Hadrian Alvaro & Matthew Cirrillo

159 33 17
                                    

"Hadrian!! Dimana lo ha?!"

Pekikan melengking itu menggema dikoridor kelas 11. Seorang gadis berambut panjang lurus itu sedang gusar dengan wajah memerah padam.

Sedangkan dibalik pot bunga besar, seorang cowok berambut acak-acakan sedang bersembunyi. Cowok itu sudah menduga sebelumnya kalau gadis itu akan mencari-carinya setelah apa yang dilakukannya tadi di kantin.
Cowok itu sempat mengerjai gadis itu dengan memasukkan beberapa potong cabe rawit kedalam bakso dan mencampur kecap ke es teh gadis itu.

Keterlaluan memang.

Tapi cowok itu tak merasa bersalah sekalipun, bahkan dia sedang terkekeh kecil sibuk membayangkan bagaimana merahnya wajah cantik itu. Pasti lucu sekali.

"Hahaha..siapa suruh ngegosip tu rasain mulut lo biar panas. Yee lagian..-AWW! SAKIT ASTAGA!" keluh cowok itu sambil mengusap-usap telinganya yang dijewer seenaknya oleh seorang gadis yang berdiri disampingnya.

"CARLA...NIH SI HADRIAN LAGI SEMBUNYI DI BELAKANG POT BUGENVIL!!" teriak seorang gadis yang berdiri disamping Hadrian. Refleks Hadrian mengumpat tanpa suara.

Mendengar itu, Carla mendekat kearah sahabatnya. "Mana? Mana si sedotan indomilk? Mau gue bantai dia.."

"Tuh lagi sembunyi..Woi keluar dari persembunyian woi! Udah ketaua-LA DIA NGGAK ADA!!" Tania, sahabat Carla jadi histeris kaget karena mangsanya sudah kabur lagi.

Carla tak menyerah, gadis itu tetap berusaha mencari Hadrian. Walau apapun rintangan yang menghalanginya, meski dia harus berkeliling dunia dan menyeberangi samudra sekalipun. Yang penting dia bisa membalaskan dendamnya pada mahluk Tuhan satu itu.

Sedangkan didekat ruang kesiswaan Hadrian sedang berjalan mengedap-endap tapi kemudian tak jadi karena seorang guru mencurigainya. "Kamu kenapa nak Rian? Kok sampai ngendap-endap gitu?"

"Eh, ndak Pak. Saya bukannya mau macem-macem. Ini saya lagi latian jadi angkatan darat, ehe" sang guru mengernyit, heran dengan sikap aneh anak didiknya. Meski Hadrian itu pintar dan rangking satu paralel angkatan kelas sepuluh dulu, tingkah lakunya juga tetap sama dengan yang lain. Gak ada bedanya. Sama-sama aneh.
"Mungkin saya mau tidur dulu deh, pusing mikirin kalian.." gumam pak guru itu pelan namun bisa didengar oleh Hadrian.

"Apa pak? Bapak bilang apa?"

Namun pak guru itu hanya berlalu. Meninggalkan Hadrian yang bengong ditempat. Tapi kemudian tersadar, "Lah bodoamat njir kok gue pikirin"

Lalu cowok itu melanjutkan perjalanannya menuju keruang kelas karena istirahat kedua akan segera berakhir. Tapi saat dia sampai didepan kelasnya sendiri, Hadrian terkejut.
Carla si cewek yang dia kerjain tadi disana sambil megang sapu ijuk dengan sahabatnya Tania.

Tapi yang lebih membuat Hadrian terkejut adalah seorang cowok asing berwajah bule berdiri didepan kelasnya ditemani Bu Jasmine. Dengan dikelilingi banyak siswi dari kelas lain. Tak lupa juga para adek kelas yang sampai mengintip dibalik punggung kakak kelasnya yang tinggi-tinggi. Hanya karena ingin melihat wajah ganteng murid baru itu.

Hadrian menggeleng melihat kelakuan teman-teman ceweknya. Dasar! Kalo disuguhi cowok ganteng aja jadi jinak seketika. Contohnya si Carla yang Hadrian duga pasti kekelasnya buat cari dia. Kalo nggak ada murid baru itu, Carla pasti udah ngebukin dia pakai sapu ijuk. Tapi sekarang kan udah nggak bisa karena dia harus jaga imejnya didepan murid baru itu. Sok baik! Caper! Dasar cewek.

Tapi kayaknya Hadrian harus berterimakasih juga sama murid baru itu karena sudah menyelamatkan nyawanya. Moga aja bule itu jadi keberuntungan buat Hadrian.

_________

Hadrian berjalan santai menuju kediamannya. Hari ini dia pulang agak sore karena ada latihan futsal untuk lomba pekan depan nanti.
Hadrian memang pemain inti team futsal sekolah. Meski dia terkenal tengil dan iseng, Hadrian juga jago futsal. Terbukti sekarang dia punya peran penting dalam tim. Karena kaptennya masih Edo si senior kelas 12, dia diangkat jadi wakilnya dulu.

r i v a l  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang