinya saat ia menutup mata untuk selamanya." air matanya sudah tidak bisa ia bendung lagi.

"Yang sabar ya pak Jinhyuk, istri bapak orang yang baik, Tuhan pasti akan memberikan tempat terbaik untuk beliau."

"Terima kasih, teman-teman sekalian. Saya mewakili istri saya meminta maaf jika istri saya pernah berbuat salah. Terima kasih sudah datang dan mendoakan." Jinhyuk mencoba menguatkan dirinya sendiri.

We Love You, DADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang