Bab 35•Sebuah bantuan.

758 40 2
                                    

Bimo melajukan mobilnya menuju apartemennya. Dia sudah menemukan Kana. Ketika mengetahui keadaan gadis itu, tanpa aba-aba Bimo langsung memeluknya dan membuka ikatan tali yang berada ditubuh gadis itu.

Untuk sekarang, Bimo membiarkan Kana tinggal di apartemennya sementara. Cowok itu tidak mau Kana kenapa-napa. Bimo juga menanyakan kepada Kana siapa yang membully nya. Tetapi Kana tidak menjawab, justru ia mengalihkan pembicaraan. Bimo tau gadis itu menyembunyikan identitas pembullynya atas dasar pengancaman. Tetapi Bimo tak mau kalah. Cowok itu menelpon temannya untuk menyelidiki kasus pembullyan ini.

Setelah sampai di apartemennya, Bimo menyuruh Kana untuk berganti pakaian.

"Gue ada kaos yang udah kecil, sama celana basket yang kayaknya muat deh di lo. Lo bisa pake kalau lo mau," kata Bimo menawarkan pakaiannya.

Kana mengangguk,"boleh, makasih Bim."

"Sama-sama sayang," balas Bimo sambil terkekeh dengan ucapannya sendiri.

Bimo mengambil pakaiannya yang tadi ia tawarkan kepada Kana. Setelah mengambilnya, cowok itu memberikannya pada Kana.

Kana berganti pakaian di kamar mandi yang Bimo tunjukkan. Menunggu Kana berganti pakaian, Bimo ke dapur membuatkan masakan untuk gadis itu.

Setelah berganti pakaian, Kana keluar dari kamar mandi, lalu berniat mengucapkan terimakasih lagi kepada Bimo.

Tetapi aroma masakan membuat dia tertegun sebentar. Dia mencari dari mana asalnya aroma tersebut. Mata nya membulat dan senyuman terbit di bibirnya ketika melihat Bimo sedang asik memasak.

Cowok itu tampak lihai memasak, tetapi mata Kana terbelalak ketika jari Bimo terpotong pisau. Dengan cepat, gadis itu mendekat ke arah Bimo, lalu melihat tangan Bimo dan langsung membawa Bimo ke sofa di dekat sana. Tak lupa, sebelum itu, dia mematikan kompor.

"Hati-hati kalau masak tuh!" omel Kana pada Bimo. Bimo menatap wajah Kana lekat-lekat. Tanpa sadar, senyuman terbit di bibirnya. Kana membalas tatapan Bimo. Mereka berdua saling tatap mata cukup lama, hingga sebuah bel menyadarkan keduanya.

"Biar aku aja," kata Kana lalu membukakan pintu apartemen Bimo dan melihat siapa yang bertamu.

Seorang wanita paruh baya namun masih terlihat cantik memandang heran Kana. Kana pun sama, tetapi detik berikutnya dia tersenyum kikuk.

"Kamu siapa ya?" tanya wanita paruh baya itu.

"Saya Kana, teman Bimo tante, ayo masuk dulu." Wanita paruh baya itu masuk ke dalam apartemen Bimo dengan Kana yang mengikutinya dari belakang.

"Bimo nya dimana?" tanya wanita paruh baya itu.

"Sebentar saya panggilkan ya tante," balas Kana lalu pergi untuk memanggil Bimo. Setelah diberi tahu Kana kalau ada seorang wanita paruh baya ke rumahnya, Bimo berniat untuk menemui wanita itu.

"MAMA," teriak Bimo. Wanita paruh baya itu menoleh sambil tersenyum ke arah Bimo.

"Sini nak!" suruh wanita itu. Ya, wanita itu adalah Risa. Bimo menurut, lalu duduk di sofa yang berhadapan dengan Risa.

Kana yang hendak ingin melanjutkan masakan Bimo, harus menghentikan langkahnya ketika Bimo memanggilnya.

"Kana," panggil Bimo. Kana menoleh ke arah Bimo dan juga Risa dengan senyuman gugup.

"Sini!" suruh Bimo. Kana menurut. Gadis itu mendekat ke arah Bimo lalu duduk di sofa samping Bimo.

"Dia Kana Mah, teman aku. Cantik kan?" ucap Bimo memperkenalkan Kana pada Risa.

"Aku Kana tante," kata Kana sambil tersenyum memperkenalkan dirinya.

"Saya Risa, ibunya Bimo," balas Risa sambil tersenyum ke arah Kana.

"Kok Kana bisa disini?" tanya Risa pada Bimo dan juga Kana. Pasalnya, wanita itu sekarang bingung mengapa Kana bisa ada disini. Terlebih lagi, baju yang Kana gunakan adalah milik Bimo. Buang jauh-jauh pikiran negatif nya, kata Risa dalam hati.

"Ceritanya panjang Mah," jawab Bimo sambil menoleh sekilas ke arah Kana.

Kana mengangguk,"iya tante."

"Oh gitu ya, yasudah gak papa." Mata Risa terbelalak saat lihat jari Bimo terluka.

"Jari mu kenapa nak?" tanya Risa pada Bimo.

"Kena pisau, lagi iris cabe," jawab Bimo jujur.

Risa mendesah pelan. Pasalnya, ia merasa pusing ketika melihat darah yang ada di jari Bimo tersebut. Bimo yang menyadari perubahan warna kulit Mamahnya pun, membawa mamahnya untuk istirahat di kamarnya.

Risa menurutinya, lalu tidur sebentar di tempat tidur anaknya.

Bimo menutup pintu kamar apartemennya, membiarkan Risa tertidur di kamarnya.
Dia berjalan ke arah Kana, lalu duduk di samping gadis itu.

Bimo menyodorkan tangannya yang luka kepada Kana. Kana menatap Bimo dengan bingung.

"Obatin, kan tadi ketunda," kata Bimo seolah-olah mengerti dengan tatapan Kana.

Kana mengangguk lalu mengambil P3K di laci yang tak jauh dari sana. Dia meneteskan obat merah ke jari Bimo, lalu membalutnya dengan kapas dan kasa.

Bimo mengamati wajah Kana yang serius mengobati jarinya. Tanpa sadar, senyuman terbit di bibirnya.

"Lo pacar orang sih, coba kalau bukan, gue udah macarin lo," ucap Bimo tanpa sadar. Kana menoleh ke arah Bimo. Bimo yang menyadari itu, langsung tergugup dan salah tingkah atas ucapannya yang tidak sengaja itu.

Kana tertawa melihat Bimo yang salah tingkah. Bimo menoleh ke arah gadis yang sekarang sedang tertawa itu. Lalu menatap gadis itu kesal.

"Ngeselin ya, liat nih hukumannya!!" Bimo menggelitik pinggang Kana yang membuat gadis itu menggelinjang tak karuan. Kana berkali kali menepis, bahkan menendang Bimo yang menggelitik pinggannya itu. Tetapi Bimo tak menyerah, dia terus-terusan menggelitik pinggang gadis itu tanpa henti.

Hingga sebuah panggilan yang membuat Bimo baru menghentikan kegiatannya itu. Panggilan tersebut berasal dari Risa. Wanita itu sekarang sedang menatap Bimo dan Kana penuh heran.

"Lho, Mah, udah bangun?" tanya Bimo pada Risa.

"Kamarmu banyak nyamuk," balas Risa sambil berjalan mendekati Bimo dan Kana.
Bimo menggeser duduknya, memberi celah agar Risa bisa duduk di sampingnya.

"Kamu udah buat masakan?" tanya Risa yang sekarang sedang menyalakan televisi di hadapannya. Bimo menoleh ke arah Mamah nya itu.

"Belum Mah, ini jari aku baru diobatin sama Kana," jawab Bimo.

"Oh yaudah kalau gitu Mamah aja yang masak bareng Kana, iya kan sayang?" tanya Risa meminta persetujuan dari Kana.

"Iya tante," balas Kana. Risa bangun dari duduknya, lalu pergi ke dapur dan diikuti Kana di belakangnya. Bimo yang melihat Kana dan Mamahnya itu sedang asik memasak, tanpa sadar senyuman lebar terbit di bibirnya.

"Sabar, sabar, itu pacar orang," gumam Bimo pelan, sambil tetap memerhatikan kedua wanita itu dari jauh.

🍥🍥🍥

Aduh mas Bimo, gebet aku aja deh:(
Nghahahaha')

Jangan lupa vote dan comment nya aku tunggu lho ya! ❣️




La-Luna (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang