DUA

392 43 0
                                    

" Lo jam segini udah mandi? Ck " tanya Yena sembari menonton film kesukaannya di tv.

Posisi Yena saat ini .emang menghadap ke tv, tapi Yena bisa melihat dia di dapur. Posisi ruangan itu sendiri memang sebelahan sama dapur.

" Iya kak, kenapa? " Anak tante Rubi berhenti menggosok rambutnya dan malah fokus ke Yena.

Yena menoleh lagi ke arah anak itu, " dingin anjir " ucap Yena sembari fokus lagi ke film yang ia tonton.

Anak tersebut melamun beberapa detik, " Tapi aku biasanya mandi jam segini kak " katanya pada Yena.

" Yaudah sih, ngomong doang gua mah " cibir Yena yang fokus sama tontonannya sambil memakan bubur.

Laki-laki itu melangkah ke arah meja makan, " Kak ini buat aku? " tanya nya sembari mengacungkan sebuah kantong berisi sebuah cup makanan.

" Buat kucing gue, tapi kucing gue gasuka bubur buat lo aja " ujar Yena yang masih fokus sama bubur, tv dan piyama yang ia pakai tidur.

Untung aja Yena kalo tidur ngga ileran. Jadi ngga malu kalo masih pake piyama, lagian semalem sebelum tidur juga mandi dulu dia. Jadi sekarang masih wangi.

Anak laki-laki tersebut menggaruk kepalanya canggung, " Oh kakak melihara kucing? Kalo buburnya buat aku kucing nya makan apa dong kak? Emm aku ganti deh ya sama makanan kucing. Nanti siang aku mau ke super market. Gapapa kak? " tawarnya polos.

'Dia polos apa bego sih? Yakali gue beli bubur buat kucing' batin Yena.

Yena ngangkat satu alisnya heran mikirin itu.

" Gausah, gue gapunya kucing. Lo makan aja gausah ganti " titah Yena dengan nada datar.

" Tapi kak- " anak itu sedikit merasa tidak enak sama Yena

" Gue kapan fokus nontonnya kalo gini bambang " tegur Yena kesal akan kepolosan anak itu

" Kak nama aku Junho bukan bambang " ucapnya lembut.

" Bodoamat. Sana makan gausah ganggu gue " ketus Yena yang masih fokus sama film nya.

15 menit mereka gaada suara, cuma suara tv aja yang lagi Yena tonton.

Junho membereskan alat makannya, " Kak ini dibuang aja kan kak? " tanya nya sembari mengangkat sterofoam bekas bubur ayam nya.

Yena melirik malas, " Lo telen aja biar kenyang " ucapnya datar sembari tetap fokus pada film nya.

Junho menghampiri Yena, " Tapi kak, ini kan bukan makanan. Gabisa dimakan "kata Junho sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

" Itu lu tau bam-... Eh siapa nama lu? " Yena menoleh ke Junho yang masih berpikir.

" Junho kak " ucap nya.

" Itu lu tau Junho. Buang lah. Udah tau sampah mau dimakan " Muka Yena sudah kesal dengan entah kepolosan atau kebegoan Junho.

" Kan tadi kakak yang nyuruh di ma- "

Yena berdiri dan menghampiri Junho, " Lu kalo ngga mau buang sampah bilang aja gausah so bego gitu lo " Yena mengambil sampah makanan Junho lalu dibuangnya sekalian sampah makanan bekas Yena.

" Em? Aku ngga maksud gitu kak, maaf ya kak " Mata Junho terlihat tulus minta maaf.

" Serah lo " ketus Yena, lalu naik ke kamarnya untuk mandi. Selain agar wangi, supaya otak Yena dingin juga. Panas soalnya menghadapi Kelemotan Junho.

Junho itu 3 tahun lebih muda dari Yena. Kalau sekarang Yena ada di kelas 12 berarti dia baru kelas 3 smp.

'Pantes polos, masih anak kecil toh' pikir Yena setelah baca chat dari mama kemarin. Jadi mama Yena memang memberi tahu seperti itu agar meyakinkan Yena buat nerima Junho tinggal disana.

RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang