Ketika hati terbagi

1.4K 46 1
                                    

*Setelah Hiatus sekian lama aku memutuskan untuk merevisi cerita ini lagi...bukan tanpa alasan aku me revisi KC ini, karena di tiap part masih terdapat banyak typo bertebaran... semoga setelah selesai aku bisa kembali melanjutkan KC ini. Krna memang cerita ini hanyalah sebuah karya dari pemula.*

Pernikahan ku telah berjalan 5 tahun dan aku sedang hamil anak ke 3 saat ujian itu datang .

Suamiku jatuh cinta pada wanita lain..
Apa yang akan kalian lakukan jika berada pada posisiku...

Memarahinya, memaki atau mengatakan padanya bahwa dia telah menghianati cinta kalian. Padahal kalian tau betul dia mencintaimu dan menyayangimu.
Sikap dan sifatnya tidak berubah.
Dia tetap menatapmu dengan binar cinta dimatanya.

Lalu apa yang kau lakukan saat kau tau wanita itu juga mencintai suamimu..
Apakah kau akan menuduh dan mengatainya pelakor...padahal engkau tau benar bahwa dia adalah wanita yang selama ini selalu menjaga diri dan paling bisa menjaga hatinya dari pria yang bukan mahromnya.
Atau kamu akan menyalahkan cinta yang tidak bisa setia pada satu wanita...?

Mungkin keputusanku membuat kalian terkejut... saat aku meminta suamiku menikahi wanita yang dicintainya dan juga mencintainya.
Dan meminta wanita itu untuk jadi madu.
Dan proses sebelum semua itu terjadi berkisar hampir 2 tahun.

"Menikah tentu adalah impian hampir semua orang.
Memiliki keluarga harmonis...
Mawadah Warahmah juga dambaan setiap sebuah Keluarga.
Memiliki suami yang setia pada satu wanita juga impian hampir setiap wanita.
Namun jika akhirnya semua tidak sesuai dengan apa yang di inginkan...
Siapa yang perlu disalahkan...?"
Aku terdiam sebentar

"Tentu tidak ada yang mau disalahkan...
Begitu pula dengan mu mas...
Aku yakin kamu juga tidak pernah membayangkan akan bisa terjebak pada perasaan cinta pada dua wanita sekaligus..."

Ku hela nafasku, ku tatap manik mata suamiku...Ku lihat nampak duka dan luka dibalik matanya.
Aku mencoba tersenyum meski perih mengerogoti hatiku, sebelum ku lanjutkan ucapanku

"Tapi semua sudah tertulis bahkan sebelum aku dan kau terlahir didunia ini.
Apakah aku akan menentang ketetapan yang telah Allah tetapkan untukku... dan untuk keluarga kita?"

"Jangan sedih dan terluka Mas... Berbahagialah saat Allah menetapkan dirimu memiliki Dua orang istri, jangan kau tanyakan apakah aku terluka atau tidak...? Tapi peganglah tanganku... peluk aku dengan erat... dan bisikkan kata kata yang mampu membuatku tenang dan tersenyum bahagia... saat kau disini maka kewajibanmu adalah membuatku bahagia... saat kau disana buatlah dia bahagia.. jangan pernah membandingkan kami.. karena selamanya kami adalah orang yang berbeda dan tidak akan pernah bisa sama"

Dan suamiku memenuhi keinginanku.
Dia selalu berusaha membahagiakanku. Begitu pula saat bersamanya aku selalu berharap dia akan berusaha membahagiakannya. Berlaku adil sesuai dengan kadar kemampuannya.
Jangan kalian tanya apakah aku pernah cemburu saat dia bersama istri keduanya.
Tetapi satu yang pasti dia selalu berkata kepada kami kalau dia mencintai kami sama besarnya.
Dan itu bukan hanya omong kosong.
Karena beberapa kali aku memergoki mereka saat bersama. Tidak ada yang dia istimewakan.
Itulah kadar keadilan yang dia punya.

Jangan kalian menyangka diantara kami tidak pernah ada konflik..
Jelas ada. Namun Alhamdulillah kami bisa mengatasinya.
Keluarga kami berjalan hingga sekitar 10 tahun.
Aku memiliki.. 6 orang anak. Dan maduku memiliki 7 orang anak. Dua diantaranya kembar.

Kini ku tatap gundukan tanah merah...
Air mataku mengalir deras. Hatiku hancur berkeping keping...
Menjadi serpihan serpihan tak bermakna.
Tubuhku luruh ke bawah. Jika tidak ditangkap anak sulungku mungkin aku sudah terduduk ditanah.
Tubuhku bergetar hebat.
Jiwaku seolah olah ikut dibawanya pergi..

kumpulan Cerpen (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang