Jam belajar di sekolah sudah usai. Dohyon pulang dengan raut wajah yang ditekuk.Dia masih kesal dengan insiden kertas yang tertulis penghinaan untuknya tersebut.
"Awas ya kalo nanti sampe ketemu bang Hangyul, aku hiiiiiiihhhh." kedua tangannya meremat sesuatu yang tak kasat mata.
Melihat Dohyon yang dendam, Dongpyo yang sedang berjalan bersamanya menantangnya.
"Emang berani lawan dia?."
"Bang Hangyul gede loh badannya."
Dohyon sedikit mendongak kan kepalanya, "Berani dong, aku kan lebih tinggi dari dia."
"Kamu lebih tinggi dari dia tapi kamu sangat penakut." ledek Dongpyo.
"Aku tuh berani ya." jawab Dohyon tak terima.
"Berani apaan, inget saat kegiatan perkemahan?."
"Inget pas kegiatan jelajah malam? Kau teriak-teriak tidak jelas." perjelas Dongpyo.
Dohyon membalas, "Itu karena mataku ditutup. Aku tidak bisa melihat apa-apa."
"Padahal kita cuma muter-muter di tempat yang sama." Dongpyo membalas.
Dohyon sangat malu saat mengingat kejadian tersebut.
Mereka harus berpisah disini karena jalur rumah mereka berbeda.
"Aku duluan ya. Jangan lupa nanti ke rumah." Dohyon melambaikan tangannya ke Dongpyo.
"Iya, Hati-hati di jalan."
Dohyon sudah sampai rumah. Ia membersihkan diri, beristirahat sejenak dan makan siang.
Setelahnya dia pergi ke agen buah yang jaraknya dua rumah dari rumahnya.
Saat kembali ke rumah, ia berpapasan dengan Hangyul.
Hangyul sendiri juga kebetulan baru pulang dari kampus.
Dohyon masih kesal dengan kejadian tadi pagi.
"Dot... dodot......" sapa Hangyul.
Dohyon masih tidak bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Love You, DAD
Fanfiction"Suara sirine ambulance itu membuatku tersadar bahwa semua yang kau inginkan tidak bisa kau dapat." - Lee Jinhyuk "Sudah lima tahun lamanya aku hidup berdua dengan anak semata wayangku saja." - Han Seungwoo "Mereka berdua sudah seperti anakku sendir...