SATU

637 55 1
                                    

" Apa ma? Ngga ma Yena gamau! Yena gakenal sama dia, ngapain dia tinggal disini sama Yena? Kalo dia ngapa-ngapain Yena gimana ma? "

" Yenaa dia itu anak temen mama, dia gaakan ngapa-ngapain kamu ko, lagian dia lebih muda dari kamu jadi gamungkin ngapa-ngapain "

" Maaa aku gamau, lagian dia kan bisa ngekost aja kali ma, emang dia anak kecil apa pake numpang segala? "

" De dengerin mama ya, kamu tau tante Rubi? Dia anak tante Rubi loh, masa kamu gamau nge-izinin dia tinggal sama kamu? Di kepilih buat ikut pertukaran pelajar dari Korea ke Indo loh, masa kamu tega? Lagian dia bentar lagi nyampe rumah kamu ko, jaga dia baik-baik ya de mama percaya sama kamu "

" Tapi ma.. "

Tut

Sambungan telpon terputus gitu aja, membuat seorang remaja bernama 'Anindira Yena Xavera' merasa kesal kepada ibunya sendiri.

Bagaimana tidak? Seorang remaja perempuan berumur 18 tahun dititipi seorang anak laki-laki secara tiba-tiba yang sekarang udah ada di perjalanan.

Alasan kenapa Yena dititipi anak tersebut karena ia adalah anak dari tante Rubi, seorang wanita seumuran sama ibunya yang dianggap seperti ibu keduanya.

Tante Rubi adalah seseorang yang baik, kalau beliau pergi keluar negeri, pasti ngga lupa bawain buah tangan buat Yena.

Dan Yena sendiri sudah dianggap sebagai anak kandung dari tante Rubi, beliau sangat menyayangi Yena.

Tapi selama ini, beliau ngga pernah cerita tentang anak laki-lakinya, yang Yena tahu, anak tante Rubi cuma Mina.

Karena Mina itu teman Yena sedari kecil, dan sekarang Mina ikut sama mama papanya keluar negeri.

Yena frustasi kalau terus mikirin itu. Akhirnya Yena memutuskan buat membereskan rumahnya yang terlihat seperti sebuah kapal pecah.

Yena tinggal di sebuah perumahan, dan rumahnya cukup luas, ada dua kamar dan sisanya berupa ruangan seperti ruang makan, ruang depan dan garasi.

Dulu Yena tinggal di rumah ini sama kakaknya, tapi karena kakaknya kuliah di luar negeri, akhirnya sekarang Yena sendirian.

Mama dan papa Yena ngga tinggal sama anak-anaknya, mereka tinggal di sebuah apartemen. Alasan kenapa orang tua Yena lebih memilih ngga tinggal sama anaknya karena mereka mau anak-anaknya tumbuh mandiri.

Mereka bukan semata-mata melepas pengawasan terhadap anak-anaknya, Yena dan kakaknya mulai pisah rumah saat kakak Yena udah menginjak perkuliahan, dan Yena menginjak kelas X SMA dan mereka berpikir bahwa anak-anaknya harus sudah belajar mandiri.

Ditambah sama keadaan orang tua Yena yang selalu bepergian ke luar negeri untuk masalah bisnis, semakin menguatkan mereka untuk mendidik anak-anaknya menjadi mandiri.

Kedatangan anak tante Rubi memang sedikit membuat Yena merasa keberatan, tapi apa boleh buat, dia udah aada diperjalan dan akan datang dalam beberapa jam lagi.

Rumah Yena udah sangat terlihat seperti kapal pecah. Benar- benar berantakan.

Yena melangkahkan kakinya untuk memulai eksekusi, " Selama ini gue tinggal di rumah apa gudang sih? " gerutu Yena sembari membereskan barang-barang yang berantakan.

Yena mulai membuang sampah yang ada, menyapu rumahnya, mengepel dan memastikan nya benar-benar bersih.

Butuh waktu selama 4 jam untuk Yena merapikan rumahnya itu sampai benar-benar bersih.

Yena menoleh kearah jam dinding. Dan sekarang udah menunjukkan pukul 8 malam.

Yena mulai melangkahkan kakinya ke ruang depan, " anak tante Rubi jadi dateng ngga sih? Jam segini belum nyampe " ucap Yena yang dilanjutkan dengan merebahkan dirinya di sofa karena rasa lelah yang amat sangat.

RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang